Temanggung, Hariantemanggung.com – Pondok
Pesantren Al-Mu’min Muhammadiyah Tembarak (Almatera) Temanggung menerima
kunjungan tamu dari Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten
Sorong Papua Barat. Rombonga hadir dengan menggunakan 3 armada bus dengan
jumlah peserta kurang lebih 104 orang, tiba di Ponpes Almatera pukul 16.00 WIB.
“Terharu sekali
diterima dengan suasana seperti ini,” ungkap salah satu tamu dari Papua seketika
turun dari bus.
Rombongan
berangkat tanggal 16/10 dari Papua naik kapal selama 4 hari 3 malam kemudia
sampai di Surabaya dan di jemput oleh bus menuju SMK Gondang Legi, SMA
Trensains, MI Karanganyar, SMP Muhammadiyah PK Kota Barat, SMK Sukoharjo,
Pondok Pesantren Al-Mu’min Muhammadiyah Tembarak (Almatera), kemudian ke SD Muhammadiyah
Plus Salatiga.
Muhammadiyah
berkembang di sorong sejak 1956. Di kabupaten sorong terdapat 19 sekolah
tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK dan 54 sekolah TK. Juga terdapat 2 universitas,
Universitas Muhammadiyah Sorong (UMS) dan Universitas Pendidikan Sorong
(UNIMUDA). Mengembangkan dan menjaga Muhammadiyah beserta AUMnya merupakan
amanah yang tidak boleh ditinggalkan. “Para pendahulu telah bersusah payah
membangun AUM, maka saat ini menjadi tanggung jawab kami untuk
mengembangkannya,” ungkap Ir H. Eko Tafif Mariyanto perwakilan Majelis
Dikdasmen PDM Kab. Sorong Papua Barat.
Muhammadiyah di
sorong sudah sangat baik perihal penerimaan masyarakat. Tidak hanya anak-anak
muslim saja yang dididik, namun juga anak-anak non muslim. Mereka enjoy,
nyaman, dan sudah seperti keluarga sendiri. “Hak-hak anak non muslim tetap kami
penuhi, tak ada paksaan untuk mereka, kita wujudkan NKRI yang
sebenar-benarnya,” lanjut Ir H. Eko Tafif Mariyanto dalam pidato sambutannya.
“Semoga
kunjungan ini membawa manfaat untuk Pondok Pesantren Al-Mu’min Muhammadiyah
Tembarak juga bagi Majelis Dikdasmen Sorong Papua Barat,” ungkap Mudirul Mahad Ponpes
Almatera Kyai Syamsuri Adnan.
Aprince Blesia
merupakan salah satu peserta dalam studi banding ini, Ia adalah siswi dari SMK
Muhammdiyah Aimas, Sorong. Ia memeluk agama nasrani, namun ia merasa
nyaman-nyaman saja dengan bersekolah di Muhammadiyah. “Acara ini sangat bagus,
saya sangat senang bisa tampil di muka bareng kakak semua, saya juga sangat
senang bisa foto-foto dengan kakak-kakak dan juga ustadzah,” ungkap Aprince
Blesia disela-sela penampilan dari para santri ponpes Almatera.
Kesan mendalam juga tersirat pada
santri-santri ponpes Almatera. Para santri terkesan dengan tarian-tarian asal
papua. “Meskipun, daerah Papua ini terkenal dengan agama Kristennya tetapi
orang islam disana tetap teguh pendiriannya. Bahkan mereka juga melaksanakan
sholat tepat pada waktunya layaknya mereka hidup di daerah mayoritas islam. Walaupun,
ada satu atau dua anak yang berbeda agamanya,” ungkap Zakiya Rosyida Azzahro
dan Nadiffa Althaf Vayzza. (htm44/Almatera Media).
Tambahkan Komentar