Oleh
Siti Mulyani
Banyak
yang beranggapan bahwa pendindikan itu tidak penting. Manusia tidak
berpendidikan pun masih bisa bertahan hidup. Itu jawaban dari anak – anak SMA
yang tidak melanjutkan ke bangku kuliyah.
‘’Bukan
ijazah SMA atau gelar sarjana yang menetukan kesuksesan seseorang, melainkan
keterampilan dan pengalaman kita’’Kata mereka. Melihat sejarah manusia
terdahulu , jauh sebelum teknologi berkembang manusia mampu bertahan hidup
dengan kebodohan.
Sehinggah
apakah manusia masih tetap membutuhkan pendidikan? Perbedaan pandangan
seseorang sangat terlihat antara yang telah melanjutkan pendidikannya dengan
orang yang kolot atau orang yang
beranggapan pendidikan itu tidak penting .Mereka beranggapan bahwa seorang wanita
yang pendidikanya setinggi apapun ujung-ujungnya hanya mengasuh anak-anaknya
dan mengurus rumah, mereka rasa pendidika untuk seorang wanita itu percmaf.
Semua berpegang teguh pada pendidikannya masing-masing.
Pendidikan
di Indonesia ini masih menjadi misteri bagi masyarakat di daerah terpecil.
Minimnya pendidikan dan kurangnya sosialisasi terhadap masyarkat membuat
masyarakat setempat acuh dan tidak peduli dengan pendidikan.Alhasil pendidikan
mereka tidak dikejar dan hanya ber pasrah dengan alam.
Selembar
kertas yang konon katanya ada penentu nasib, tak sempat terbesit didalam
pikiran masyarakat di pedalaman Indonesia. Jangankan selembar kertas , untuk
membuat jamban pembuangan tinja saja mereka belum kepikiran. Inilah Indonesia
di pedalaman ( perbatasan Indonesia).
Statemen
bahwa nenek moyang kita mampu bertahan hidup tanpa adanya pendidikan. Tentu
dizamannya belum ada transportasi canggih seperti sekarang, belum ada mesin
ketik seperti sekarang dan bahan kertas tulis yang kita gunakanpun belum juga
ditemukan.
Di
zaman nya belum ada semua tapi jika nenek moyang kita terus berada pada masa
kebodohan, kenapa zaman sekarang bisa
secanggih ini? Karena pada masanya pendidikan dilakukan oleh nenek moyang.
Kemauannya untuk berkembang,berfikir dan menciptakan sesuatu itu adalah pendidikan
dimasanya.
Tapi
jiaka dimasa sekarang generasi milenial tidak ingin maju bagaimana nasib bangsa
ini. Jika kita lihat negara-negara maju diluar sana yang kemajuan tehnologinya
sangat canggih, maka seharusnya kita malu dengan keadaan negara kita yang serba
tertinggal.
Jika
dilihat hasil bumi kita ini yang melimpah ruah,kita seharusnya bisa mengolahnya
sendiri. Sehingga pemasukan negara akan lebih banyak dan akan memakmurkan
rakyat. Maka dari itu mulailah kita mengembangkan SDM. SDM adalah masalah yang
paling utama untuk kemajuan negara. Kalau kita lihat di daerah pedesaan yang
jauh dari kota, masih banyak perempuan disana yang sekolahnya hanya sampai SMA bahkan ada yang
hanya sampai SMP.
Mereka
masih menurut oleh orang tuanya untuk dinikahkan. Sehingga mereka belum tahu
cara menghadapi bahtera rumah tangga alhasil ujung-ujungnya bercerai. Maka dari
itu sebelum negara kita ini hancur untuk generasi muda haus bisa menempuh
pendidikan yang setinggi-tingginya.
-Penulis adalah Mahasiswi PAI C STAINU Temanggung
Tambahkan Komentar