Oleh Anishatul Baroroh

Guru adalah pahlawan tanda jasa.Dan pada tanggal 25 November disahkan sebagai hari guru.Seorang pegawai negri bernama Oemar Bakri yang begitu loyal terhadap profesinya sebagai seorang guru,mengalami nasib begitu menyedihkan. Pembawaanya yang sederhana dan jauh dari kemewahanya digambarkan Oemar Bakri berupa tas hitam dari kulit buaya dan sepeda kumbang untuk memberi pelajaran dan ilmu kepada para muridnya.

Jasa dan baktinya terhadap masyarakat lewat profesinya sebagai guru ditujukkan dengan ilustrasi bahwa Oemar bakri telah 40 tahun mengabdi,banyak menciptakan mentri,professor,doctor,dan insinyur,bahkan mampu membuat otak orang seperti otak Habibie yang dalam lirik lagu tersebut merupakan symbol kepandaian dan kecerdasan. Omar Bakri juga tanpa pamrih dan setia dengan profesinya.

Akan tetapi,penghargaan atas jasa-jasa besarnya tidak seberapa.Oemar bakri masih harus merasakan gaji bulananya dikebiri.Kendati demikian Oemar Bakri tetap menjadi guru yang jujur dan berbakti pada negeri. Tentu tokoh Oemar bakri hanya tokoh fiktif alias rekaan semata.semua pegawai negri itu tidak menjadi menjaminkan bahwa dia dapat terlepas dari penyelewengan yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu.

Dizaman seperti ini, perilaku guru sudah berbeda.Cara murid memperlakukan guru pun sudah jauh berbeda. Dahulu guru adalah orang disegani di kampung,panutan.Sekarang? Jangankan disegani,dihormati saja nggak.

Masalah pemotongan gaji pegawai negri seperti yang dialami oleh Oemar Bakri ini sering terjadi dalam dunia pendidikan di indonesia,khususnya di daerah perdesaan atau tempat-tempat terpencil. Meski sudah pensiun dari pendidikan, Abah yang sudah tua justru tak suka berdiam diri di rumah. Dam tentu Oemar Bakri hanya cerminan bahkan mungkin harapan dan bukan manusia nyata pada umumnya.

Oemar Bakri adalah repsensentasi para guru-guru di pedalaman,di pulau-pulau terdepan indonesia yang kesejahteraanya masih perlu ditambah lagi. Pria kelahiran 11 Juli 1926, itu kerap aktif dan mengikuti acara komunitas di banyak daerah. Dengan mendengar ketekunan dan pengabdian Oemar Bakri, semoga hal ini bisa menjadi kisah inspiratif  bagi banyak guru semuanya.

Nah, perlu dipungkiri bahwa menjadi seorang guru itu tidak gampang.menjadi seorang guru itu harus penuh perjuangan,kesabaran,tekun,mempunyai semangat yang tinggi dan harus mampu untuk mendidik anak-anak dengan sabar dan  ikhlas. Mungkin banyak seorang guru yang hanya mengandalkan gajinya dan profesinya, akan tetapi apakah di zaman revolusi ini masih ada? Setidaknya kita harus lebih-lebih memahami perkembangan zaman dahulu.


Bagikan :

Tambahkan Komentar