Oleh Nurul Hidayah
Peresensi adalah Mahasiswi Prodi PAI 2B STAINU Temanggung

Kota Temanggung merupakan kota kecil yang memiliki nuansa dingin namun menyejukkan. Kota yang memiliki icon kota “Temanggung Bersenyum” ini memiliki banyak sekali sejarah ataupun legenda khususnya sejarah desa yang terdapat di dalamnya. Mulai dari sejarah kota Temanggung sendiri, ataupun desa/dusun di Temanggung seperti Parakan, Nglondong, Watukumpul, Mbentisan, dan masih banyak lagi.

Begitu pun dengan tradisi-tradisi yang terdapat di kota Temanggung yang tidak kalah melimpah. Diantaranya yang tertulis di buku Sejarah dan Legenda Desa di Temanggung, Magelang, dan Semarang, terdapat sekitar 50 tradisi. Mulai dari Sandranan, Haul, Gendurenan, dan lain-lain. Namun, pada review buku kali ini saya akan mengangkat dari sejarah dan tradisi yang terdapat di Dusun Mbentisan, Jumo, Temanggug.

Sejarah Dusun Mbentisan
Mbentisan merupakan salah satu dusun yang berada di Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung. Mayoritas penduduk dusun ini adalah petani. Kata Mbentisan berasal dari bahasa Arab yaitu Baitii Tsani yang berarti rumahku yang kedua. Dahulu kala, terdapat seorang ulama yang berdakwah di daerah jawa, hingga sampai ke Dusun Mbentisan. Beliau bernama Sayyid Abdurrahman, berasal dari daerah Demak dan  bekerja sebagai penghulu Kerajaan Demak pada waktu itu.

Suatu ketika, ketika beliau hendak menyiarkan agama Islam, beliau jatuh sakit. Beliau memutuskan untuk tinggal dan menetap di dusun Mbentisan, hingga membangun rumah kecil sebagai tempat tinggal  serta  untuk berlindung dari hujan dan sinar matahari. Rumah ini kemudian di sebut sebagai rumah kedua atau dalam bahasa arab yaitu Baitii Tsani. Namun, memang lidah orang jawa yang tidak bisa sempurna mengucapkan bahasa-bahasa selain bahasa jawa hingga lafadz baitii tsani menjadi Mbentisan.

Kiai Sayyid Abdurrahman yang memiliki nama lain yaitu Simbah Kiai Tuan ini melanjutkan dakwahya di Dusun Mbentisan. Beliau mengajarkan pemahaman agama Islam dengan telaten dan mendalam kepada para penduduk Dusun Mbentisan. Kiai Sayyid Abdurrahman cukup lama tinggal di dusun ini hingga beliau wafat dan dimakamkan di dusun ini. Hingga sampai saat ini banyak sekali para peziarah yang berkunjung ke makam beliau untuk memanjatkan doa bersama.  Para peziarah bukan hanya berasal dari dusun setempat atau sekitarnya, namun juga dari penjuru kota Temanggung.

Tradisi Unik Dusun Mbentisan
Seperti yang disebutkan di atas, kota Temanggung memiliki segudang tradisi. Salah satunya berasal dari Dusun Mbentisan. Dusun ini memiliki tradisi yang cukup unik. Yaitu Grebek Religi dan Kirab 1.000 Ingkung bebek.  Acara ini ditujukan untuk mengenang jasa Kiai Sayyid Abdurrahman yang telah banyak sekali memberikan tenaga dan waktu nya untuk berdakwah di dusun ini. Serangkaian acara grebek religi ini diantaranya:
Pengajian dan haul Simbah Kiai Sayyid Abdurrahman
Haul masal oleh penduduk Dusun Mbentisan
Sedekah masal 1.000 ingkung bebek
Pentasseni tradisional Desa Sukomarto
Lomba balap bebek

Acara tersebuat dimulai dari balai Desa Sukomarto menuju makam simbah Kiai Sayyid Abdurrahman dan diikiuti oleh seluruh warga Desa Sukomarto. Grebek ini juga menjadi aset budaya dari Desa Sukomarto sendiri yang sangat perlu di lestarikan, mengingat acara yang begitu unik. Yang menjadi keunikan dari acara grebek tersebut adalah terdapat 1.000 ingkung bebek. Alasan mengapa harus ingkung bebek adalah karena bebek merupakan binatang peliharaan Simbah Kiai Sayyid Abdurrahman. Beliau sangat menyenangi bebek. Oleh karena itu, masyarakat Dusun Mbentisan menggunakan bebek untuk acara grebek tersebut.

Kekurangan/ Kritik
Terdapat penulisan diksi yang kurang sesuai menurut EYD
Kevalidan data dapat diragukan karena Narasumber hanya 1-2 orang wawancara pribadi

Kelebihan/ Pujian
Disertai bukti riset
Cover menarik

Biodata Buku :
Judul: Sejarah dan Legenda Desa di Temanggung, Magelang, dan Semarang
Nama Penulis  : Tim Peyusun PAI 1B (Nurul Hidayah, dkk)
Nama Editor: Hamidulloh Ibda, M.Pd.
ISBN : 978-602-53552-7-1
Penerbit: CV. Pilar Nusantara
Tahun Terbit: 2019
Cetakan dan Tebal      : Cetakan 1, 21 x 14bcm, xiv + 301 Halaman
Harga  : Rp. 50.000 (Belum termasuk ongkir )
Bagikan :

Tambahkan Komentar