Oleh : Febi Tias Indriyani

Mahasiswi Prodi PGMI STAINU Temanggung


Biodata Buku :
Judul Buku      : Filsafat Umum Zaman Now
Nama Penulis  : Hamidulloh Ibda, M.Pd.
Penerbit : CV. Kataba Group
ISBN  : 978-602-50213-3-6
Tahun Terbit : 2018
Tebal   : 21 x 14 cm, xv + 281 halaman.

 

Buku Filsafat Umum Zaman Now ini ditulis oleh Hamidulloh Ibda yang menerangkan tentang kajian ilmu filsafat yang mencangkup persoalan kesatuan, keseragaman, serta hubungan di antara segenap ilmu. Kajian ini terkait dengan masalah hubungan antara ilmu dengan kenyataan, kesatuan perjenjangan, susunan kenyataan, dan sebagainya. Pada bagian pendahuluan dijelaskan secara ringkas inti pembahasan dari setiap bab yang saling berkesinambungan sehingga pembaca dapat memahami dengan mudah.

Dalam buku ini terdiri dari 10 bab, dimana setiap bab memiliki beberapa cabang pembahasan. Bab pertama, mendekonstruksi ilmu, filsafat, dan agama. Filsafat merupakan kajian masalah umum dan mendasar tentang persoalan seperti nilai, akal, pikiran, pengetahuan, dan bahasa. Ilmu merupakan pengetahuan yang terbangun dengan usaha sadar, sistematis, dan empirik. Pengetahuan merupakan informasi yang diketahui seseorang melalui panca indra. Ilmu pengetahuan merupakan suatu fakta yang bersifat empiris atau gagasan rasional yang diperoleh melalui percobaan atau pengalaman yang teruji kebenarannya. 

Dengan mempelajari ilmu filsafat dapat menumbuhkan rasa ingin tahu pada diri seseorang. Tahu terdiri dar 4 macam, yaitu  manusia tahu bahwa ia tahu, manusia tahu bahwa ia tidak tahu, manusia tidak tahu bahwa ia tahu, dan manusia tidak tahu bahwa ia tidak tahu. Cara mengembangkan rasa ingin tahu seseorang tentang informasi diantaranya dapat melalui panca indra atau yang biasa disebut dengan pengetahuan. Pengetahuan terdiri dari 6 jenis, yaitu : pengetahuan langsung, tidak langsung, inderawi, konseptual, partikular, dan universal. Dari penjelasan di atas diketahui bahwa filsafat, ilmu, pengetahuan, dan ilmu pengetahuan saling berkaitan. Ilmu, filsafat, dan agama memiliki hubungan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan usaha mencari kebenaran. Jika ilmu dan filsafat sebagai aspek intelektual maka agama sebagai aspek spiritual dan emosional.

Bab kedua, menjelaskan tentang ruang lingkup filsafat meliputi, objek filsafat (material dan formal), ruang lingkup studi filsafat (filsafat sebagai suatu kebijaksanaan rasioal, pandangan hidup, metode, kelompok persoalan, sistem pemikiran, analisis logis tentang bahasa dan makna istilah, protes kritis dan sistematis pengetahuan manusia), cabang filsafat (metafisika, epistemologi, logika, etika, estetika dan sejarah filsafat), aliran filsafat (positivisme, intusionalisme, fenomenalisme, dan sekularisame), metodologi filsafat (perenungan, deduktif, historis, ikhtisar, sistematis dan kombinasi). Filsafat dan pendidikan memiliki hubungan yang erat. Filsafat merupakan acuan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Jika kita memiliki pemahaman filsafat yang baik maka akan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang dipelajari.

Bab ketiga, membahas tentang  filsafat manusia. Secara umum filsafat manusia menjelaskan manusia sebagai objek langsung dan jelas. Manusia merupakan makhluk yang memiliki banyak keunikan daripada makhluk lainnya, seperti memiliki tubuh lengkap, nyawa, akal, hati, dan nafsu. Hakikat manusia dari berbagai prespektif diantaranya yaitu makhluk lengkap (manusia memiliki fisik, ruh, akal, dan nafsu), makhluk sosial (manusia tidak dapat hidup tanpa orng lain).

Bab keempat, menjelaskan tentang konsep diri dalam prespektif filsafat. Konsep diri mengandung pengertian ungkapan gambaran seseorang mengenai diri sendiri yang merupakan gabungan dari keyakinan fisik, pisikologis, emosional aspiratif, dan prestasi yang telah dicapai. Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seorang manusia dari kecil hingga dewasa. Pengaruh signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk terletak pada lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang tua. Sikap atau respon orang tua dan lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai dirinya. Dalam filsafat konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya: diri sebagai sentra pesona, diri sebagai fungsi organisasi, konsep diri Martin Buber, konsep diri Ibn Miskawaih dan Imam Al-Ghazali, pengingkaran terhadap eksistensi diri.

Bab kelima, membahas tentang konsep akal, badan, dan relasi keduannya. Hal tersebut dijelaskan dalam teori-teori diantarannya teori interaksionisme (penjelasan hubungan akal badan yang saling berpengaruh), teori paralelisme (menjelaskan bahwa tidak ada interaksi antara akal dan badan namun keduanya berjalan sendiri sesuai sistemnya masing-masing), teori identitas (aspek ganda dan identitas kontemporer) dan parapsikologi ( kekuatan akal atau jiwa dan kejadian luar biasa).

Bab keenam, mengkaji manfaat, implikasi filsafat dan hubungannya dengan bidang ilmu pendidikan. Tingkatan tertinggi mempelajari filsafat memiliki manfaat yaitu dapat menjadikan manusia menjadi manusia seutuhnya. Filsafat umum sangat berimplikasi pada pembangunan dan perkembangan IPTEK abad 21 dan era Revolusi Industri 4.0. Filsafat pendidikan merupakan aplikasi ide-ide filsafat dalam pendidikan yang mengandung nilai-nilai penting agar tujuan pelaksanaan pendidikan dapat tercapai. Filsafat dan pendidikan berhubungan interaktif dalam lingkaran kultural yang menghasilkan filsafat pendidikan.

Bab ketujuh, membahas tentang metodologi dan klasifikasi filsafat ilmu. Metodologi filsafat merupakan ilmu yang membahas kajian filsafat. Sedangkan klasifikasi filsafat terbagi menjadi 3 yaitu filsafat barat, timur, dan Islam. Bab kedelapan, mempelajari tentang perkembangan ilmu dari abad ke abad yaitu, zaman berkiblat pada mitos atau klenik, Purba (abad 15-7 SM), Yunani (abad 7 SM-6 M), Pertengahan (abad 6-15 M), Renaissance (abad 14-17 M), Modern (abad 17-19 M), Kontemporer (abad 20- sekarang), Zaman Now (milenial, pascamilenial, alfa) , dan Revolusi Industri 4.0 (abad 21- sekarang).

Bab kesembilan, membahas hubungan ilmu dengan nilai. Manusia membutuhkan ilmu untuk menjalankan hidup sedangkan dalam hidup tersebut manusia membutuhkan tata nilai agar bisa berperilaku dengan benar dan baik. Ilmu pengetahuan dan filsafat tanpa nilai akan sia-sia begitu pula nilai yang dijalankan tanpa ilmu pengetauan dan filsafat akan bias. Persoalan nilai dalam ilmu meliputi 3 hal, yaitu ilmu universal dan bebas nilai,  ilmu tidak bebas nilai, dan ilmu bebas nilai tetapi aplikasi atau implementasi ilmu terikat nilai.

Bab kesepuluh, membahas tentang relevansi nilai-nilai Islam bagi pengembangan ilmu. Ilmu pengetahuan era Revolusi Industri 4.0 rentan mengalami pergeseran radikal. Islam sebagai sistem keyakinan harus mampu membentengi hal tersebut dengan menyesuaikannya. Peran Islam bukan hanya secara nilai namun juga ilmuan, ulama, dosen, dan juga kaum intelektual. Islam akan jaya ketika iman dan takwa para pemeluknya kuat. Jika sudah memiliki bekal Imtak, maka perlu penguatan aspek ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang dapat dikembangkan melalui lembaga pendidikan. Gagasan Islam tentang pengembangan ilmu yaitu, ilmu dapat diperoleh melalui 3 cara meliputi : indra yang sehat, laporan yang benar, dan intelek.

Jadi, Urgensi filsafat sebagai induk dai ilmu pengetahuan menjadi landasan bagi perkembanagan pikiran manusia. Perubahan cara berfikir manusia dapat menentukan perubahan besar dalam kehidupannya. Pola dan cara berfikir yang baik dan benar akan menentukan perkataan, perbuatan, dan putusan yang benar, begitu sebaliknya.

Kelebihan :
Pembahasan dalam buku ini tersusun secara sistematis yang dimulai dari hal-hal dasar sampai kompleks sehingga memudahkan pembaca dalam memahami isi buku. Kertas yang digunakan tebal, berwarna putih, dan halus.

Kekurangan :
Masih ada beberapa penulisan yang kurang tepat. Beberapa penggunaan kalimat pada buku tersebut sulit untuk dipahami oleh pembaca yang pemahaman bahasanya kurang. Cover kurang menarik karena tidak disertai gambar.
Bagikan :

Tambahkan Komentar