Oleh Nella Salsabila

Mahasiswa Prodi PIAUD INISNU Temanggung


Bermain merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh anak dengan bebas atas dasar keinginan diri sendiri. Anak Usia dini (AUD) bebas memilih untuk bermain apapun yang mereka sukai. Namun harus diingat anak bebas bermain disini harus selalu ada pengawasan dari orang tua atau gurunya. Melalui bermain kita dapat melihat bagaimana anak berkembang karena dengam bermain kita dapat melihat semua aspek perkembangan anak mulai dari nilai agama dan moral, fisik motorik, keterampilan berpikir, bahasa, sosial emosi, dan seni. 

Guru PAUD adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi anak usia dini. Sebagai guru PAUD harus tahu dunia anak usia dini itu tidak terlepas dari bermain dan permainan. Karena dunia anak adalah bermain, maka pembelajaran dapat dilakukan melalui kegiatan bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain.

Sains merupakan proses pengamatan, berpikir, dan merefleksikan aksi dan kejadian/peristiwa. Sains pada anak-anak usia dini dapat diartikan sebagai hal-hal yang menstimulus anak untuk meningkatkan rasa ingin tahu, minat dan pemecahan masalah, sehingga memunculkan pemikiran dan perbuatan seperti mengobservasi, berpikir, dan mengaitkan antar konsep atau peristiwa. Banyak manfaat yang bisa diperoleh jika anak sejak dini telah diperkenalkan dengan sains contoh sederhana yaitu mengenal rasa menggunakan indra pengecap. Sains melatih anak bereksperimen dengan melaksanakan beberapa percobaan-percobaan sederhana, memperkaya wawasan anak untuk selalu ingin mencoba dan mencoba hal baru. Sehingga sains dapat mengarahkan dan mendorong anak menjadi seorang yang kreatif dan penuh inisiatif.

Kehidupan anak usia dini tidak dapat lepas dari sains, kreativitas dan aktivitas sosial. Oleh sebab itu, guru hendaknya dapat menstimulasi anak dengan cara memilih berbagai kegiatan yang terkait dengan sains dan teknologi. Guru harus selalu aktif mencari ide, dan kreatif membuat ide semenarik mungkin agar anak tidak mudah merasa bosan. Kegiatan sains memungkinkan anak melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda, baik benda hidup maupun benda tak hidup yang ada disekitarnya. Dengan menggunakan berbagai media disekitar kita guru dapat mengajak anak bereksperimen sederhana. Dengan mengenalkan benda-benda sederhana memungkinkan memancing ide anak untuk berbuat sesuatu atau melakukan hal apa saja dengan media yang dipilih.

Dengan bermain sains dapat  melatih anak usia dini menggunakan lima inderanya untuk mengenal berbagai gejala benda dan gejala peristiwa. Sejak anak usia dini harus dilatih untuk melihat, meraba, membau, merasakan dan mendengar. Semakin banyak keterlibatan indera dalam bermain dan belajar, anak akan semakin memahami apa yang dipelajari. Anak usia dini dapat memperoleh pengetahuan baru dari hasil penginderaanya dengan berbagai benda yang ada disekitarnya. Pengetahuan yang diperolehnya akan sangat berguna sebagai modal berpikir yang berkelanjutan. Melalui proses bermain belajar sains, anak dapat melakukan percobaan sederhana. Dengan percobaan tersebut melatih anak menghubungkan sebab dan akibat dari suatu perlakuan sehingga dapat membantu anak berpikir logis. Saat anak melakukan percobaan perlu adanya bimbingan dan pengawasan entah dari guru maupun orang tua.

Dengan mengembangkan kemampuan berpikir logis, diharapkan anak dapat mengolah perolehan belajar dan menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah. Salah satu hasil belajar yang harus dicapai adalah anak dapat mengenal berbagai konsep sains sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Melalui bermain sains  anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang ada disekitarnya, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. 

Selain itu, belajar dengan bermain memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, mempraktekkan dan mendapatkan bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya. Jadi, pembelajaran pengenalan sains sederhana dapat diberikan pada anak melalui metode bermain. Dengan begiti diharapkan dapat mencetak anak yang mampu berpikir logis, kreatif, dan inovatif.


Bagikan :

Tambahkan Komentar