Oleh Salamah     

Saat ini, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi suatu hal yang di perhatikan oleh semua elemen masyarakat.Program di Indonesia yang mencanangkan adanya pendidikan PAUD di setiap desa sepertinya sudah layak dikatakan berhasil.

Namun saat ini juga banyak bermunculan keberagaman pemahaman tentang anak usia dini.  Dalam membantu tumbuh kembang anak mencapai potensi tumbuh kembang secara optimal , maka orang tua sangat berperan penting di masa-masa anak pra sekolah, untuk membuat anak penuh dengan kegembiraan. Masa kanak-kanak tentu bermain menjadi sebuah kegiatan untuk belajar, dan belajar adalah hal yang menyenangkan.

 Dalam membantu perkembangan aspek-aspek tumbuh kembang anak dengan baik ,maka bermain merupakan hal yang sangat penting untuk pertumbuhan sosial emosional, fisik,intelektual,dan spiritual anak.Bermain dapat mengenalkan hal-hal baru kepada anak seperti mengenal lingkungan, mengembangkan emosi, berinterksi dan juga meningkatkan imajinasi anak. Dalam kegiatan analisis kebutuhan anak ini juga bisa sebagai salah satu acuan bagi para pendidik membuat program belajar yang tepat bagi anak agar membantu tumbuh kembangnya secara maksimal.

Dalam hal ini pembelajaran anak dilakukan secara bertahap dari hal yang sederhana menuju ke suatu hal yang kompleks. Proses belajar anak pada prinsipnya di pengaruhi oleh kematangan anak, serta lingkungan. Seorang anak mampu belajar hal baru dengan kegiatan berinteraksi dengan orang lain, berpengalaman dalam melakukan kegiatan pengembangan fisik motorik.

Anak mampu belajar dari media bermain.Selanjutnya setelah anak mulai merambah dunia Pendidikan , maka orang tua sangat di harapkan bisa bekerja sama dengan guru untuk memaksimalkan potensi tumbuh kembang Anak Usia Dini dalam semua aspek. Kesuksesan pendidikan dalam rentang usia 0-6 tahun atau biasa kita sebut Anak Usia Dini, akan memberikan manfaat sekaligus meningkatkan kekuatan bagi dunia pendidikan di Indonesia.

Menganalisis kebutuhan anak merupakan salah satu cara bagi pendidik untuk mencari referensi untuk menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak. Proses belajar anak dilaksanakan menurut prinsip-prinsip perkembangan anak, yaitu anak belajar secara menyeluruh, dan pembelajaran dilakukan secara bertahap, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari yang mudah ke yang sulit, dari yang konkret ke yang abstrak, dari diri sendiri ke orang lain, dari yang seluruh bagian, Anak-anak belajar dengan kecepatan mereka sendiri

Perkembangan anak selanjutnya dibangun atas perkembangan tahap sebelumnya dan merupakan waktu yang paling baik bagi seorang anak untuk melakukan proses belajar. Selain itu, proses belajar anak didasarkan pada prinsip bahwa anak adalah pembelajar yang aktif. Proses belajar anak dipengaruhi oleh kedewasaan dan lingkungan. Anak belajar dari pengalaman sosial dan pengalaman fisik. Setiap anak belajar dengan cara yang berbeda.

Catatan anak-anak penting untuk perawatan dan pemrograman lebih lanjut. Selain itu, NAEYC (National Association for the Education of Young Children) menulis bahwa pendidikan perkembangan anak (DAP) yang tepat menekankan hal-hal berikut:

1.Anak yang seutuhnya. Profesional anak usia dini menangani perkembangan dan pembelajaran anak-anak dari perspektif holistik, menciptakan program yang mencakup kebutuhan emosional, sosial, kognitif dan fisik anak-anak.

2.Program berdasarkan perbedaan individu. Perencanaan dan pelaksanaan program dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan dan minat anak-anak yang berbeda.

3.Pentingnya inisiatif anak dalam kegiatan. Anak merupakan pengambil keputusan yang aktif dalam proses pembelajaran. Guru harus memiliki wawasan yang luas tentang tanggapan konstruktif anak.

4.Game/Permaianan sebagai sarana belajar. Permainan sangat berharga dan fasilitasnya bisa di dalam atau di luar ruangan.

 5.Belajar dengan  Anak-anak terlibat langsung dalam pengalaman konkret materi. Kegiatan terkait lingkungan di mana mereka berpartisipasi.

6.Biarkan anak-anak memilih apa dan bagaimana mereka akan belajar. Guru menawarkan berbagai kegiatan untuk anak-anak untuk memilih dari dan ada banyak cara anak-anak dapat mencapai tujuan belajar mereka.

7.Penilaian berkelanjutan: masing-masing anak dan seluruh program. Praktisi menggunakan berbagai strategi penilaian, termasuk teknik formal dan informal. Penilaian standar menekankan pencapaian berbasis dokumen.

8.Bekerja dengan orang tua. Orang tua merupakan mitra penting dalam pengambilan keputusan dalam proses pendidikan. Keterlibatan mereka dalam pendidikan anak-anak mereka dianggap penting dan sesuatu yang diharapkan.

Bermain bagi anak merupakan upaya untuk memenuhi tiga kebutuhan sekaligus, yaitu kebutuhan fisik, emosional dan stimulasi/pendidikan. Bahkan bermain untuk anak kecil merupakan salah satu intervensi penting untuk mengurangi dampak penurunan IQ pada anak kecil yang mengalami kecacatan gizi saat bayi, terutama jika pemberian makanan bergizi tertunda.Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidup, untuk berkembang, dan untuk kenyamanan.

Analisis kebutuhan anak usia dini adalah: upaya untuk mengetahui segala sesuatu yang dibutuhkan anak sejak usia 0-6 tahun untuk mempersiapkan anak memasuki pendidikan lebih lanjut.

Terkadang kita sebagai pendidik tidak mengetahui tujuan pendidikan itu sendiri, yaitu pendidikan mempunyai tujuan yang ingin dicapai sebagai upayameningkatkan berkembangnya kemampuan individu yang bermanfaat bagi kehidupannya sebagai individu, warga negara atau warga masyarakat, sehingga pendidikan memerlukan kesadaran. usaha, dalam memilih bijaksana dan terencana dalam isi dan materi, strategi kegiatan dan evaluasi yang tepat.

Artinya, segala sesuatu yang kita berikan kepada anak kita harus melalui proses sadar dengan misi dan tujuan tertentu. Oleh karena itu, analisis kebutuhan adalah cara untuk membuat proses pembelajaran menjadi proses sadar dengan menyiapkan kurikulum yang tepat untuk anak didik kita.

-Penulis adalah mahasiswa Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung

Bagikan :

Tambahkan Komentar