Oleh Zaidatul Hidayah

Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah INISNU Temanggung


Fenomena melonjaknya harga minyak goreng yang mahal dan langka masih berlangsung hingga kini. Hal ini menimbulkan masalah dalam masyarakat karena Permintan minyak goreng naik dipasaran saat menjelang Hari Ramadhan dan idul Fitri. Harga minyak goreng yang kian melambung ini membuat masyarakat menjerit karena kesulitan dalam memenuhi bahan pokok yang dibutuhkan. Peristiwa ini juga berimbas pada Pelaku UMKM yang berbahan pokok minyak seperti : Penjual Gorengan, cathering dll. Dan mendorong pelaku usaha dalam menaikan harga dagangannya.

Pada awalnya masyarakat terbantu dengan adanya kebijakan dari pemerintah yang memukul rata harga Rp 14.000., perliter. Namun, hal ini bahkan menimbulkan tangan nakal penimbun minyak goreng yang memicu kelangkaan. Kelangkaan minyak goreng tersebut yang menyebabkan tidak meratanya pembagian minyak goreng di kalangan masyarakat. Hal ini tentunya penimbun menjalankan tanpa memikirkan nasib masyarakat yang membutuhkan. Kegiatan penimbunan tersebut berlanjut hingga perlu beberapa tindakan dan sanksi dari pihak yang  berwajib.

Berhasil mengamankan sejumlah 24.000 liter minyak goreng merek Hemart, disebuah rumah salah satu warga berinisial MK, yang tidak memiliki legalitas perizinan agen minyak yang saat ini langka (Kompas.com, 26/2/2022). Jumlah yang sangat fantasitis bukan? Di saat masyarakat membutuhkan minyak goreng, namun jumlah stok sangat tipis tetapi malah diluar sana banyak penimbun yang menymbunyikan beberapa merk minyak goreng demi kuntungan dirinya sendiri.

Harga Minyak Goreng yang melonjak ini sejak Harga eceran Tertinggi (HET) dicabut oleh pemerintah pada Tanggal 16 Maret 2022. Kemasan minyak goreng yang tadinya menjadi barang langka, hadir membanjiri swalayan dan pasaran dengan harga yang melambung tinggi. Masyarakat kewalahan dengan hadirnya minyak goreng , hal ini menjadi sebuah tanda tanya besar yang muncul dikalangan masyarakat. Mengapa tidak? Negara Indonesia merupakan produsen minyak terbesar di Dunia, dan sudah seyogyanya harga minyak goreng di Negara ini terjangkau.

Di kota Tasikmalaya masyarakat mengaku kaget karena stok minyak goreng yang tadinya kosong menjadi banyak dipasaran setelah harga naik menjadi RP 23.000,. perliter (Kompas.com 17/03/2022). Perubahan yang sangat menakjubkan bukan? Harga yang tadinya Rp 13.000 – Rp 14.000,. berubah mnjadi Rp 23.000. Hal ini yang mendasari minyak yang tadinya berjumlah sedikit beralih menjadi banyak yang tersedia. Bisa dikatakan untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya.

Harga Minyak goreng yang melambung tentu akan berpengaruh juga dengan biaya yang dikeluarkan masyarakat pun semakin meningkat dan pendapatan yang mereka dapatkan tidak setimpal dengan apa yang mereka dapatkan. Dalam situasi saat ini, masyarakat membutuhkan campur tangan Pemerintah dalam membantu menstabililkan harga minyak goreng kembali pada harga standarnya. Dengan  itu masyarakat dapat menjalankan kehidupan sehari-harinya dengan tenang tanpa adanya keresahan kenaikan harga dan kelangkaan minyak goreng. 


Bagikan :

Tambahkan Komentar