Mahasiswi STAINU Temanggung
Ketika berbicara istilah good looking dan good
attitude sudah tak asing lagi di telinga kita. Apalagi saat ini banyak fenomena
yang mengatasnamakan good looking dan good attitude, terutama yang marak
terjadi di media sosial seperti Twiter, Instagram, Facebook dll. Terlintas
dalam pikiran kita, apa sih yang dinamakan good looking dan good attitude itu?
Menurut Merriam Webster, Good looking adalah “Having
a pleasing or attractive appearance” yang berarti “Mempunyai penampilan
yang menarik”, jadi bisa diartikan sebagai seseorang yang memiliki penampilan
yang baik, seperti ganteng ataupun cantik. Sedangkan good attitude itu sendiri
berasal dari dua kata “good “ artinya baik dan “attitude”artinya
sikap atau kepribadian. Jadi good attitude adalah sikap, perilaku atau
kepribadian akhlak yang baik.
Dalam Islam mengatakan “Manakah yang lebih baik antara
ilmu dengan akhlak” maka jawabannya adalah akhlak, mengapa? karena akhlak/attitude
lebih penting, jika attitude kita baik pasti yang lain akan mengikuti. Karena
attitude menjadi dasar utama dalam membentuk perilaku seseorang. Apabila
dibandingkan dengan good looking tentu yang lebih utama adalah good attitude.
Mengapa good looking lebih diutamakan ?
Di era saat ini, nampaknya kecantikan dan ketampanan
menjadi aspek yang paling penting di kehidupan kita. Bagaimana tidak, sebagian
dari kita mungkin ada yang senantiasa berusaha keras agar terlihat good
looking. Dalam hal ini, kesan yang nampak penampilan luar lebih diutamakan.
Ada anggapan bahwa orang-orang yang mempunyai paras
cantik atau tampan akan lebih mudah untuk dihargai, dicintai, disukai, diberi
kesempatan, atau bahkan ketika para “good looking” yang terlihat menawan
dari luar mendapat keuntungan dibebaskan dari tindak kejahatan yang dilakukan.
Di dunia perempuan misalnya, tak jarang para perempuan rela berjam-jam untuk
mempercantik dirinya dengan menggunakan make-up tebal, atau rela mengeluarkan
uang yang banyak untuk perawatan kecantikan, atau bahkan sengaja mengunduh
aplikasi edit foto agar terlihat cantik dimata orang lain.
Good looking tidak menjamin good attitude
Jika kita telisik lebih dalam, kecantikan maupun
ketampanan sifatnya sementara. “Cantik dan tampan” itu akan hilang. Lantas jika
sudah hilang, apakah kita masih memiliki kesempatan untuk di hargai dan
dicintai?
Jika hanya mengandalkan “good looking” saja, maka kita
akan kehilangan kesempatan yang ingin kita dapatkan. Oleh karenanya, akan lebih
baik jika kita ingin dihargai dan dicintai bukan hanya dengan memutihkan wajah,
meninggikan badan, diet, memancungkan hidung, dan lain sebagainya. Ada yang
lebih dari hanya sekadar fisik, yakni “inner beauty” atau kecantikan yang ada
pada diri seseorang baik pada perempuan maupun laki – laki. Inner beauty ini
biasanya lahir dari kesadaran dan keilmuan seseorang yang berbuah sikap
terhadap suatu hal atau karakter sehingga menghasilkan “good attitude”.
Dalam bahasa agama yang kita kenal yaitu akhlak.
Memaksimalkan dua hal tersebut yakni good looking dan inner beauty akan menjadi
kesatuan yang paripurna. Ahlak atau sikap baik kita akan mengantarkan pada
keberuntungan. Jika kita senantiasa memperbaiki diri dengan memperbanyak
mencari ilmu, beramal, menolong dan memberikan manfaat untuk banyak orang.
Tentunya kita pun senang jika menemukan orang seperti itu di sekitar kita.
Bukan hanya disenangi, kita pun mendapat pahala amal soleh. Sebaliknya, rasanya
akan kurang jika kita berfokus pada fisik saja.
Good looking di hadapan Allah
Dihadapan Allah kita semua manusia itu sama. Ada yang
berkulit putih atau gelap, tinggi atau pendek, kurus atau gemuk atau perbedaan
lainnya, dimata Allah kita tetap sama. Satu yang membedakan hanyalah tingkat
keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. Sebagai contoh kisah fenomenal yang
bisa diambil pelajaran yakni kisah sahabat Rasulullah yaitu Bilal bin Rabbah.
Beliau berasal dari keturunan kulit yang berwarna gelap. Jika dilihat dari
fisiknya, ia sedikit berbeda dengan umumnya mayoritas orang berkulit putih atau
sawo matang yang lebih banyak saat itu.
Terlebih lagi ada diskriminasi orang kulit puih dan
hitam saat itu. Namun Bilal bin Rabbah berhasil menjadi orang yang sangat
dicintai dan sangat disanjung oleh rasulullah SAW. Bukan karena fisiknya,
melainkan karena amal ibadah yang selalu ia kerjakan dan akhlaknya yang sangat
baik. Apa yang ia lakukan? Dengan keyakinan dan keimanan yang kuat, ia berhasil
membuktikan kecintaan dan pada Allah dan Rasulnya meski mendapat penyiksaan
pada saat itu. Jadi, untuk melengkapi good looking bukan karena fisik saja
namun jauh dari itu akhlak pun menentukan. Jika Allah SWT menitipkan paras yang
cantik atau tampan, maka gunakanlah titipaanNya dengan sebaik-baiknya. Seperti
halnya Nabi Yusuf yang mempunyai wajah yang begitu tampan, namun beliau
berhasil melewati ujian dari ketampanannya.
Oleh karena itu, marilah kita juga senantiasa
menyibukkan diri bukan sekadar fisik namun juga akhlak. Karena tidak ada
artinya jika hanya good looking namun tidak elegan, tidak memilki harga diri,
dan kehormatan, bahkan justru malah mendatangkan kerugian dan keburukan untuk
diri kita sendiri. Disisi lain jika Allah titipkan kekurangan pada fisik maka
sikap kita juga harus bersyukur atas apa yang Allah berikan kepada kita. Karena
Allah telah menciptakan kita dengan sebaik mungkin.
Tambahkan Komentar