Oleh Salamah

Prodi PIAUD INISNU Temanggung


Guru memainkan peran penting dalam pendidikan peserta didik dan harus mampu memberikan stimulus yang tepat Mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu, guru harus menguasai standar kompetensi guru sepenuhnya. Persyaratan Kemampuan Mengajar Guru mulai dari fisik, moral, Sosial, Budaya, Emosional dan Intelektual, Menguasai Teori Belajar dan prinsip-prinsip pendidikan belajar, dan Mempromosikan pengembangan potensi anak untuk melepaskan potensi penuh mereka. Oleh karena itu, guru harus membantu anak mencapai potensinya Sesuai standar kompetensi pendidikan nasional.

Pembelajaran sains pada anak usia dini, termasuk bidang pengembangan lainya yang memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu meletakan dasar kemampuan dan pembentukan sumber daya manusia. Menurut istilah secara umum sains adalah sebagai proses pengamatan, berfikir dan merefleksikan aksi dan peristiwa/kejadian. Sains pada anak usia dini dapat diartikan sebagai hal-hal yang menstimulus mereka untuk meningkatkan sikap ingin tahu, minat dan pemecahan masalah, sehingga memunculkan pemikiran dan perbuatan seperti mengobservasi, berfikir, dan mengaitkan antara konsep dan peristiwa. Pembelajaran sains pada anak usia dini hendaklah dilakukan dengan cara mengamati, klasifikasi, membandingkan, mengukur, komunikasi dan eksperimen.

Memperkenalkan anak pada sains harus disesuaikan dengan usia anak dan perkembangannya. Sains juga bisa melatih anak menggunakan panca inderanya Mengidentifikasi berbagai gejala dari suatu objek atau fenomena peristiwa. Anak-anak dilatih untuk Lihat, sentuh, cium, merasakan, dan mendengar. Anak mendapat pengetahuan baru hasil penginderaan dari berbagai media yang ada sekitar. Pengenalan pembelajaran sains bisa dimulai dari hal yang kecil,seperti Libatkan anak-anak dengan kegiatan dan kebiasaan yang menyenangkan. Mengalami proses ilmiah secara langsung. Selain itu , juga bisa melatih panca indra dengan gejala pengenalan sensorik objek dan peristiwa. Saat ini dikenal dengan sebutan metode keilmuan atau metode ilmiah

Saat ini dikenal dengan sebutan metode keilmuan atau metode ilmiah (scientific method). Proses ilmiah adalah siklus membentuk hipotesis, pengumpulan data, mengkonfirmasi atau tidak menggunakan hipotesis, membuat generalisasi, dan kemudian mengulangi siklus. Keterampilan dasar yang digunakan dalam proses ilmiah termasuk mengamati, mengklasifikasi dan membandingkan, mengukur, berkomunikasi, bereksperimen, berkaitan, menyimpulkan, dan menerapkan. Sesuai dengan standar kompetensi yang ingin dicapai oleh anak usia dini sasaran pembelajaran mencakup ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dielaborasi untuk satuan pendidikan. 

Untuk memperkuat metode pendekatan ilmiah (scientific) dalam satu kegiatan anak perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian. Untuk mendorong kemampuan anak dalam manghasilkan karya kontekstual baik individual maupun kelompok. Nilai-nilai sains dapat juga berpengaruh pada kemampuan kognitif, psikomotorik, afektif dan nilai-nilai religius yang ada pada diri anak.

Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik, bukan kepada guru. Guru hanya sebagai fasilitator. Pendekatan saintifik berisikan proses pembelajaran yang didesain agar peserta didik mengalami belajar secara aktif melalui suatu tahapan-tahapan. Pendekatan saintifik diperkenalkan pertama kali dalam dunia pendidikan di Amerika sejak abad ke-19, pendekatan ini memudahkan guru atau pengembang kurikulum dalam memperbaiki proses pembelajaran. Pendekatan saintifik juga dikenal sebagai pendekatan ilmiah. Pendekatan saintifik ini lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tradisional.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menekankan pembelajarannya dengan pendekatan saintifik dan penilaian autentik (Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014). Pendekatan saintifik yaitu pembelajaran yang berbasis fakta/kongkrit yang dapat dijelaskan dengan logika berpikir, menginspirasi anak untuk dapat berpikir kritis, mampu menganalisis dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami dan memecahkan masalah . 

Menurut kemendikbud, pendekatan saintifik merupakan pendekatan dalam membangun cara berpikir anak agar anak memiliki kemampuan menalar yang diperoleh melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan. Penilaian autentik adalah kegiatan menilai dengan menekankan apa yang seharusnya dinilai, baik proses pembelajaran dan hasil belajar dengan berbagai intrumen penilaian yang disesuaikan dengan kompetensi yang ada dalam Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) (Kunandar, 2013:35). Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 mulai dari jenjang PAUD sampai dengan Pendidikan Menengah dilaksanakan dengan pendekatan saintifik.

Pembelajaran sains secara jelas dan tegas memberikan informasi bahwa pembelajaran sains tidak sebatas melalui pemindahan pengetahuan dari guru kepada siswa, akan tetapi menjadi suatu kewajiban bahwa pembelajaran sains harus melalui penyelidikan, dan melalui penerapan konsep-konsep sains dalam bentuk merancang dan membuat suatu karya atau produk. Pembelajaran sains seperti ini akan memberi arti dan kebermaknaaan hasil belajar bagi diri siswa dalam menjalani kehidupannya.

Pada anak usia dini, sains juga melibatkan beberapa pengujian, mengembangkan gagasan dan keterampilan proses sains. Proses sains yang dilakukan digunakan untuk menjelaskan fenomena yang sedang diamati dan untuk memprediksi suatu kejadian. Proses sains ini akan membantu anak untuk mengembangkan pengetahuannya terhadap masalah ilmiah dan lingkungan.

Penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran sains anak usia dini akan membantu anak untuk mengembangkan kemampuannya dalam berbahasa. Kemampuan anak dalam mengungkapkan bahasa tidak lepas dari adanya faktor lingkungan yang membantu dan memberikan peran yang maksimal. Faktor lingkungan ini salah satunya adalah diterapkannya pendekatan saintifik sehingga anak lebih berperan aktif dalam mengungkapkan pendapat mereka ketika pembelajaran berlangsung. Guru yang bertugas sebagai fasilitator memberikan kesempatan pada anak untuk belajar dan mengalami sendiri pengetahuannya melalui berbagai eksplorasi kegiatan sehingga kemampuan berbahasa anak dapat meningkat.

Penyampaian pembelajaran yang efektif melalui penerapan pendekatan saintifik membuat perkembangan mengungkapkan bahasa pada anak dapat terstimulasi dengan baik. Kemampuan anak dalam mengungkapkan bahasa ini akan berperan membangun karakter positif lainnya seperti meningkatkan keberanian dalam mengungkapkan pendapat, meningkatkan kepercayaan diri anak, membuat anak pantang menyerah, dan selalu berusaha mencoba dalam setiap kegiatan. Selain itu nak akan terbiasa mengembangkan kemampuan berpikirnya ketika melakukan kegiatan. Hal ini akan memberikan dampak positif pada perkembangan kognitif anak

Jadi saintifik sangat berperan penting dalam pendidikan anak usia dini untuk menstimulasi 6 aspek perkembangan anak. Sehingga anak dapat menyelesaikan masalah sendiri dengan cara observasi dan menalar


Bagikan :

Tambahkan Komentar