Oleh Miftakhur Rosidah

Mahasiswa Prodi PGMI INISNU Temanggung

Paradigma adalah theoretical framework (kerangka teoretis), conceptual framework (kerangka konseptual), frame of thinking (kerangka pemikiran), theoretical orientation (orientasi teoretis), perspective (sudut pandang), atau approach (pendekatan). Paradigma merupakan konstruksi berpikir yang mampu menjadi wacana dalam temuan ilmiah yang dalam konseptualisasi Thomas S Kuhn adalah menjadi wacana untuk temuan ilmiah baru.

Paradigma merupakan worldview untuk menentukan corak perkembangan ilmu, mewarnai cara pandang, episteme, dan basis metafisik menentukan landasan filosofis ilmu meliputi aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi ilmu pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan). Sedangkan keilmuan adalah secara ilmu pengetahuan, atau barang apa yang berkenaan dengan pengetahuan

Paradigma keilmuan merupakan seperangkat kepercayaan berdasarkan ilmu pengetahuan untuk melakukan sekaligus mengembangkan tindakan berdasarkan kebenaran dan validitas. Dalam konteks paradigma keilmuan ini, dapat digunakan dalam ilmu sebagai model. Contohnya pola yang dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi berbagai problem-problem serta pola-pola untuk mencari dan menemukan problem-problem yang ada di dalam ilmu pengetahuan untuk memecahkan problem-problem riset. Paradigma keilmuan memudahkan dalam merumuskan tentang apa yang harus dikaji, masalah apa yang harus dijawab dan aturan apa yang harus diikuti dalam menginterprestasikan jawaban yang didapat

Paradigma integrasi-kolaborasi merupakan model paradigma keilmuan yang dibangun INISNU Temanggung. Nama lain dari integrasi-kolaborasi adalah paradigma Ketupat Ilmu, Kolaborasi Keilmuan, collaboration of science, atau Takatuful Ulum.

Filosofi Metafora Ketupat Ilmu dapat dijabarkan sebagai berikut:

Ketupat merupakan lambang kearifan lokal Jawa. Kupat/Ketupat, ngaku lepat dan laku papat. Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan, laku papat artinya empat tindakan, yaitu lebaran (usai), luberan (meluber/melimpah), laburan (labur/kapur).

Dalam masyarakat Jawa, terdapat tradisi sungkeman yang merupakan implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan). Sungkeman merupakan implementasi dari ajaran hormat kepada orangtua, dengan bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan

Janur dari Bahasa Arab ja'an nur (telah datang cahaya) ilmu, sifatnya putih bersih.

Ketupat termasuk bangun datar, memiliki 4 sisi sama panjang, 4 titik sudut, 2 simetri putar dan lipat dan 2 diagonal sisi (4 sisi dan 4 titik bermakna 4 mazhab, 2 simetri dan 2 diagonal bermakna kolaborasi Keilmuan dan Keislaman), namun Ketupat Ilmu hanya mengambil spirit menganyamnya dalam mengembangkan keilmuan

Secara historis, 9 sisi ketupat merupakan lambang Walisongo sebagai penyebar Islam di Nusantara. Masyarakat muslim di nusantara pasti sudah tak asing lagi dengan Wali Songo. Wali memiliki arti wakil, sementara songo memiliki arti sembilan. Dengan demikian, Wali Songo adalah sembilan wakil atau wali Allah SWT.

Perjalanan dakwah Wali Songo telah dicatat dalam sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia. Mereka telah meninggalkan banyak jejak dalam berdakwah. Wali Songo membawa perubahan besar terhadap masyarakat Jawa yang dulunya banyak beragama Hindu-Budha

4 (empat) tali yang berada di sisi bawah dan atas, dan sisi kanan dan kiri, melambangkan 4 mazhab dalam Islam sebagai manhajul fikr Aswaja Annahdliyah, yaitu Imam Syafii, Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Hambali yang membentengi atas dan bawah, kanan dan kiri, ketupat ilmu.

Sedangkan metafora/lambang Ketupat Ilmu dapat dijelaskan sebagai berikut:

Warna hijau tua pada Islam dan Aswaja Annahdliyah merupakan lambang peradaban

Warna hijau setengah tua pada 2 sisi Alguran dan Assunah merupakan kesuburan yang didasarkan pada prinsip Islam sekaligus sebagai representasi pengambilan teks-teks agama

Warna biru muda pada metodologi Islam dan metodologi barat merupakan kedalaman ilmu dan metode mengembangkan ilmu pengetahuan dari sisi Islam maupun Barat

Warna hijau muda pada 4 sisi (Studi Islam dan Humaniora, Politik dan Hukum, Sains Alam dan Sains Terapan, Ekonomi dan Teknologi) merupakan kesuburan yang didasarkan pada ilmu/sains dan agama

Warna emas pada 4 (empat) tali/perisai dari 4 (empat) penjuru mata angin yang melambangkan peradaban ilmu sebagai identitas perguruan tinggi yang memiliki manhajul fikr Aswaja Annahdliyah, yaitu Imam Syafii, Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Hambali

Tulisan berwarna putih sebagai lambang kesucian ilmu.

Implementasi memiliki makna pelaksanaan atau penerapan.hal ini berkaitan dengan suatu perencanaan,kesepakatan,maupun penerapan kewajiban.

1.Implementasi paradigma integrasi kolaborasi dalan membina akhlak mahasiswa

Promblem dalam penelitian ini adalah ada diantara mahasiswa yang tidak bersifat inklusif,oleh karena itu ada 3 konsep dalam penjabaran teori ini

1.paradigma integrasi

2.tipologi intergarsi ( nash,ilm,atau falsafah )

3.akhlak

Titik temu antara problem dan teori sebagaimana dijelaskan dibawah ini :

~pertama, paradigma integrasi kolaborasi adalah teori yang digukanakan untuk menyatukan kedua konsep besar yaitu sains dan agama,sehingga keduanya tidak terjadi dikotomi.didalam teori paradigama integrasi ada tiga tipologi integrasi yaitu hadlarat an-nash,hadlarat al-ilm,dan hadlarat Al-falsafah.dimana seseorang tidak cukup ketika hanya berlandasan kepada nash akan tetapi dibutuhkan ilm untuk menjelaskan nash yang ada,walaupun kebenaran nash adalah suatu kebenaran yang mutlak yang tidak dapat diganggu gugat lagi tetapi alangkah sempurnanya ketika mampu dijelaskan secara pembuktian yang empirik.sehingga membuat seseorang akan merasa lebih yakin akan kebenarannya karena telah dibuktikan secara logis . Tidak cukup sampai disitu pandangan paradigma integrasi kolaborasi harus ditambah lagi dengan hadlarat falsafah yaitu menghubungkan secara erat antara nash dan ilm sehingga menjadi satu kesatuan utuh yang mampu menjelaskan kebenaraan nash dan ilm.

 

~kedua, tipologi integrasi ( nash,ilm,dan falsafah ) dengan adanya tipologi maka tidak akan terjadi dikotomi ilm walaupun dikatakan bahwa nash memperoleh kebenaran dari wahyu sementara ilmu memperoleh kebenaran dari akal. Dengan adanya kebenaran wahyu dan pengetahuan akal akan menguatakan satu sama lain.

~ketiga, akhlak yang dimaksud disini adalah akhlakul karimah atau akhlak terpuji, dimana seseorang dituntut untuk memiliki akhlak terpuji dan menghindati akhlak tercela , logika berpikir penelitian ini adalah ketika seseorang sudah memahami agama tentunya akan selalu mengamalkan ajaran yang dianutnya dan bergantung pada akhlak yang mulia.

Karena adanaya paradigama integrasian dan kerekaitan antara tipologi maka bisa menghasilkan pemahaman yang komperhensif ( mampu menagkap ) dan akhlakul karimah.

 

2.Implementasi dalam visi,misi,dan tujuan

-terwujudnya kolaborasi proses pembelajaran berbasis IPTEKS dan IMTAK yang mencakup pikiran,aqidah,amaliyah(ibadah) dan gerakan.

-mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk memiliki keunggulan komperatif dibidang akademik.

-mendorong dosen dan mahasiswa untuk memaksimalkan dampak pada keilmuan dan keislaman.

3.Implementasi dalam kurikulum

Dilakukan peninjauan kurikulum mengacu KKNI-SN, perubahan ini bertujuan mencirikan kampus yang benar-benar menjunjung tinggi moderasi mulai dari cara berpikir.

4.Implementasu dalam budaya akademik

Paradigma tidak lepas dari tradisi atau khasanah keilmuan pesantren dan kearifan lokal diindonesia.maka dari itu,dikembangkan budaya akademik.

 

 

 

 

 

 

Bagikan :

Tambahkan Komentar