Oleh : Fina Alif laila

Mahasiswi Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung


Pendidikan merupakan hal vital baik dalam aspek agama maupun negara. Pendidikan juga menjadi salah satu tolak ukur kemajuan suatu negara. Dalam kaidah ushul terdapat istilah "Al-amru bi Maqashidiha" yang artinya setiap perbuatan atau aktivitas harus berorientasi kepada tujuan. Dengan demikian pendidikan sebagai wadah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tentunya juga harus mempunyai tujuan dan rancangan yang jelas. Bahkan tujuan pendidikan juga menjadi salah satu komponen pendidikan yang harus ada sebelum merumuskan komponen-komponen lain. 

Tak hanya itu, adanya tujuan pendidikan juga akan membatasi objek-objek lain, sehingga apa yang menjadi cita-cita pendidikan dapat terfokus dan berjalan maksimal. Selain itu dengan tujuan juga, keberjalanan pendidikan akan terkoreksi, sehingga nantinya akan muncul evaluasi usaha-usaha lain yang akan mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Berbicara tentang tujuan pendidikan tentunya tak lepas dari hakekat pendidikan itu sendiri. 

Sholikhah el dalam bukunya menyinggung bahwa pendidikan Islam ialah pendidikan  yang berparadigma kesemestaan agar manusia dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai khalifah fil ardh. Kesemestaan di sini diartikan sebagai terciptanya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan dan kelalaman secara integratif dalam rangka humanisasi dan liberalisasi manusia. 

Sementara Imam Syafi'I dalam tulisannya merumuskan tujuan Pendidikan Islam setidaknya harus berorientasi pada hakekat Islam yang meliputi: Pertama, tujuan dan tugas hidup manusia sebagai khalifah fil ardh. Kedua, rumusan tujuan harus memperhatikan sifat-sifat dasar manusia tentang nilai, bakat, dan minat untuk membentuk peserta didik. Ketiga, Pendidikan Islam ditujukan untuk menjaga keselamatan dan pearadaban umat manusia. Keempat, tujuan Pendidikan Islam harus sejalan dengan keinginana manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup. 

Dari hakekat Pendidikan Islam yang telah dipapaparkan setidaknya terdapat tujuan pokok pendidikan Islam yang pada tulisannya kali ini penulis akan mencoba melakukan signifikansi dengan tujuan pendidikan Islam perspektif hadis. Tujuan pokok diambil dari pendapat Abdurrohman Shaleh Abdullah dalam bukunya Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur'an. Ia merumuskan ke dalam tiga tujuan pokok;

Tujuan Pendidikan Jasmani ( Ahdaf Al-Jismiyyah)

Seperti yang kita ketahui bahwa manusia diciptakan tidaklah sia-sia. Bahkan adanya kisah tentang Nabi Adam dan Siti Hawa yang diturunkan ke bumi juga bukan hanya kebetulan keduanya melakukan kesalahan. Sejauh ini pandangan yang banyak digunakan ialah bahwa manusia diciptakan adalah sebagai 'Abdullah dan khalifah di muka bumi. Pada tujuan yang pertama ini kita akan terfokus pada posisi manusia sebagai khalifah yang dipercaya untuk merawat peardaban yang ada di bumi. 

Menjadi khalifah bukan berarti manusia juga yang menjadi penghuni pertama di bumi lalau membentuk peradaban sendiri. Dalam kenyataannnya Nabi Adam turun ke bumi setelah tumbuhan dan hewan diciptakan. Namun tidak menutup kemungkinan juga bahwa Nabi Adam dengan mudahnya menempati bumi yang telah berpenghuni. Justru dengan keadaan itu, menuntut Nabi Adam untuk mampu beradaptasi dan membina peradaban yang mungkin awalnya sudah terbentuk. 

Dengan bekal potensi yang dimiliki, manusia harus mampu beradaptasi dengan perubahan bumi yang keadaannya selalu berubah-ubah dari masa ke masa. Dari sini pendidikan sangat dibutuhkan untuk melatih manusia. Tak hanya menyoal ketrampialn fisik, justru  yang terpenting ialah ketrampilan batin yang mampu membawa diri untuk memberikan manfaat di bumi. Bukan malah menjadi makhluk yang mendatangkan kerusakan. Tujuan ini dapat disignifikansikan dengan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Bakr bin Abi Syaibah dan Ibn Numair, bahwasanya muslim yang kuat lebih baik dari pada muslim yang lemah. 

Muslim yang kuat bisa diartikan sebagai muslim yang sehat jasmani rohani, cerdas dalam menghadapi perkembangan zaman dan mampu memberikan perubahan positif terhadap lingkungannya. Manusia sebagai hewan berakal bertanggung jawab menjadi motor penggerak bagi resolusi kehidupan yang terjadi. Jangan sampai kelebihan berupa akal ini justru menjadi fitnah penyebab kerusakan di bumi. Di sinilah peran pendidikan Islam dibutuhkan untuk membentuk insan kaamilan yang mampu melakukan circle ilmiah guna menyokong tugasnya sebagai khalifah fil ardh.

Tujuan Pendidikan Ruhani (Ahdaf al Ruhaniayh)

Pendidikan Islam juga ditujukan untuk peningkatan jiwa ruhaniayah manusia. Sebagaimana kita tahu bahwa perbekalan sebanyak apapun di dunia tak lain tujuannya adalah untuk menggapai kebahagiaan ukhrowiyah. Kita harus pandai mengatur kualitas ruh kita dengan terus mengolah hati dan pikiran agar apapun yang kita lakukan, bagaimanapun bentuk perbuatan kita, itu dapat diorientasikan kepada nilai akhirat. Pendidikan Islam harus berbeda dengan p,endidikan lainnya karena, mempunyai ruh positif baik dari pendidik maupun peserta didik. Pendidik diajak untuk menghayati ajaran-ajaran agama yang dipelajari bersama. Bukan hanya intelektualitas saja yang diagungkan dalam proses mencari ilmu, namun juga spiritualitas dan emosionalitas, sehingga nantinya akan muncul keberkahan terhadap apa yang mereka pelajari. 

Dalam hal ini dapat kita signifikasikan dengan hadis Riwayat Tirmidzi dalam Sunan-nya diceritakan dari Abi Hurairoh bahwasanya Nabi berkata barang siapa menitih jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan jalannya menuju surga. Menitih di sini bisa diartikan cecara luas sebagai penghambaan terhadap ilmu. Menghambakan diri kepada ilmu berarti menghamba pula kepada Allah sebagai sumbernya ilmu. Selain itu Allah juga telah mengutus seorang nabi untuk menyempurnakan akhlak manusia. Nabi Lah yang menjadi perantara ilmu Allah kepada manusia melalui kalam Nya. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa tujuan pendidikan Islam juga sebagai penghambaan diri kepada Allah melalui ilmu untuk diwujudkan kepada terciptanya akhlak mulia.

Tujuan Pendidikan Akal (Ahdaf al-'Aqliyah)

Tujuan ini mengarah kepada perkembangan intelegensi manusia sebagai seorang individu untuk dapat menemukan kebenaran sebenar-benarnya. Manusia dapat bertafakkur akan kekuasaan Allah melalui gejala-gejala alam yang terjadi untuk selanjutnya dijadikan sebuah kajian ilmu. 

Allah juga telah memberikan banyak perumpamaan dan kisah tauladan yang dijelaskan di dalam Al Qur'an sehingga manusia bisa bereksperimen mencari pembuktian yang nantinya akan menambah kesyukuran mereka kepada Allah Sang Maha Cipta. 

Namun dari sini perlu kita ketahui dengan keterbatasan akal manusia bahwa tidak semua kekuasaan Allah bisa dijangkau dengan akal. Kita diwarisi hati yang bisa membenarkan dan mengimani apapun kekuasaan Allah yang disebut dengan Haqqul Yaqin. 

Demikianlah, tujuan pendidikan Islam harus terorientasi secara baik guna mengembangkan fitrah manusia. Dimulai dari pendidikan dalam keluarga, terbentuknya konsep pendidikan hingga terbentuknya Lembaga Pendidikan dan berkembang menjadi Manajemen Pendidikan Islam. Wallahu a'lam bis showab.


Bagikan :

Tambahkan Komentar