Ilustrasi

Oleh: Sulistiyorini
Mahasiswa Prodi PAI STAINU Temanggung

Di musim ujian ini terjadi  maraknya siswa mengeluh kesah dengan sulitnya  dalam menghadapi Ujian Nasional. UN kali ini mengujikan soal-soal yang mengukur keterampilan berpikir kritis. dengan diujikanya soal-soal yang mengacu pada berpikir kritis ini akan menjadikan siswa lebih giat dan lebih greget lagi dalam belajar. Kebanyakan kasus yang terjadi siswa adalah siswa sebagian besar giat belajar jika akan menghadapi UN saja, padahal materi dalam UN merupan materi mengulang dari awal sekolah hingga akhir.

UN Matematika dipandang sulit oleh hampir semua siswa, padahal Matematika merupakan ilmu pasti, dan mencari jawabanya pun hanya menggunakan rumus yang sudah ada. Dari kalangan sekolah dasar hingga perkuliahanpun matematika dianggap mata pelajaran paling sulit dan menakutkan.

Sekarang banyaknya kasus anak tingkat SMK yang kesulitan dalam mengerjakan ujian matematika. Sebenarnya kasus ini terjadi akibat kurang matangnya siswa dalam menguasai rumus Matematika dan penerapanya, kebanyakan siswa belajar dengan cara kebut semalam. Hal ini akan berdampak pada saat ujian berlangsung. Pada saat UN kemarin mendapatkan respon beragam dari siswa. Sebagian mengeluh soal UN matematika yang sulit dan tidak sesuai dengan kisi-kisi. Mereka menyampaikan keluhanya lewat akun instagram resmi Kemendikbud. Bahkan salah satu akun ada yang berkomentar “untuk pertama kalinya pak saya lihat soal Matematika ketawa. Masalahnya bukan lucu, pak. Tapi saya nggak ngerti apa yang saya kerjain”.

Totok Suprayitno selaku kepala Kemendikbud menyatakan tingkat kesulitan soal Ujian Nasional tidak berubah jika dibandingkan dengan tahun lalu.  soal UN matematika untuk SMK berupa pilihan ganda dan isian singkat. Hal ini dibutuhkan ketelitian dan kejelian, karena dalam menjawab soal matematika dengan pilihan ganda dibituhkan jawaban yang pas dan jawaban harus sesuai dengan apa yang ada di pilihan.

Di era saat ini bahkan ada yang masih mengandalkan bejo- bejonan dalam mengerjakan ujian. Saking sulitnya bahkan sampai mereka mengandalkan berbagai cara, entah menghitung kacing baju, menghitung kramik dll. Memang ujian semata-mata tidak hanya mengerjakan soal lalu kelar, tetapi ujian akan berpengeruh terhadap nilai akhir yang berdampak juga pada masa depan.

Pihak Kemendikbud sudah mengenalkan  HOTS (High Order Thinkink Skills). Soal asesmen HOTS ini  valid dan mendiskripsikan kualitas soal tes. dan dalam berapa tahun terakhir ini. Menurut Totok Suprayitno selaku kepala, tantangan lain dari UN dalah mengujikan HOTS sendiri.   Asesmen dengan model HOTS ini, dilakukan dengan upaya untuk mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia dalam survey Internasional. HOTS ini mengujikan soal-soal yang yang mengukur ketrampilan berfikir kritis. Soal HOTS juga tidak hanya menuntut untuk berpikir kritis, tetapi menjadikan siswa agar maju dalam kreativitas, maju dalam komunikatif, dan maju dalam kolaboratif. HOTS ini merupakan salah satu tuntututan ketrampilan dalam pembelajaran era abad 21 yakni berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif.

Komposisi soal UN dibagi berdasarkan level kognitif, yaitu 10-15 persen  untuk penalaran atau disebut dengan HOTS, 50-60 persen untuk aplikasi, dan 25-30 persen untuk pengetahuan pemahaman.

Solusi Kesulitan UN Matematika             
Sebagai seorang siswa harusnya sadar dengan posisi yang dimilikinya. Tugas seorang seorang siswa itu belajar dan berlatih. Apalagi dalam menghadapi matematika yang perlu pemikiran terbuka serta perlunya konsentrasi penuh dalam mengerjakanya. Dengan dikenalkanya HOTS ini yang memungkinkan siswa mengukur berpikir kritis dan asesmen dengan model HOTS ini dilakukan untuk mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia dalam survey Internasional.

Cara ini akan membawa siswa tidak hanya berpikir kritis, tetapi membawa siswa  berpikir maju. Karena didalam dunia pendidikan sendiri sangat diperlukanya pengembangan skill yang cukup sebagai penunjang proses sekaligus hasil pembelajaran agar lebih sempurna karena pada dasarnya asemen HOTS mengukir keterampilan berpikir tingkat tinggi pada  siswa.

Mungkin asesmen HOTS ini akan menjadi sebuah pemicu siswa dalam menghadapi Ujian Nasional dan menghantarkan agar berpikir lebih maju lagi. Karena salah satu pemicu kemajuan otak siswa juga tergantung penerapan dalam pembelajaranya.  Ketika seorang siswa punya keinginan untuk berlatih, otak pun akan semakin terbiasa dalam menghadapi berbagai permasalahan dalam mengerjakan Ujian Nasional.

Nah mungkin dengan program ini akan sesuai dengan aktualisasi siswa dalam menghadapi UN agar lebih giat dan lebih mantap lagi dalam belajar dan tidak bosan untuk selalu berlatih agar bisa maksimal lagi dalam belajarnya.  Faktor  kebiasaan kita dalam berlatih soal-soal matematika  kita akan semakin mudah dalam mengerjakan soal.

Bagikan :

Tambahkan Komentar