Oleh Mar'atussolichah 

Mahasiswi prodi PGMI INISNU Temanggung 


Pandemi covid-19 kini tengah menjadi wabah yang mendunia sehingga WHO menetapkan pandemi covid-19 sebagai pandemi global dikarenakan penyebaran virus yang cukup cepat. Indonesia merupakan salah satu negara yang juga terpapar virus ini sejak awal tahun 2019 hingga saat ini pun berita virus ini masih santer terdengar. Akibatnya, pandemi tersebut berdampak terhadap berbagai bidang, mulai dari ekonomi hingga pendidikan.

Dampak dalam pendidikan, pemerintah menetapkan proses pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh atau lebih di kenal pembelajaran daring. Dengan alih sistem pembelajaran tersebut menyebabkan merosotnya karakter peserta didik yang disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya penggunaan smartphone secara leluasa dan kurangnya pengawasan dari guru serta orang tua.

Penggunaan smartphone dalam pembelajaran daring banyak disalahgunakan oleh peserta didik, akibatnya karakter peserta didik di masa pandemi mengalami penurunan yang cukup drastis. Misalnya ketika diberikan tugas melaui whatsapp, peserta didik cenderung mengabaikan tugasnya dan beralih pada game-game atau aplikasi yang membuat boros kuota. Dari karakter game yang ditampilkan, secara tidak langsung membuat karakter dan sudut pandang anak menjadi terkontaminasi dan cenderung meniru perilaku yang terdapat dalam game. Selain itu anak tidak segan untuk berbohong pada orang tua untuk membelikan kuota dengan alibi untuk mengerjakan tugas, padahal nyatanya kuota tersebut digunakan tidak sebgaimana mestinya.

 Untuk meminimalisir hal tersebut, maka peran orang tua dan guru dalam pembelajaran di masa pandemi dituntut untuk cakap dalam penggunaan metode pengajaran, salah satunya dengan optimalisasi penerapan kurikulum yang didalamnya menekankan pada keterampilan dan pendidikan karakter.

Dalam pendidikan Indonesia menerapkan kurikulum 2013 di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sebagaimana kurikulum 2013 sendiri merupakan kurikulum yang menekankan pada keterampilan, media literasi informasi dan komunikasi, serta penguatan pendidikan karakter peserta didik.

Dari aspek filosofis, bahwa kurikulum 2013 dirancang berdasar dengan pendidikan Indonesia yang berakar dari budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang dengan peserta didik sebagai pewaris budaya yang kreatif bangsa. Sehingga dari aspek ini, pendidikan merupakan pengembangan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai, dan berbagai dimensi intelegensi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan diperlukan dalam lingkup yang lebih luas.

Kurikulum 2013 terbentuk atas nilai-nilai sosial masyarakat dan merupakan cerminan keperibadian masyarakat Indonesia, lalu dikembangkan atas dasar adanya perubanhan rancangan proses pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, kurikulum harus mampu memfasilitasi peserta didik agar dapat mengkontruksi isi kurikulum menjadi pengetahuan baru peserta didik. Maka di era modern saat ini, sekolah harus optimal dalam mengembangkan potensi setiap peserta didik. Sehingga dalam hal ini kurikulum 2013 sangan relevan terhadap pembentukan karakter peserta didik. Khususnya di masa pandemi saat ini, dengan peran optimal dari guru dalam menyampaikan materi pembelajaran serta melalui pembiasaan positif terkait materi yang diajarkan, bukan tidak mungkin karakter peserta didik yang mennjukkan jati diri bangsa Indonesia akan tertanam.

Pendidikan karakter yang terdapat dalam kurikulum 2013 sendiri secara tidak langsug diharapkan mampu membentuk karakter peserta didik yang berkualitas walaupun di tengah pandemi dan era modernisasi yang kini tengah terjadi. Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 diharapkan mampu menjadi benteng dalam diri peserta didik guna menghadapi degredasi moral dampak dari pandemi. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa relevansi dari kurikulum 2013 terhadap peserta didik mampu berpengaruh terhadapa karakter dan keperibadiannya.

Dengan optimalisasi pembelajaran pendidikan karakter melalui kurikulum 2013 maka tujuan dalam mencetak generasi penerus bangsa yang berkarakter dan berkualitas akan tercapai.


Bagikan :

Tambahkan Komentar