Oleh : Zakiyatul Mukaromah
Mahasiswa STAINU Temanggung
Zaman bergerak begitu cepat diiringi pertumbuhan ilmu pengetahuan , juga
perkembangan teknologi yang semakin canggih,membuat manusia terkadang kewalahan
dalam mengikuti pergerakan global. Teknologi yang semakin canggih , mempermudah kebiasaan manusia dalam
menjalankan kegiatan sehari-hari.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini
menyisakan beberapa faktor persoalan yang perlu perhatian. Keberhasilan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi alternative manusia dalam
menyelesaikan masalah sehari-hari . Namun tak dapat kita pugkiri juga,
bahwasanya semakin pesatnya pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi canggi,
kurang mampu menumbuhkan moralitas yang mulia
Kita akui bahwa, seiring berkembannya ilmu pengetahuan
dan teknologi, membuat berbagai budaya asing masuk dan menggeser budaya kita
sendiri yaitu budaya Indonesia. beberapa budaya Indonesia bahkan diambang
kepunahan dan tidak terlihat titik keberadaanya. Perlu diketahui bahwa budaya
tidak selalu identik dengan hal-hal yang bersifat tradisional, seperti ritual
kejawen, tradisi ruin suatu daerah dan lain-lain. Seringkali ketika mendengar kata “ Budaya ”
maka dalam sekejab kita akan berfikir tentang berbagai symbol budaya dari suatu
daerah, contoh : rumah adat daerah, tarian adat, makanan tradisional hingga Bahasa
daerah.
Indonesia merupakan negara dengan pemilik Bahasa
daerah terbanyak kedua setelah Papua Nugini. Menjaga Bahasa daerah yang kini
mulai tergerus zaman ini, merupakan kewajiban kita sebagai warga negara.
sebagai contoh adalah tergerusnya Bahasa Jawa yang tergantikan dengan Bahasa
Indonesia bahkan Bahasa asing. Banyak sekali faktor yang membuat Bahasa Jawa
jarang digunakan sebagai Bahasa sehari-hari.
Mengenal Tingkatan Bahasa Jawa
Setiap Bahasa daerah memiliki keunikan tersendiri, tak
lain dengan Bahasa Jawa yang selain memiiki aksara sendiri, tentunya memiliki karisma
dan bahkan memiliki beberapa tingkatan . Bahasa Jawa popular dengan jumlah penutur terbanyak di
Indonesia , meskipun tidak selalu sama antara daerah yang satu dengan daerah
yang lain. Misalnya masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya mengenal Unggah-Ungguh yang dalam Bahasa Indonesia berarti tingkatan Bahasa
berdasarkan penggunanya. Lantas apa saja tingkatanya ? yuk simak bersama !
Bahasa Jawa Ngoko Lugu
Tingkatan pertama dalam Bahasa Jawa adalah Ngoko lugu. Bahasa Ngoko lugu biasanya digunakan ketika berkomunikasi dengan orang
yang lebih muda atau orang yang kedudukanya sejajar dengan kita. Sebagai contoh
komunikasi dengan sesame teman, dan orang tua kepada anaknya.
Masyarakat Jawa mengenal Bahasa Jawa juga menentukan
sopan atau tidaknya seseorang. Sebagai contoh , ketika seseorang berkomunikasi
dengan yang lebih tua , namun dengan menggunakan Bahasa Ngoko lugu maka akan dianggap kurang sopan.
Bahasa Jawa Ngoko Alus
Ditingkatan kedua Bahasa Jawa ada Ngoko alus. Bahasa ini setingkat lebih tinggi dengan Ngoko lugu. Bahasa
ini digunakan berkomunikasi dengan orang yang sudah akrab namun menjunjung
kesopanan. Contoh : komunikasi antar teman kerja atau sekantor.
Bahasa Jawa Krama Lugu
Tingkatan yang lebih tinggi dari Ngoko ialah Bahasa Krama. Bahasa Krama dibagi menjadi dua, yaitu Krama Lugu dan Krama Inggil . Krama Lugu merupakan
tingkatan paling dasar dari Bahasa Jawa Krama. Krama Lugu digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih
tua atau kepada orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi.
Bahasa Jawa Krama Inggil
Tak jauh berbeda dengan Krama Lugu, Krama Inggil merupakan tingkatan tertinggi dalam Bahasa Jawa.
Krama Inggil digunakan untuk berkomunikasi dengan orang
yang lebih tinggi, baik dari usia maupun kedudukanya. Bahkan beberapa masyarakat
Jawa ketika bertemu orang yang belum dikenal mereka menggunakan Bahasa Jawa Krama Inggil .
Menumbuhkan Karakter Sopan Santun
Itulah tingkatan Bahasa Jawa yang digunakan oleh
masyarakat Jawa. Antarbangsa dan antaretnis mengakibatkan Bahasa Jawa kurang
diminati kaum muda. Mata pelajaran Bahasa Jawa pun kurang diminati disbanding
Matematika, IPA, IPS bahkan Bahsa Inggris. Gencarnya serbuan beragam budaya
asing dan arus informasi yang masuk melalui beragam teknologi membuat pengguna Bahasa
Jawa semakin sedikit.
Pemakaian Bahasa gaul, Bahasa asing hingga Bahasa baru
yang bersifat kekinian juga ikut memperparah kondisi Bahasa Jawa yang semakin
lama semakin surut. Dimasa yang sama, semakin sedikitnya ajaran tentang Bahasa Jawa
yang membuat anak-anak lebih memilih menggunakan Bahasa Indonesia ketimbang
Bahsa Jawa, karena mereka diajarkan Bahasa Indonesia dari kecil.
Solusi yang dapat dilakukan untuk melestarikan Bahasa Jawa
ialah dengan pembiasaan atau habituasi penggunaan Bahasa Jawa sebagai Bahasa sehari-hari.
Saat ini, Bahasa Jawa sudah tak lagi digunakan oleh anak-anak muda, dengan
beranggapan bahwa Bahasa Jawa adalah Bahasa yang sulit, dan Bahasa yang
ketinggalan zaman.
Dengan habituasi Bahasa Jawa, kita juga dapat
meningkatkan karakter sopan santun pada anak. Rahmat (dalam Budiyono 2017 :101)
menjelaskan bahwa untuk menanamkan karakter pada anak terdapat tiga tahap,
yaitu kognitif (mengisi otak ) , Afektif ( yang berkenaan dengan perasaan ) ,
dan Psikomotorik (yang berkenaan dengan aksi). Pada tahap pertama sebagai upaya
mengajarkan Bahasa Jawa Pada anak ialah dengan mengenalkan Bahasa Jawa itu
sendiri kepada anak. mengajarinya yang semula tidak tau menjadi tahu. Maka anak
akan memperoleh pengetahuanya dan
informasi unggah-ungguh serta
manfaatnya.
Kedua ialah setelah anak mendapat pengetahuan tentang Bahasa
Jawa, maka lebih menyayangi Bahasa Jawa , dan akan berpikiran positif ,
sehingga Bahasa Jawa karma kan membentuk sikap mencintai dan nantinya akan
mendorong anak untu memperdalam penggunaan Bahasa Jawa dalam kehidupannya.
Tahap yang ketikan ialah akan muncul reaksi bertindak
untuk menggunakan Bahasa Jawa tersebut, dibantu dengan dorongan dari orang tua
atau guru untuk membiasakan berkomunikasi menggunakan Bahasa Jawa. Maka sikap
sopan santun pun akan tercermin seiring berjalanya waktu. Karakter sopan santun
akan muncul diringi dengan penggunaan Bahasa Jawa yang santun dan halus.
Habituasi Bahasa Jawa Jawa dalam kehidupan sehari-hari selain dapat membantu menjaga dan melestarikan budaya, kita juga dapat menumbuhkan karakter sopan santun pada anak. jadi sudahkan kita belajar Bahasa Jawa?
Tambahkan Komentar