Oleh: Rida Wahyuningsih
Kurikulum merupakan salah satu unsur terpenting yang harus ada dalam pelaksanakan satuan lembaga pendidikan. Karena kurikulum dijadikan sebagai alat untuk membuat perencanaan kegiatan pembelajaran berupa proses untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan sekolah sesuai dengan kebutuhan pada masanya. Jadi apa bila terjadi perubahan pada kurikulum, guru atau pendidik harus bisa mendalami dan mengimplementasikkannya dengan tepat sesuai kurikulum yang berlaku agar tujuan dari pendidikan itu dapat tercapai.
Pengembangan kurikulum berjalan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju sesuai kebutuhan. Faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum yaitu teknologi informasi, ilmu pengetahuan, masyarakat, perkembangan dunia, politik, psikologis dan masih bnayak lagi. Hal ini membuat pendidik harus pandai mengolah informasi agar pembelajaran yang berjalan menjadi aktif efektif dan menarik.
Dilangsir dari kemdikbud kurikulum yang sedang digerakkan saat ini adalah kurikulum merdeka dimana guru memberi kebebasan kepada siswa (peserta didik) untuk memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan minat dan bakat siswa itu sendiri. Hal ini akan menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih maksimal dan memiliki waktu yang lebih untuk mendalami konsep-konsep pelajaran yang diajarkan. Dimana keunggulan dari kurikulum merdeka belajar yaitu dengan memfokuskan pada materi esensial serta pengembangan kompetensi siswa sesuai tahapnya, yang menjadikan pembelajaran menjadi bermakna, mendalam, menyenangkan dan tidak terburu-buru. Adapun tujuan dari kurikulum merdeka belajar adalah untuk mengembangkan potensi siswa dan meningkatakan kualitas pendidikan.
Struktur kurikulum merdeka terdiri atas tiga dasar yaitu: pertama, pembelajaran yang fleksibel dimana siswa dapat belajar dimanapun dan kapanpun berada sesuai dengan keinginannya. Kedua, berbasis kompetensi dimana siswa belajar dengan pencapaian kopetensi yang dimiliki, artinya siswa dapat memaksimalkan pengetahuan yang siswa itu miliki. Ketiga, karakter Pancasila dimana siswa harus mempunyai enam karakter yaitu: Percaya, berakhlak mulia dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kreatif, berpikir kritis, mandiri, bekerja sama dan memiliki keragaman global.
Jadi dari sini dapat dipahami bahwa dalam kurikulum merdeka pembelajaran PAI sangat penting dimana diharuskan memberi bimbingan kepada siswa agar tahu spiritual keagamaan, memiliki akhlak yang mulia dimana akhlak yang benar sesuai dengan syariat seduai peradaban, menjalin kasih sayang, dan adanya sikap toleransi antar agama, dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam mengambil keputusan.
Dilansir dari situs web uin-antasari kurikulum pendidikan Islam merupakan beberapa bahan pendidikan Islam yang berupa kegiatan pengalaman dan pembelajaran yang diberikan secata sistematis kepada siswa agar sesuai tujuan pendidikan Islam. Dimana berfungsi sebagai pengembangan, perbaikan penyaluran, penyesuaian, pencegahan dan sumber nilai. Dengan tujuan terbentuknya karakter anak bangsa yang beriman dan martabat serta dapat diimplementasikan dalam bermasyarakat dan bernegara.
Dilnsir dari web digilibadmin.unismuh ada upaya agar dapat dilakukan peningkataan mutu pembelajaran PAI yaitu pertama, Meningkatkan kualitas belajar siswa untuk pembelajaran mata pelajaran PAI, kedua, Perolehan panduan atau literatur bergambar Pelajaran dalam Pelajaran PAI, ketiga, Metodologi pembelajaran bagi guru mata pelajaran pendidikan agama Islam.
Dilansir dari jurnal.markandeyabali meskipun implementasi kurikulum merdeka telah berjalan efektif dalam beberapa bulan terakhir, namun masih terdapat beberapa kendala seperti kurangnya pengalaman kemandirian belajar, referensi yang terbatas, akses belajar yang tidak merata dan manajemen waktu. Implementasi kurikulum mandiri tidak efektif karena beberapa alasan berikut. Pertama, tidak semua guru terlatih. Kedua, guru tidak memahami isi kurikulum sehingga tidak dapat menerapkannya dengan benar. Kelemahan terbesar guru dalam belajar adalah kurangnya pemahaman pendekatan mata pelajaran saintifik tanpa pengujian kognitif dan evaluasi hasil belajar siswa. Ketiga, dukungan sekolah masih rendah karena banyak anak sekolah yang belum dididik dengan kurikulum ini. Alasan utama rendahnya dukungan sekolah adalah kurangnya pemahaman siswa sekolah, terutama kepala sekolah dan konselor, tentang kurikulum baru. Keempat, pemerintah provinsi mendukung anggaran pendidikan, anggaran pendampingan, anggaran pembelian buku dan pengiriman guru, kepala sekolah, dan pelatih ke kursus pelatihan yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan kabupaten dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tetapi hasilnya tidak tersedia secara optimal. Kelima, kurangnya perencanaan dalam pelaksanaan kurikulum mandiri menjadi faktor penghambat. Kelemahan lain adalah kurangnya koordinasi antara tingkat pemerintah yang bertanggung jawab untuk melaksanakan kurikulum. Keenam, manajemen penyampaian kurikulum perlu diperbaiki, mulai dari penetapan target penyampaian, penganggaran, pengadaan fasilitas pelatihan, pelatihan, implementasi dan pendampingan, serta evaluasi keberhasilan dan kegagalan. Di era desentralisasi, implementasi kurikulum juga harus didesentralisasikan. Yang terpenting adalah koordinasi yang baik antar berbagai tingkatan pemerintahan, baik dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten maupun kota.
Saran perbaikan
dalam pelaksanaan kurikulum merdeka kelemahan yang disebutkan di atas adalah
sebagai berikut. Perencanaan yang matang harus dilakukan terlebih dahulu,
dimulai dengan penetapan tujuan, penganggaran, pengadaan fasilitas, pelatihan,
implementasi dan dukungan, serta evaluasi. Kedua, meningkatkan koordinasi
antara dinas pendidikan kabupaten atau kota, dinas pendidikan provinsi, dan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam menyelenggarakan pelatihan guru,
kepala sekolah, dan direktur. Ini termasuk mengoordinasikan pengadaan buku dan
mengirimkannya ke sekolah-sekolah untuk menghindari keterlambatan.
Tambahkan Komentar