Oleh Astari Nur Khofifah

Mahasiswa Fakultas Syariah, Hukum, dan Ekonomi Islam IINISNU Temanggung

Berdasarkan Badan Pusat Statistik perekonomian daerah, penyumbang utama inflasi di bulan November 2021 sampai dengan minggu III yaitu komoditas telur ayam ras sebesar 0,09% (mtm), minyak goreng sebesar 0,07% (mtm), cabai merah sebesar 0,05% (mtm), daging ayam ras, sawi hijau, bayam, emas perhiasan, sabun detergen bubuk, angkutan udara dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm). 

Disisi lain, Survei Pemantauan Harga pada minggu III November 2021 juga memberikan penjelasan bahwa perkembangan harga pada November 2021 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi pada minggu tersebut sebesar 0,31% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi November 2021 secara tahun kalender sebesar 1,24% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,69% (yoy).

Salah satu hal yang menjadi pengaruh meningkatnya inflasi di bulan november tahun ini adalah harga telur ayam yang anjlok di pasaran. Penyebab salah satunya adalah harga jagung di pasaran yang tinggi sehingga membuat para peternak layer, yang sebagian besar merupakan peternak selfmix membutuhkan jagung sebagai bahan campuran pakan lebih besar dibandingkan peternak ayam pedaging. 

Sehingga dengan otomatis, kenaikan harga jagung membuat biaya produksi mereka meroket. Dimana jagung merupakan 50% bahan baku utama dari pakan, kenaikan ini akhirnya turut menyebabkan naiknya harga pakan. Kejadian yang sama pernah terjadi pada tahun 2017, dimana peternak layer merasakan jatuhnya harga telur dipasaran sampai Rp 13.800/kg.

Bahkan sekjen Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, HM Yadi Sofyan Noor menilai kenaikan harga pakan dan anjloknya harga telur dapat distabilkan dengan solusi pembenahan tata niaga. Untuk jagung, harga di tingkat petani bervariasi antar daerah, ada sentra sentra produksinya yang ada panen harga lebih rendah, sehingga harga di luar jawa dibawah Rp 5.000/kg. 

Di beberapa daerah terjadi kelangkaan jagung, seperti yang terjadi pada para peternak di Blitar dan Kendal dan satu lokasi lain membutuhkan jagung. Dengan begitu, ini perlu mengalirkan jagung dari daerah panen ke lokasi peternak. Kemudian hal yang perlu dibenahi agar Indeks Harga Konsumen menjadi stabil yaitu dengan adanya solusi jangka menengah dan jangka panjang, agar peternak dapat menanam jagung sendiri di wilayahnya.

Hal yang perlu dilakukan yaitu dengan bermitra dengan petani jagung dan bisa menyiapkan stok untuk menjadi bahan baku secara berkelanjutan. Dengan mensosialisasikan bahwa pabrik pakan harus punya gudang yang mampu menampung stok hingga tiga bulan berikutnya.

Beberapa solusi lain juga dibuatkan, seperti halnya pembenahan tata niaga di indonesia agar ke depan supaya tidak ada lagi anomali harga dan terjaminnya stabilitas harga telur. Sehingga hasil akhirnya adalah petani jagung enak, peternak ayam untung dan konsumen telur juga nyaman.

Kemudian hal yang dapat digunakan sebagai antisipasi terjadinya surplus atau defisit yang terlalu besar pada komoditas tersebut adalah dengan melakukan perhitungan kebutuhan dan produksi sepanjang tahun. Sebab kondisi surplus dan defisit bisa mengakibatkan gejolak harga yakni menjadi terlalu tinggi di konsumen atau terlalu rendah di peternak.

Sehingga langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan seperti yang telah dikemukakan di atas perlu ditempuh oleh pemerintah untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan. Hal ini serta-merta dapat digunakan untuk memonitor dan mengkoordinasikan pertumbuhan ekonomi Indonesia agar tetap baik dan berdaya tahan. Dan inflasi yang terjadi dapat dikompresi.


Bagikan :

Tambahkan Komentar