Oleh Fihma Nafatul Fitri
STAINU Temanggung
Pentingnya pengembangan kreativitas sejak dini.
Pengembangan kreativitas sangat penting dikembangkan sejak usia dini karena
kreativitas sangat berpengaruh sekali dalam pengembangan aspek-aspek
perkembangan anak usia dini, apabila kreativitas anak tidak dikembangkan sejak
dini maka kemampuan kecerdasan dan kelancaran dalam berpikir anak tidak
berkembang karena untuk menciptakan suatu produk dan bakat kreativitas yang
tinggi pula. Misalnya, ketika anak diminta untuk membuat sesuatu dari
bentuk-bentuk persegi, kalau anak membuat persegi itu menjadi rumah, buku,
kotak obat atau peti maka hal ini menunjukkan kelancaran anak mengungkapkan ide
karena ide yang dihasilkan bervariasi.
Fungsi perkembangan kreativitas anak adalah untuk
mengembangkan kecerdasan dan kemampuan anak dalam mengekspresikan serta
menghasilkan sesuatu yang baru. Jika potensi yang dimilikinya di kembangkan
dengan baik maka anak akan dapat mewujudkan dan mengaktualisasikan dirinya
menjadi manusia yang sejati.
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang penting
dalam kehidupan untuk kelangsungan hidupnya. Hal ini memerlukan pengetahuan
keterampilan dan sikap sehingga manusia dapat menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan,baik lingkungan keluarga, maupun lingkungan masyrakat. Pendidikan
anak usia ini memberikan pengaruh yang sangat luar biasa terhadap perkembangan
anak karena meletakkan dasar terhadap perkembangan selanjutnya. Ketika anak
dewasa, pendidikan di usia dini akan memberikan bekas yang mendalam dan sangat
mempengaruhi sikap perilaku dan kecerdasannya. Besarnya pengaruh pendidikan di
usia dini adalah karena pembelajaran yang dilakukan melalui bermain.
Pengembangan kemampuan sains pada anak usia dini,
memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu meletakkan dasar kemampuan
dan pembentukan sumber daya manusia yang diharapkan. Kesadaran pentingnya pembekalan
sains pada anak akan semakin tinggi apabila menyadari bahwa kita hidup dalam
dunia yag dinamis, berkembang dan berubah secara terus menerus bahkan makin
menuju masa depan, semakin memerlukan sains. Anak yang sudah dibekali kemampuan
sains akan terlihat berbeda, perbedaan itu bisa kita lihat antara lain ketika
anak kurang dapat memecahkan masalah, mudah menyimpulkan sesuatu tanpa dilihat
kebenarannya, dan anak kurang memiliki inisiatif terhadap suatu persoalan yang
dihadapi.
Dalam pengembangan kemampuan sains dasar, diperlukan
pembelajaran yang melibatkan investigasi materi atau bahan alam. Dengan
demikian pembelajaran dilakukan secara langsung. Indikator yang akan digunakan
adalah anak mampu melakukan percobaan sederhana bersifat sains, melalui metode
proyek anak mampu menceritakan kembali tentang proses pertumbuhan tanaman,
proses pembuatan makanan dan minuman tertentu, mengamati dan menceritakan
gejala-gejala suatu benda atau kejadian yang terjadi pada alam sekitar. Serta
aktivitas-aktivitas sains lainnya yang sesuai dengan tema dan sub tema
pembelajaran.
Pengetahuan umu dan sains adalah salah satu lingkup
perkembangan kognitif yang ada dalam standar pendidikan anak usia dini. Sains
adalah pengetahuan yang mempelajari, menjelaskan, serta menginvestigasi fenomena
alam dengan segala aspeknya yang bersifat empiris. Sains merupakan ilmu yang
pokok bahasanya adalah alam dan segala isinya. Kegiatan dalam sains yakni
seperti memperhatikan peristiwa alam, mencari tahu apa, bagaimana dan mengapa
tentang suatu gejala alam dan hubungan kausalnya. Pada anak usia dini
pengembangan sains lebih bersifat dasar dan mengenalkan kegiatan belajar yang
menyenangkan, penyelidikan dan percobaan untuk mencari tahu kenyataan yang ada
didunia sekitar. Melalui pengenalan aktivitas sains, anak akan mengembangkan
kemampuan kognitifnya serta mendorong daya imajinasi anak.
Pengenalan konsep sederhana dalam kehidupan
sehari-hari khususnya gejala alam pada anak-anak, diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan berpikir anak. Salah satunya dengan menemukan
pengetahuan mereka sendiri melalui kegiatan yang tepat yakni melibatkan mereka
secara langsung dalam menemukan pengetahuan itu sendiri. Oleh karena itu,
diperlukan metode pembelajaran yang dapat membuat anak didik mempunyai
pengalaman belajar langsung agar lebih bermakna.
Selain untuk menambah pengetahuan anak mengenai
lingkungan, menemukan sebuah pengetahuan secara langsung dengan metode dan
pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir anak akan membuat
sebuah kegiatan lebih bermakna. Gejala alam dapat diuraikan dengan cara yang
lebih nyata tanpa harus melakukan pengamatan langsung namun anak dapat memahami
yaitu salah satunya dengan membuat model tiruannya. Melalui stimulasi yang
diberikan akan memicu rasa ingin tahu anak sehingga dapat membuat anak tertarik
untuk menyelidiki gejala alam yang terjadi disekitarnya. Salah satu kegiatan
yang dapat dilakukan adalah melalui metode eksperimen.
Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen
memberikan kesempatan anak didik untuk mengalami sendiri atau melakukan
sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis dan menarik
kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses tertentu. Metode
eksperimen dipilih sebagai metode untuk meningkatkan pengenalan konsep gejala
alam untuk anak usia dini karena kegiatan dalam metode eksperimen menggunakan
model tiruan benda asli yang akan dipelajari namun dalam skala yang lebih kecil
atau miniatur sehingga memudahkan anak untuk belajar secara langsung dan
mengetahui bagaimana sebuah fenomena itu terjadi.
Pengembangan kreativitas melalui eksperimen adalah
suatu cara anak melakukan berbagai percobaan yang dapat dilakukan anak berbagai
percobaan yang dapat dilakukan anak sesuai dengan usianya, guru sebagai
fasilitator, alat berbagai percobaan sudah dipersiapkan oleh guru. Disini anak
dapat menemukan sesuatu berdasarkan pengalamannya. Contoh perkembangan melalui
eksperimen, misalnya: membuat gunung berapi. Disini guru tinggal menyiapkan
botol cuka, satu atau dua sendok baking soda, pewarna makanan untuk menambah
semarak, kardus karton bekas kemasan makanan, botol bekas plus ember kecil.
Jadilah gunung berapi dengan letusannya yang mengeluarkan lava merah. Ini bisa
dilakukan di TK, dengan memanfaatkan barang-barang yang ada didapur anak
belajar bahwa baking soda apabila dicampur dengan cuka yang diberi pewarna akan
menghasilkan semburan laksana lava dari gunung berapi. Apabila awalnya gagal
mungkin karena cuka yang keluar hanya berupa tetesan. Setelah botolnya dibuka
lebih lebar cuka bisa dituangkan lebih banyak segera menimbulkan semburan yang
cukup tinggi. Kegagalan tersebut membuat anak belajar bahwa ketika melakukan
percobaan tidak selalu langsung berhasil. Dan harus mencoba dengan cara lain
ketika cara pertama gagal. Akhirnya kemeriahan berakhir denan ketika cukanya
sudah habis.
Dalam pengembangan kreativitas ada beberapa faktor
yang mempengaruhi yaitu faktor penghambat dan faktor pendukung. Yang pertama
faktor penghambat kreativitas adalah anak diajarkan untuk menerima apa yang
ditetapkan oleh tokoh otoriter, mematuhi aturan dan keputusan orang dewasa yang
ada di lingkungan rumahnya, kemudian ini semua akan di kembangkan di lngkungan
sekolah. Lingkungan yang sangat otoriter akan menghambat kreativitas anak.
Apabila anak tidak mendapatkan rangsangan mental yang mendukung maka kreativitas
juga tidak akan terbentuk.
Sedangkan faktor pendukung kreativitas adalah
keluarga dari anak yang kreatif cenderung menerima anak apa adanya tidak
memaksa untuk mengubahnya, merangsang rasa ingin tahu intelektualnya, dan
membantu anak untuk memilih dan menekuni sesuatu yang diminati. Rangsangan
mental dan kasih sayang juga berfungsi sebagai faktor pendukung kreativitas
anak.
Guru diharapkan agar lebih menambah pengetahuan
dalam penggunaan media dan metode yang lebih kreatif dan bervariasi agar pembelajaran
lebih menarik khususnya dalam proses pembelajaran sains.
Tambahkan Komentar