Anisa Rachma Agustina

UNESCO menyebutkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen hal ini dapat diartikan bahwa ketika ada 1.000 penduduk Indonesia hanya ada 1 orang yang menyukao kegiatan literasi. Dari data tersebut harus menjadi pacuan semangat untuk berbagai kalangan supaya dapat menumbuhkan minat pembaca.

Budaya literasi yang semakin hari semakin rendah membuat lembaga pendidikan diberbagai tingkat harus turun tangan. Lembaga pendidikan dinilai tempat paling ideal untuk mengembangkan budaya literasi. Di sekolah anak selalu dilibatkan dalam kegiatan literasi, membaca dan menulis menjadi bagian paling krusial dari setiap proses pembelajaran.

Salah satu materi literasi bagi anak Sekolah Dasar kelas 4 adalah mengenai cerita fiksi dan non fiksi. Mengenalkan cerita fiksi dan non fiksi memerlukan perangkat atau media. Ketika hanya dideskripsikan di dalam kelas anak akan kesulitan untuk mengetahui dan membedakan cerita fiksi dan non fiksi. Problematika ini membuat wali kelas 4 SD Negeri Caturanom Maulid Salis Kurniati, S.Pd SD mengajak para peserta didik untuk terlibat langsung dan memahami ragam cerita fiksi dan non fiksi.

Kegiatan pengenalan cerita fiksi dan non fiksi ini dilaksanakan pada hari Selasa, 16 Agustus 2022. Para peserta didik di ajak untuk mengunjungi perpustakaan daerah Kabupaten Temanggung. Antusiasme para siswa ditunjukkan sejak awal keberangkatan. Sebelum memasuki area perpustakan Maulid Salis Kurniati, S.Pd SD mengingatkan kembali tentang macam-macam cerita fiksi serta memberikan tugas kepada para peserta didik untuk menuliskan judul dan jenis dari setiap bacaan yang mereka baca. 

Sesaimpainya di perpustakaan daerah Kabupaten Temanggung para siswa disambut hangat oleh para petugas. Para peserta didik diarahkan untuk meletakkan tas ke dalam loker lalu mereka mulai menuju sentra anak. Koleksi perpustakaan daerah Temanggung terbilang lengkap berbagai jenis koleksi fiksi. Oleh Maulid Salis Kurniati, S.Pd SD para peserta didik diarahkan untuk membaca buku-buku fiksi. Beberapa anak mengambil buku dongeng kuda pony, cerita bergambar, serta membaca majalah. Anak-anak sangat antusias dengan kegiatan ini mereka menikmati kegiatan literasi dan membaur dengan buku-buku pilihannya.

Setelah selesai anak diberikan tugas untuk mencatat judul buku dan jenis buku yang telah mereka baca. Setelah satu buku usai Maulid Salis Kurniati, S.Pd SD memberikan majalah BOBO yang berisikan cerpen untuk mengenalkan para siswa kelas 4 tentang cerita fiksi berupa cerpen, setelah selesai membaca cerpen para peserta didik diarahkan menuju sentra buku legenda. Berbagai buku legenda di baca oleh para siswa. Kegitan literasi ini di tutup dengan pengenalan novel di bagian atas perpustakaan. 

Harapan dari wali kelas IV SD Negeri Caturanom Maulid Salis Kurniati, S.Pd SD adalah anak dapat memahami secara keseluruhan, membedakan cerita fiksi dan non fiksi. Mengenal macam-macam cerita non fiksi dan melihat dan membaca langsung berbagai jenis cerita fiksi yang sudah dijelaskan di kelas. Selain itu kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan minat baca anak yang hampir punah, zaman dahulu saat saya kecil saya sering membaca majalah dan sangat familiar dengan berbagai cerpen, namun dengan perkembangan zaman yang pesat justru membuat anak enggan untuk membaca buku dan lebih memilih bermain gadget. Semoga kegiatan ini bisa dilaksanakan oleh semua kelas bukan hanya kelas IV, supaya budaya literasi khususnya di SD Negeri Caturanom tetap lestari.*** 

Bagikan :

Tambahkan Komentar