Oleh Prasetyo Hestina Anggaeni

Mahasiswa Ekonomi Syariah INISNU Temanggung


Manusia akan selalu berusaha mendapatkan apa yang diinginkan, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasannya. Teori Maslow mengatakan bahwa kebutuhan diklasifikasikan menjadi beberapa bagian. Salah satunya adalah kebutuhan dasar atau fisiologi, yang merupakan kebutuhan paling mendasar dari semua kebutuhan manusia. 

Kebutuhan fisiologi ini tersusun atas kebutuhan akan oksigen, air, makanan, suhu tubuh normal, tidur dan kebutuhan dasar lainnya. Manusia akan mengusahakan apapun untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Apalagi dalam urusan kebutuhan pangan, terkadang harga yang tinggi dan langkanya persediaan barang pun tetap harus didapatkan untuk tetap bertahan hidup.

Saat ini kebutuhan akan makanan memiliki berbagai varian, baik pada makanan pokok, subtitusi, maupun makanan ringan dan bahan pembuatannya. Gula adalah salah satunya. Gula sangat dibutuhkan dalam keseharian karena sebagai pemanis dan bumbu masakan. Seperti yang telah dijelaskan, gula juga memiliki berbagai jenis sesuai dengan bahannya. Bukan hanya gula pasir dari tebu saja yang menempati kebutuhan pokok, tetapi ada gula aren juga yang bisa digunakan di berbagai macam olahan. Terutama di bulan Ramadhan ini, gula aren banyak dibutuhkan untuk takjil dan makanan lebaran Idul Fitri nanti.

Banyaknya olahan makanan dengan gula aren membuat permintaan gula aren di pasar melonjak setiap bulan Ramadhan. Naiknya permintaan akan gula aren membuat harga ikut merambat naik. Fluktuasi permintaan gula aren selain karena dipengaruhi oleh permintaan pasar juga dipengaruhi harga gula pasir tebu. Tak jarang hal ini memunculkan kecurangan-kecurangan di kalangan petani dan pengolah gula aren dan bahkan penjualnya di pasaran. Pelaku usaha gula aren akan selalu memantau permintaan pasar untuk mengetahui seberapa butuh masyarakat terhadap gula aren dan bagaimana harga gula pasir untuk menyesuaikan jumlah produksinya.

Pelaku usaha gula aren yang jujur akan memproduksi gula aren asli sesuai dengan permintaan pasar dan dipatok harga yang mahal karena keaslian dan kualitasnya. Namun, adanya persaingan harga membuat beberapa pelaku menambahkan

 sedikit gula pasir ke dalam air nira sebagai campuran. Hal ini terjadi tentunya ketika harga gula pasir sedang lebih murah dari gula aren. Gula aren campuran biasanya dipasarkan dengan harga yang lebih murah dari gula aren aslinya. Akan tetapi di lain kesempatan penjual akan memasarkan gula aren campuran dengan harga yang sama dengan yang asli dengan mempertimbangkan kualitas dan rasanya juga.

Yang lebih parah dari gula aren campuran ini adalah gula pasir yang ‘disulap’ menjadi gula aren. Pengolahannya menggunakan perbandingan 1:5. Misalkan gula pasir 5 kilogram, maka akan dicampuri hanya dengan 1 kilogram gula aren. Pengolah yang sudah berpengalaman akan dengan mudah mengolah gula aren campuran tersebut menjadi memiliki rasa yang sama dengan gula aren asli dan berkualitas baik. Konsumen yang tidak begitu memahami keaslian gula aren akan gampang terkecoh jika penjual mengatakan “Ini gula aren asli karena rasa dan kualitasnya sama”. Hal ini juga merupakan dampak dari harga gula pasir yang terlalu murah.

Berbisnis dengan gula aren campuran memang begitu menguntungkan karena harganya yang fluktuatif. Ketika bulan Ramadhan harga gula aren asli di pasaran rata-rata bisa mencapai Rp20.000 perkilogram bahkan lebih. Sedangkan gula aren campuran berada di kisaran Rp18.000 perkilogram. Pencampuran gula pasir pada gula aren ini tidak selalu bermotif meraup keuntungan. Karena ada kalanya gula susah diolah dan bahkan tidak bisa dicetak yang mana hal ini dapat menimbulkan kerugian bagi petani dan pengolahnya. 

Sebenarnya gula yang gagal ini bisa dijual dengan tekstur cair, akan tetapi dengan harga yang jauh lebih murah dan pengemasannya tidak mudah. Maka cara untuk mengatasi gagal cetak adalah dengan mncampurkan gula pasir agar teksturnya keras hingga bisa dicetak dan dapat dijual di pasar. Ada beberapa pengolah gula aren yang menambahkan bahan campuran untuk gula semut sehingga tekstur gulanya menjadi lebih keras dan awet.


Bagikan :

Tambahkan Komentar