Oleh
Siti Muyhayhanah
Saat
ini, kaum hawa tidak bisa lepas dari jilbab, baik yang muslimah maupun
nonmuslimah. Pemakaian jilbab wajib bagi muslimah yang sudah baligh dan dilakukan
untuk menutupi aurat. Alasannya, jilbab untuk menutupi bagian kepala terkecuali
wajah. Jilbab bukan sekadar menutup kepala saja, namun rambut pun kalau bisa
jangan sampai kelihatan.
Dalam
berjilbab harus bisa menyerasikan pakaiannya. Mengapa? Karena tidak mungkin berjilbab
dengan berpakain pendek? Jika memang demikian, dilihat pun kurang layak dan
kurang menarik. Lagi pula berjilbab dengan pakian yang panjang akan lebih
sopan, baik dan enak dipandang.
Kini
jilbab sudah menjadi budaya perempuan. Ini terjadi karena berbagai macam model jilbab,
mulai yang panjang sampai pendek, dengan motif warnanya unik. Model jilbab membuat
perempuan ingin memilikinya. Bahkan mereka merelakan mengeluarkan banyak uang
untuk membelinya.
Berjilbab
hukumnya wajib, sudah dijelaskan dalam firman Allah yang terdapat dalam Alquran
surah Al-Ahzab ayat 59 yang intinya menyuruh anak istrinya untuk berjilbab.
Tidak hanya itu anjuran memakai jilbab juga ada pada lagu dari Nasida Ria yang
berjudul “Jilbab Putih”. Tidak hanya anjuran saja tetapi memiliki makna yang
mendalam, dengan memakai jilbab, muslimah inner
beauty dan pesona ketaqwaannya akan terlihat lebih memancar.
Pergeseran
Tradisi Berjilbab
Dewasa
ini pemakaian jilbab bukan hanya sekadar mematuhi aturan agama, namun juga menjadi gaya
mutakhir atau yang disebut tren. Di mana-mana ada hijabers. Padahal zaman dahulu orang yang memakai jilbab sering
dikatakan “jadul” atau tidak modis.
Memang benar dari ucapan Cak Nun yang saya dengar, Indonesia ini akan
menjadi “lautan jilbab”, yang di mana
jilbab menjadi identitas yang ditampilkan.
Bukan
hanya itu, sekarang perkembangan fashion
sangat mempengaruhi masyarakat untuk mencari popularitas, bahkan saat ini
jilbab dimiliki hanya sebagai identitas saja. Misal, dilihat dari harga-harga
jilbab yang ada di store, jilbab yang
mahal dan bagus hanya bisa dibeli oleh orang kaya, jilbab yang standar gak bagus-bagus
amat bisa dibeli oleh orang di kalangan biasa.
Banyaknya
model-model jilbab yang bervariasi, perempuan menyalahi aturan seperti halnya berniat
untuk mendapat simpati dari lawan jenisnya maupun orang yang ada di sekitarnya,
karena yang ia inginkan supaya dipuji oleh orang lain. Demikian tujuan jilbab
yang awalnya untuk menutup aurat malah diperliahatkan supaya mendapatkan pujian
dari orang lain alias menyalahgunakan jilbab.
Tren
jilbab yang kesannya biar modis, akan tetapi dadanya di perlihatkan merupakan
perbuatan yang tidak baik untuk dibicarakan. Aurat yang semestinya harus
ditutup malah terpampang nyata demi penampilan modisnya. Bukan hanya di situ, baju,
celana panjang yang tipis dan ketat juga menjadi sorotan. Sehingga pakaian
dalamnya sangat menerawang. Ini bukannya sangat mempermalukan?
Meluruskan
Pergeseran
Di
balik tren jilbab yang sangat populer dalam dunia, ada aja komentar-komentar
miring yang menyertainya. Komentar inilah yang membuat sebagian muslimah terusik
dari cibiran-cibiran tersebut. Mulai dari calon hijabers yang akan memulai dalam pemakaian jilbabnya sampai hijaber
yang sudah dari zaman dahulu.
Memang
ada beberapa muslimah yang mengenakan jilbabnya hanya birniatan untuk diperlihatkan.
Tetapi tidak semua muslimah berniat seperti itu. Di sini bukan berarti semua
wanita hijab memiliki sikap yang buruk. Manusiawi lah jika muslimah pernah
melakukan kesalahan. Bagi mereka yang beranggapan kalau berjilbab adalah
persoalan yang melenceng, hargailah! Memang pemikirannya baru sampai disitu.
Tidak
usah mencibir kehidupan orang lain, koreksilah diri sendiri apakah pantas
dianggap baik sehingga mengolok-olok orang lain yang akan belajar menjadi lebih
baik. Buang jauh-jauh beranggapan yang negatif. Biarlah mereka berjilbab sesuai
dengan kewajibannya. Soal dirinya baik maupun buruk itu urusannya dengan Tuhan
mereka. Ingatlah! Wanita berjilbab belum tentu sholihah, tetapi wanita sholihah
pasti berjibab.
Wahai
kaum wanita muslim, sayangilah dirimu dengan aurat sempurnamu. Janganlah salah
memilih dalam berjilbab. Karena kebanyakan golongan perempuan yang masuk ke
neraka karena kurang telitinya dalam segala hal yang diperbuat. Hanya sekadar
memperlihatkan auratnya demi mendapatkan kepuasan mengikuti zaman, tetapi malah
menjadi kerugian kepada dirinya di akhirat nanti.
Jika
masih ada yang ragu akan kebenarannya, lagi-lagi saya merujuk ke firman Allah
yang bersumber dari Alquran. Karena Alquran merupakan petunjuk dari kehidupan.
Seperti perintah menutup aurat yang disebutkan diatas, dan kesalahpahaman dalam
berjilbab. Bisa dilihat bahwa aurat dipandang sebagai
sesuatu yang esensial, yang tidak boleh perempuan tampakan kepada sembarang
orang, kecuali kepada mahramnya ataupun kepada golongan tertentu sebagaimana
yang dijelaskan dalam Q.S An-Nur ayat 31.
Percaya Diri
Saat
wanita memutuskan ingin berjilbab tentu saja banyak godaan-godaan dan bully-an dari lingkungan sekitar. Suuzon-suuzon
yang dilontarkan untuk meremehkan, dari yang dibilang “sok suci paling juga
dilepas lagi” dan lain sebagainya ucapan yang tidak mengenakkan hati. Berjilbab
bukan berarti tidak memiliki dosa akan tetapi untuk menghentikan perbuatan
dosa.
Bukan
masalah bagi muslimah yang akan memulai berjilbab. Berjilbab tidak harus
menunggu jadi orang baik. Tidak usah pedulikan cibiran orang untuk menjalankan
kewajiban menutup auratmu. Yang penting sudah memiliki niatan memenuhi
kewajiban untuk mendekatkan diri kepada Allah. Maka Allah lah yang akan
membalaskannya.Yang terpenting jangan mudah terhasut oleh ocehan orang, istiqomahlah dalam hijabmu dan berupayalah
akan menjadi lebih baik. Bukannya menjadi lebih baik membutuhkan proses dan
perjuangan?
-Penulis
adalah Aktivis dan Mahasiswi Temanggung
Tambahkan Komentar