Oleh Sindi Nur Azizah
Mahasiswi Prodi PGMI STAINU Temanggung
Telo atau jendal merupakan tanaman yang sangat mudah dijumpai di
nusantara ini, terutama di tanah Jawa. Semua orang membutuhkan kegiatan ekonomi
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ada beberapa versi mengenai asal-usul
munculnya pemberian nama makanan dari bahan ketela ini yang bernama “Kocomoto”.
Ada seoarang pedagang makanan tradisional dari Jawa Tengah yang mengadu
nasibnya berdagang di DKI Jakarta.
Dia menyediakan berbagai jenis makanan dari bahan utama ketela. Ada
Jendal Godog, Jendal Goreng, Klemet, dan jenis-jenis makanan lain yang berbahan
telo. Di awal dia dagang warungnya sangat laris hingga ia kewalahan dalam
melayani pelanggan. Akan tetapi, lambat laun warungnya makin sepi, karena sudah
bosan dengan semua model jajanannya itu. Karena yang disajikan hanya
produk-produk yang sudah biasa tanpa adanya inovasi. Setelah itu ia berfikir
bagaimana ia bisa mengembangkan warungnya lagi, tetapi tetap dengan bahan yang
sama, yaitu ketela. Dia sebelum tidur mulai berfikir apa yang ingin ia kembangkan.
Dia ingat bahwa ia punya pisang satu lirang. Maka dari hal itu,
muncullah ide-ide konyol darinya. Ia mengolah bahan dari ketela dikolaborasi
dengan pisang. Dia berfikir, awalnya hanya pisang lalu dibungkus dengan ketela
yang sudah diparut atau digiling dan dibungkus daun pisang lalu dikukus.
Kemudian ia dapat masukan dari pelangganya agar ketelanya diberi warna.
Setelah
itu ia beri warna. Ide-idenya mulai berkembang, ia membuka daun pisang itu lalu
memotong-motong produknya tadi. Beberapa waktu kemudian ada pelanggan baru yang
datang dan ingin membeli produknya
terbaru itu. Pelanggan tadi bilang” Bu
saya mau beli makanan yang seperti kacamata itu Rp. 10.000,-“. Dari hal tersebut
maka pedagang tersebut menamanya “
kocomoto”dan nama itu hits hinnga sekarang.
Lalu apa saja bahan-bahan untuk membuat “Kocomoto” ini?. Bahan-bahannya
cukup sederhana dan relatif mudah dicari. Yaitu ; ketela, gula, pewarna
makanan, garam, pisang, kelapa, dan daun pisang. Kemudian bagaimana cara
membuatnya?;
Ketela diparut atau digiling.
Campurkan atau buat adonan ketela, gula, garam, serta pewarna makanan
lau diaduk hingga merata.
Adokan di ratakan agak tipis.
Pisang yang masih utuh dilipat atau digulung dengan adonan tersebut.
Lalu dibungkus dengan daun pisang.
Kurang lebih ¾ jam dikukus di atas api sedang.
Ketika sudah matang, didinginkan terlebih dahulu.
Lalu diiris-iris atau dipotong hingga seperti kacamata.
Makanan siap dihidangkan.
Untuk apa diberi pewarna?, agar makanan tersebut lebih terlihat menarik
dan tidak membosankan. Karena jika tidak diberi pewarna terlihat terlalu klasik
dan juga membosankan. Yang lebih utamanya agar terlihat mantap ketika hendak
disantap.
Tambahkan Komentar