Oleh M Alif Alfaridzy

Pengaruh pembelajaran daring terhadap moral karakter siswa siapa yang akan diuntungkan dalam pembelajaran  ini.

Saat ini, di seluruh dunia sedang menghadapi problem pandemic yaitu Covid-19. Sehingga dampaknya besar bagi manusia, karena apa semua aktivitas yang biasanya berputar setiap harinya dalam berinteraksi secara bebas kini dibatasi oleh pemerintah,untuk mencegah penyebaran virus corona yang berbahaya ini.

Kebijakan kebijakan pemerintah menyarankan untuk stay at home. Sudah 5 bulan covid melanda di indonesia tercinta ini dan menyebabkan banyak akses yang terhambat misalnya dalam kegiatan masyarakat dalam  pekerjaan .Sekolah pun di tutup total.Nah pengaruh besarnya yaitu pada sistem Pendidikan.

 Hingga detik ini sekolah belum di buka,semua aktifitas Pendidikan mulai dari tingkat dasar dan menengah hingga perguruan tinggi dilakukan secara  tanpa tatap muka ,kegiatan belajarnya berbasis online(sistem daring), apa sih pembelajaran daring itu? Pembelajaran daring yaitu pembelajaran yang menggunakan model interaktif berbasis internet secara online tanpa tatap muka secara langsung antara guru.

Pembelajaran daring serta merta menyadarkan kita akan potensi luar biasa internet yang belum dimanfaatkan sepenuhnya dalam berbagai bidang , termasuk bidang Pendidikan. Tanpa batas ruang dan waktu ,yang penting sinyal ada ya teman teman hehe. Kegiatan Pendidikan bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun. Dan sampai detik ini belum ada kepastian kapankah pandemic ini akan berakhir??sehingga pembelajaran daring adalah kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Dalam sistem ini pastinya ada sisi suatu hal positif dan ada makna tersimpan dari sisi negatifnya kemungkinan yang bisa saja terjadi. Pembelajaran daring ini siswa sepenuhnya belajar di rumah dan guru tidak bisa mengawasi perkembangan pembelajaran pendidikan karakter secara kontak langsung, karena setuhunya ada pada letak orang tua. Beda lagi kalau pembelajaran sebelum pandemic ini guru bisa kontak langsung dengan siswanya sehingga bisa mengontrol sikap perilaku dan perkembangannya dalam pembentukan Pendidikan karakter yang lebih maksimal.

Jadi dampak pembelajaran daring ini rasanya Pendidikan karakter merasa terabaikan sehingga mempengaruhi hasil moral Pendidikan karakter siswa . sebelumnya kegiatan Pendidikan dilakukan di sekolah Pendidikan karakter dilakukan dengan pengawasan langsung  dari guru pendidik yang mendukung bisa dilakukan secara langsung, secara intensif dan bisa diukur untuk tingkat keberhasilannya. Akan tetapi saat ini Ketika Pendidikan dilakukan dengan pembelajaran daring, yang terjadi lebih banyaknya dimana hanyalah proses pembelajaran,atau transfer pengetahuan saja. Guru tidak bisa menjamin siswa mendapatkan Pendidikan karakter dari kedua orang tua mereka  sesuai dengan nilai-nilai yang selama ini diajarkan oleh institusi Pendidikan. Misalnya saja di beberapa sekolah Islam, yang menekankan Pendidikan karakter dengan kegiatan peribadatan seperti sholat sunnah dan wajib secara berjamaa’ah atau simakan alquran, otomatis saat ini tidak bisa melakukan kegiatan tersebut, karena siswa-siswi harus belajar di rumah, namun tetap saja kehadiran guru dan pendidik serta interaksi mereka dengan para siswa secara langsung diperlukan untuk pelaksanaan Pendidikan karakter yang komprehensif.

Banyak pengajar yang mengeluhkan siswa Ketika dalam pembelajaran daring berlangsung,, mengapa?? Karena pengajar kesulitan untuk memastikan  apakah siswa  dalam mengikuti  pembelajaran daring dengan serius, sering terjadi  dalam pembelajaran daring siswa kurang focus dan melakukan hal hal lain.

Dalam proses evaluasi pengajar kesulitan untuk menghadapi tes dan ujian yang biasanya bisa dilakukan dengan pengawasan langsung sehingga siswa bisa dididik untuk jujur dalam mengerjakannya. Namun sekarang taka da yang bisa mengawasi dan memastikan apakah soal-soal yang diberikan, dikerjakan secara mandiri atau sembari googling internet dan tinggal copy jawaban tersebut.

Yang dikhawatirkan jika pandemic ini berlangsung lama,dan pembelajaran daringn dilakukan setahun penuh atau mungkin saja bisa lebih waktunya.  Generasi muda akan di manjakan dengan sistem kemudahan kemudahan yang tak mendidik dan mendewasakan. Mereka bisa saja akan kehilangan setahun penuh dengan Pendidikan karakter yang nilainya sangat berharga sebagai bekal untuk menjalani kehidupan di masa depan yang akan datang.

 Bangsa ini tidak lagi menghadapi ancaman kekurangan orang pintar. Bangsa ini butuh generasi muda yang karakter positifnya terbentuk, dan itu hanya bisa diraih dengan Pendidikan karakter yang mengedepankan keteladanan para pengajar, yag harus disaksikan dan ditiru langsung oleh para siswa. Jangan sampai hilangnya nilai-nilai Pendidikan karakter juga menjadi bagian  dari “new normal”. sehingga nantinya kita tak lagi merasakan keanehan dalam  melihat generasi muda yang kehilangan karakter karakter positif, karena Pendidikan kita akhirnya  didominasi pembelajaran daring yang hanya mengedepankan transfer pengetahuan tanpa penanaman nilai-nilai akhlak yang mulia.

Bisa disimpulkan belajar dirumah tidak bisa diandalkan  karena hanya mentrasfer sebuah pengetahuan tanpa mengalokasikan dengan interaksi dengan suatu Tindakan dengan seorang pendidik yang mempraktekkan secara nyata dalam kehidupan. Orangtua di rumah pun tidak bisa menjamin dan mengontrol aktivitas belajarnya anak karena sudah disibukkan dengan rutinitas pekerjaan setiap harinya. Sehingga pengaruh besarnya berdampak pada karakter anak yang akan kurang maksimal dalam target tujuan pembelajaran etika moral siswa.,

 

Bagikan :

Tambahkan Komentar