Kios Mbah Pego di Jalan Jetis Kidul X Sawo Parakan, Temanggung. (Foto: hariantemanggung.com).
Parakan, Hariantemanggung.com - Anda jika bertandang ke Kabupaten Temanggung, mampirlah ke pusat jual beli tembakau, garet, dan cengkeh khas Temanggung. Suasana lalu lalang antara pengepul tembakau, petani dan pembeli di Kios Mbah Pego di Jalan Jetis Kidul X Sawo Parakan, Temanggung, tampak seperti hari-hari biasanya. Ada yang menjual, ada yang membeli tembakau kilon, yang sudah dirajang atau rajangan dari petani siap pakai dan garet serta cengkeh.

Bisnis jual beli tembakau, diakuinya sejak lima puluh tahun lebih. Tepatnya, sejak ia kecil. "Juala tembakau ya sudah lima puluh tahun lebih sejak saya kecil," beber dia kepada Hariantemanggung.com, Jumat (4/5/2018) saat ditemui di kiosnya.

Baca: Tembakau Kemloko Temanggung Terbaik di Nusantara
Baca: KPPU Ajak Mahasiswa STAINU Temanggung Laporkan Kartel Tembakau

Ia membeberkan, tembakau yang ia jual langsung dari petani dan pengepulnya atau orang Temanggung menyebut grader. "Yang paling banyak dari Tembarak, dan Ngadirejo. Kalau orang Temanggung sama dari Gemawang juga dari sini belinya," ujar pria paruh baya sambil menikmati rokok hasil lintingannya tersebut.

Pria berambut hitam keputihan itu juga mengklaim, hampir semua penjual tembakau eceren di Pasar Legi Parakan kalau kulakan tembakau dari tempatnya. "Di sini memang khusus tembakau lintingan, kalau penjual eceran di Pasar Legi ya dari sini semua," ucap dia.

Menurutnya, sejak dulu sampai sekarang, merokok lintingan masih lestari bahkan sudah menjadi tren. "Sekarang tradisi nglinting itu sudah tren. Kalau lintingan orang Temanggung pasti bagus. Kalau tidak asli Temanggung ya hasilnya jelek," ujar dia sambil mengajari cara melinting.

Untuk harga tembakau di kiosnya, memang bervariasi. "Harganya ada yang 1 kg Rp 200.000, Rp 250.000,  ada pula Rp 100.000," katanya sambil menunjukkan jenis tembakau.

Kalau yang paling mahal di sini, lanjut dia, harganya dari Rp 350.000 sampai Rp 400.000 ini dari Jlumprit, Ngadirejo. "Kalau mau tahu baunya bako, itu satu jamang atau satu ponto biar tahu kualitasnya," imbuh dia.

Baca: Debat Pilkada Temanggung 2018, Tembakau Jadi Isu Panas
Baca: AMTI Tegaskan, Petani Tembakau Sudah Lakukan Pertanian dengan Baik
Baca: Nasi Goreng Tembakau, Harta Karun Terpendam di Temanggung

Ia juga menunjukkan tembakau lawas atau lama yang sudah disimpan bertahun-tahun. "Ini tembakau lawas. Bakau Lawas khas Kemloko ini sudah bertahan lebih dari tiga tahun. Rasanya lebih menendang dan baunya menyengat," jelasnya.

Kalau nyedotnya kenceng, kata dia, ya kalau tak terbiasa akan batuk. "Cara menikmatinya ya nyedotnya pelan-pelan. Ini agak murah karena per kg hanga Rp 90.000 saja," beber dia.

Selain menjelaskan  harga, jenis, rasa dan cara menikmati tembakau, ia juga menjelaskan jenis garet dan cengkeh yang cocok bagi penikmati rokol lintingan. " Kalau cengkeh yang paling baik ya merek pokol. Garetnya sama sih secara umum, yang penting saat meracik itu cengkeh dan bakaunya yang pas jangan berlebihan agar nikmat," tukas dia. (htm55/Hi).
Bagikan :

Tambahkan Komentar