Oleh: Anisa Rachma Agustina

Hariantemanggung.com - SD Negeri Jumo merupakan satu-satunya sekolah penggerak di Kecamatan Jumo. Hal ini mengharuskan kepala sekolah dan stake holder yang ada menyesuaikan aturan yang telah berlaku. 
Setelah adanya kurikulum tiga belas (kurtilas), Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menghadirkan kurikulum baru yaitu kurikulum KOSP.

Kurikulum KOSP adalah kurikulum pilihan yang dapat diterapkan oleh satuan pendidika mulai tahun ajar 2022/2023. Kurikulum ini merupakan pengembangan dari kurtilas. 
Pengembangan kurikulum ini dilaksanakan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan dapat mendukung pemulihan pembelajran.

Hanya beberapa sekolah yang sudah menggunakan kurikulum ini. Salah satunya adalah SD Negeri Jumo. Sekolah yang beralamat di Jl. Raya Jumo merupakan satu-satunya sekolah penggerak di kecamatan Jumo yang sedang menerapkan kurikulum KOSP.

Dalam wawancara kami pada Sabtu, 12 Maret 2022 pukul 10.00 WIB dengan Murjini, M.Pd Kepala Sekolah SD Negeri Jumo menuturkan bahwa SD Jumo telah menerapkan kurikulum KOSP bagi kelas 1 dan 4. 

Guru kelas 1 dan 4, guru PAI dan guru olah raga di berikan pelatihan dan pembekalan untuk dapat mewujudkan kurikulum KOSP ini. 

Murjini, M.Pd menuturkan bahwa progam-progam sekolah penggerak ini membuat guru dan siswa menjadi merdeka. 

Pembelajaran tidak hanya berada pada ruang kelas, namun dapat diberbagai tempat misalnya saat membahas materi mengenai struktur desa, anak-anak bisa di bawa untuk mengunjungi /study lapagan di kantor Desa. 

Dengan demikian anak akan bisa mengeksplore apa yang ada disekitarnya.

Dalam aspek pengumpulan tugas, para peserta didik juga tidak diwajibkan untuk membuat laporan dalam bentuk teks atau tulisan, namun guru akan melihat potensi para peserta didik terlebih dahulu.

Seorang anak yang gemar bercerita dapat mengumpulkan tugas dengan ceritanya.
begitupula anak yang gemar mengambar dapat mengumpulkan tugas dengan gambarnya.

Dengan demikian guru dapat memahami bakat dan kemampuan yang dimiliki peserta didik.

Dengan kurikulum ini tidak ada anak yang tidak pandai, semua anak memiliki ciri khas dan keistimewaannya masing-masing. 

Tugas guru adalah ikut mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik.

Anak-anak sangat antusias dengan kebijakan baru ini, dikarenakan kurikulun ini adalah kurikulum berbasis project. Dimana para peserta didik lebih menyukai praktik secara langsung dari pada hanya terpaut di ruang kelas.

Dalam praktiknya baru kelas 1 dan 4 yang menerapkan kurikulum ini, Harapannya disemester depan semua kelas dapat menggunakan kurikulum tersebut pungkas Murjini, M.Pd,
Bagikan :

Tambahkan Komentar