Oleh Virama Isaroh
Mahasiswa INISNU
Temanggung
Menjadi guru di
Roudlotul Athfal (RA) bukanlah profesi yang ringan, berbeda dengan guru-guru di
jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) ataupun, Sekolah
Menengah Atas (SMA). Yang dihadapi guru RA adalah anak-anak usia empat sampai
enam tahun (4-6 tahun), bahkan banyak yang mengatakan bahwa sebenarnya guru
RA(Roudlotul Athfal) adalah pendidik yang sesungguhnya. Karena guru di
jenjang ini lebih banyak mentransfer ilmu.
Seorang guru RA
(Roudlotul Athfal) harus memiliki bekal kesabaran, keikhlasan, dan keilmuan
yang mumpuni. Mengajar di RA(Roudlotul Athfal) tidaklah mudah selain
harus sabar, guru RA(Roudlotul Athfal) akan di contoh bagi anak didiknya,
guru RA(Roudlotul Athfal) juga harus mampu bekerja sama dengan orang tuanya
untuk menciptkan suasana yang kondusif.
Guru RA(Roudlotul
Athfal) dalam melaksanakan pembelajaran harus semenarik mungkin dan
selalu inovatif mengikuti perkembangan ilmu pendidikan, khususnya di pendidikan
Anak Usia Dini. Anak Usia Dini biasanya belajar dari orang yang lebih dewasa,
mereka belajar dan memahami dunianya dengan meniru tindakan orang lain termasuk
meniru guru maupun meniru orang tuanya. Guru RA(Roudlotul Athfal) dan Orang Tua
harus mempunyai tanggung jawab utama dalam pembentukan kecerdasan intelektual maupun
kecerdasan emosionalnya. Dan juga guru RA(Roudlotul Athfal) harus dapat
menampilkan teladan dan kebiasaan yang positif.
Menjadi guru RA
(Roudlotul Athfal) tidak boleh sembarangan dalam bertindak, harus dapat menjadi
teladan bagi anak didiknya. Guru RA(Roudlotul Athfal) harus mampu
berperan layaknya seorang actor maupun seorang artis yang mampu mendalami dunia
anak. Dan Guru RA(Roudlotul Athfal) harus bisa menjadi pendongeng,
penyanyi atau bahkan pesulap. Menjadi guru RA(Roudlotul Athfal) tidak boleh
setengah-setengah apalagi malu-malu, harus total dalam mengajar, baik dalam
ucapan, sikap dan tingkah laku. Guru RA(Roudlotul Athfal) harus memiliki
kreativitas yang tinggi agar peserta didiknya nyaman dalam melakukan
pembelajaran.
Guru RA tidak hanya mengajarkan
berhitung, membaca maupun menulis, juga Guru RA (Roudlotul Athfal) mengajarkan
pendidikan karakter pada usia dini, karakter usia dini yang sangat sulit di
tata merupakan tantangan terbesar bagi guru RA(Roudlotul Athfal). Guru RA
merupakan profesi guru yang sangat sulit dan harus mengajarkan anak didiknya
dari nol. Serta anak usia dini yang memiliki karakter yang berbeda-beda.
Guru sebagai pendidik
menjadi tokoh panutan bagi para peserta didik dan lingkungan sekitar, oleh
karena itu, guru RA (Roudlotul Athfal) harus memiliki standard kualitas pribadi
tertentu yang mencangkup tanggung jawab, wibawa dan disiplin. Berkenaan dengan
wibawa guru RA (Roudlotul Athfal) harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan
nilai spiritual, emosional, moral, social dalam pribadinya. Guru RA(Roudlotul
Athfal) harus memiliki kelebihan dan pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi
mapun ilmu seni yang sesuai dengan bidang di Pendidikan Anak Usia Dini. Yang
dimaksud dengan kedisipilnan guru haru mematuhi berbagai peraturan dan tata
tertib di sekolah, contohnya guru tidak boleh datang telambat, guru harus
memkai pakaian yang sopan atau rapi.
Seorang Guru RA
(Roudlotul Athfal) tidak hanya berkaitan dengan tugasnya saja sebagai pengajar
ataupu sebagai seorang pendidik saja, namun gruru RA (Roudlotul Athfal) bisa
juga berinteraksi dengan sesame guru, diharapkan dapat saling membantu temannya
yang memerlukan bantuan dalam mengembangkan kemampuan. Bantuan tersebut dapat
secara langsung melalui pertemuan-pertemuan resmi maupu pertemuan tidak resmi.
Dalam bidang hubungan
dengan masyarakat guru RA (Roudlotul Athfal) sebagai salah satu warga sekolah
dituntut untuk berpartisipasi secara aktif dilingkungan sekitar agar bisa
menjalin hubungan yang harmonis antara sekolah maupun pihal luar, Guru RA
(Roudlotul Athfal) sering dilibatkan dalam kegiatan RT/RW.
Guru yang berprofesional
itu guru yang mempunyai komitmen pada saat pembelajaran dimulai, guru bisa
menguasai secara mendalam ubtuk bahan mata pelajaran, guru yang bertanggung
jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi. Setiap
anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model bagi anak.tingkah
laku guru harus memiliki norma-norma yang di anut oleh masyarakat. Bangsa
maupun Negara.
Hari guru yang diperingati
tanggal 25 November setiap tahunnya dapat dijadikan indicator betapa pentingnya
peran guru dlam abad global dan era reformasi saat ini. Itu berarti, komunitas
dunia secara global mengakui kontribusi guru terhadap pembentukan sikap,
perilaku, serta ketercapaian pada peserta didik baik secara individual maupun
secara kelompok.
Tambahkan Komentar