Oleh Maimunah 

Mahasiswa Prodi PGMI INISNU Temanggung

Dalam kehidupan bermasyarakat manusia tidak boleh bersikap semaunya sendiri. Ada aturan atau tata krama yang harus diperhatikan dalam memulai suatu tindakan. Dalam Islam telah diajarkan bagaimana cara bersikap terhadap sesuatu. Bahkan dari sejak dini kita diberikan contoh teladan yang sempurna yaitu Baginda nabi Muhammad Saw. yang mempunyai akhlak luar biasa. 

Dalam buku Adab dan Do’a Sehari-Hari untuk Muslim Sejati oleh Thoriq Aziz Jayana dijelaskan bahwa kedudukan adab lebih tinggi dari pada ilmu. Imam Malik pernah berkata kepada muridnya, “Pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu”. Begitu pula yang diperintahkan oleh ulama-ulama NU.

Dengan melihat anak-anak di Zaman Now yang dikenal dengan Era Revolusi Industri 4.0 ini, yang katanya serba digital malah mengakibatkan tergesernya nilai-nilai moral anak bangsa. Mengapa demikian?

Ada beberapa penyebab yang mendasar. Pertama, kemajuan teknologi dalam bidang pendidikan yang mempengaruhi system dunia pendidikan baik sehingga pendidik dan peserta didik mau tidak mau harus mengikuti tatanan yang telah diterapkan oleh Kementrian di masa saat ini. Pada Era Revolusi Industri 4.0 yang merupakan era di mana kemajuan dari perkembangan teknologi sangat mendominasi elemen pasar dan kebutuhan manusia. meskipun demikian kemajuan ini juga dapat mempengaruhi pergeseran moral-moral anak bangsa. Anak-anak sering kebablasan dalam pemanfaatan teknologi ini, suka menyendiri daripada bergaul dengan teman sebayanya dan jarang ditemukan anak-anak mengobrol ataupun bercanda mereka lebih sering berdiam diri dan bercengkrama dengan gudged mereka sendiri.

Kedua, Kurangnya ketegasan dan perhatian orang tua. Dalam mendidik anak orang tua harus memiliki prinsip dan sikap yang tegas. Sikap tegas di sini bukan berarti dalam artian keras, tetapi sebagai orang tua kita harus telaten serta memahami sikap anak, ibarat kita sedang bermain layang-layang yaitu ada kalanya kita lepas ada kalanya kita pegang erat. Pendidikan dalam keluarga ini yang akan membentuk kepribadian anak di masa depan. Apabila anak  memperoleh perhatian dan kasih sayang yang baik dari orang tua maka anak ini akan bersikap baik dan mudah diatur karena anak mempunyai sosok figur orang tua yang penuh dengan segala kasih sayang dalam mendidik anaknya.

Ketiga, Kurangnya kompetensi guru di lingkungan sekolah. Dalam bahasa Indonesia guru merujuk dalam artian pendidik profesional dengan tugas, mengajar, mendidik, mengarahkan, membimbing, menilai, melatih dan mengeluasi peserta didik. Pengertian secara umum dapat didwfinisakan sebagai pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam sertifikasi dan kualifikasi secara formal. 

Di Indonesia sendiri tidak jarang ditemukan seorang guru yang mempunyai moral yang kurang baik sehingga menjadikan contoh yang kurang baik pula bagi anak didiknya. Dengan fenomena seperti ini di sekolah sangat penting diajarkan pendidikan adab bagi anak didiknya. Jika anak bangsa mempunyai adab yang baik maka bangsa Indonesia juga menjadi bangsa yang beradab. 

Bagikan :

Tambahkan Komentar