Oleh Lia Pusparini
Mahasiswa INISNU Temanggung
Setiap manusia memiliki pandangannya masing-masing. Seperti halnya dalam sebuah keluarga yang akan menjadi cerminan perkembangan anaknya. Karena keluargalah yang menjadi rumah, madrasah dan lingkungan pertama bagi anak. Sehingga tidak heran jika orang tua akan menjadi guru pertama untuk anak sebagai dasar panutan anak.
Namun, nyatanya seringkali masih banyak orang tua yang belum sadar akan pentingya menjaga sikap didepan anak. Seperti halnya, waktu pagi hari saya mendengar sepasang suami istri yang sedang bertengkar dan dengan nada yang cukup tinggi sehingga membuat anaknya ketakutan dan anak itu menangis, namun, orang tuanya tetap saja tidak mengublisnya. Akankah itu sebuah contoh yang baik? Apakah hal tersebut tidak akan berpengaruh terhadap perkembangan anak?
Dalam kehidupan pastinya tidak akan terlepas dari konflik dan tidak sependapat, karena sejatinya setiap manusia memiliki pemikiran dan pandangannya masing-masing. Namun, dalam hubungan dalam sebuah keluarga haruslah ada yang menjadi penengah atau yang mengalah. Dan ada kalanya juga diam akan menjadi lebih efektif jika keadaan tidak memungkinkan.
Orang tua harus memahami bahwa setiap ucapan dan tindakannya akan berpengaruh terhadap anaknya. Sehingga sudah selayaknya orang tua harus lebih bijak dalam mengontrol emosi, terutama didepan anaknya. Ajarilah anak kepribadian yang baik, sikap dan norma yang baik, serta ajarkanlah anak dalam bermasyarakat, karena anak akan berber dan terjun dalam lingkungan masyarakat.
Saat orang tua bertengkar didepan anaknya, maka tak jarang anaknya akan menangis karena ketakutan. Namun, tahukan anda bahwa hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Mulai dari Kesehatan, karakter, performa akademik serta kehidupan sosial yanga akan berpengaruh terhadap hubungan dalam pertemanannya bahkan hingga berpengaruh terhadap percintaan anak dimasa depannya. Meskipun disaat orang tuanya telah kembeli harmonis, namun ingatan tersebut masih akan ada pada diri anak. Oleh sebab itu, harus perlu diwaspadai oleh orang tua terkait hal tersebut.
Hal demikianlah yang sangat berdampak dan bahkan akan terjadi kepada anak dalam waktu berkepanjangan, Pertama, anak akan berperilaku agresif. Dalam hal ini, anak akan bersikap lebih agresif dalam perilakunya, terutama saat dihadapkan dalam sebuah masalah, sehingga anak tersebut akan menyelesaikan masalah tersebut dengan cara bertengkar, karena meniru apa yang telah dilakukan oleh orang tuanya dalam menyelesaikan masalah.
Kedua, anak akan terganggu secara emosional. Mereka para anak yang sering menyaksikan pertengkaran orang tuanya, terlebih lagi yang melibatkan antara pertengkaran fisik atau KDRT, sehingga akan memicu tekanan emosional pada anak dan dapat memunculkan sikap kecemasan dan gangguan depresi pada anak.
Ketiga, hubungan orang tua dengan anak menjadi buruk. Tidak menutup kemungkinan bahwa dalam hal ini anak akan menjadi pelampiasan orang tuanya disaat bertengkar. Atau bahkan orang tuanya akan sibuk dengan masalah pribadinya sehingga anak terabaikan.
Keempat, proses belajar anak akan terganggu, Pertengkaran orang tua dapat memicu lingkungan yang akan menjadikan anak tertekan, ketakutan dan ketidakpastian. Sehingga anak akan terganggu dan sulit untuk berkonsentrasi dalam belajar. Bahkan tak jarang juga dalam hal tersebut anak akan lebih mencari perhatian kepada guru atau temannnya dengan cara melakukan Tindakan-tindakan yang tidak baik.
Kelima, mengganggu kesehatan anak. Dipicu karena pertengkaran orang tua maka anak akan mengalami depresi, sehingga anak kemungkinan besar akan mencari suatu hal yang akan membuatnya merasa nyaman, namun juga tak jarang anak yang mencari zona nyamannya dengan hal yang kurang baik seperti merokok, atau mengkonsumsi obat-obatan lainnya yang terlarng. Sehingga akan berdampak pada gangguan Kesehatan anak.
Keenam, sikap percaya diri anak akan berkurang. Seorang anak yang melihat pertengkaran antara orang tua pastilah akan merasa malu dan dapat memunculkan rasa tidak percaya diri pada anak.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa hal buruk yang berkepanjangan dapat dipicu dengan anak melihat pertengkaran orang tuanya. Namun juga sebagai orang tua yang baik dan peduli terhadap anak maka sebisa mungkin orang tua harus memprioritaskan kesehatan anak daripada untuk mengekspresikan emosi dengan bertengkar.
Selain itu juga hendaklah orang tua lebih mengalah dan memilih menyelesaikan masalah diwaktu lain atau diruangan lainnya. Kemudian berikan pengertian bahwa orang tua bertengkar bukan disebabkan oleh anak, dan berikan pelukan untuk menenangkan emosional dalam diri anak.
Tambahkan Komentar