Oleh: Sulistiyorini
Peresensi adalah Mahasiswi
Prodi PAI STAINU Temanggung
Pemahaman tahlilan saat ini sangat
parsial. Maka perlu dekonstruksi dan telaah ilmiah yang menjadikan masyarakat
objektif empiris dalam mendudukan serta memahami tahlilan. Dalam buku Tradisi-tradisi Islam Nusantara Perspektif
Filsafat dan Ilmu Pngetahuan
dijelaskan bahwa Tradisi-tradisi di Temanggung sangat beraneka ragam, terutama
di tengah masyarakat NU yang di penuhi dengan berbagai macam tradisi.
Beberapa ormas lain sering
membid’ahkan tradisi tahlilan padahal tradisi tahlilan sudah ada sejak dulu. Tahlil
adalah karangan para ulaman Aswaja terdahulu yang menginginkan adanya sebuah
rangkaian doa-doa terutama digunakan untuk mengirimkan doa kepada orang-orang
yang telah meninggal dunia. Samapai sekarang ormas yang masih melestarikan
tradisi tahlilan hanyalah ormas Nahdlatul Ulama. Tradisi tahlilan juga merupakan tradisi yang
dibawa oleh Walisongo dalam menyebarkan agama islam di Nusantara.
Dalam buku tradisi
tersebut dijelaskan bahwa tahlilan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah sebuah adat kebiasaan turun temurun dari nenek moyang yang sampai
sekarang masih dijalankan. Tahlilan artinya
melakukan bersama-sama doa bagi orang yang sudah meninggal dunia, semoga
diterima amalna oleh Allah SWT, yang sebelum berdoa diucapkan beberapa kalimat
tayyibah (kalimat yang baik) berwujud hamdalah, selawat, tasbih, beberapa yat
suci alquran dan tidak ketinggalan
tahlil. Yang kemudian menjadi nama dari kegiatan itu seluruhnya, menjadi tahlil
atau tahlilan.
Tradisi-tradisi
Islam Nusantara Perspektif Filsafat dan
Ilmu Pngetahuan (hal.4)
Jadi, tahlilan merupakan suatu
tradisi yang ada di dalam masyarakat sejak zaman dahulu dan sampai sekarangpun
masih di lestarikan. Selain tahlilan dilaksanakan guna untuk mengirim doa
kepada seseorang yang sudah meninggal, tahlilan juga bisa memperkokoh kearifan
lokal yang ada di masyarakat sekarang ini. Dengan diadakanya tradisi tahlilan ditengah
masyarakat pastinya akan lebih sering berkumpul untuk melaksakan tahlilan
tersebut. Nah dengan ini merupakan salah satu cara untuk menyatukan masyarakat
ditengah kesibukan sehari-hari.
Kekurangan
dan kritik
Didalam
buku ini ada beberapa materi yang kurang lengkap, diantaranya belum ada bacaan
tahlilan. Warna sampulnyapun kurang menarik sehingga sebelum membaca buku
tersebut sudah muncul rasa keraguan.
Kelebihan
dan pujian
Isi
dalam buku ini cukup menarik ada beberapa macam tradisi judulnyapun juga
sangat menarik pertemanya. Dengan memebacanya buku ini bisa menambah rasa
solidaritas sekaligus rasa persatuan dalam masyarakat karena dalam buku ini
sangat menjaga kearifan lokal yang ada di masyarakat dari dulu sampai
sekarangpun masih berjalan sesuai dengan aturan di dalam tradisi tersebut.
Dalam buku ini juga bisa menambah keimanan kita kepada Allah SWT karena tradisi
kearifan lokal tersebut berisi tentang ajaran islam yang berwawasan Ahlussunah
Waljamaaah.
Biodata
Buku
Judul buku: Tradisi-tradisi Islam Nusantara Perspektif Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
Nama Penulis : Tim PAI 1A STAINU Temanggung
Nama Penulis : Tim PAI 1A STAINU Temanggung
Nama Editor :Hamidulloh Ibda
Penerbit :Formaci
ISBN: 978-602-50566-4-2
Tahun Terbit :2019
Cetakan: Pertama, Januari 2019
Tebal:
21 x 14 cm. xii + 260 Halaman
Harga: Rp. 60.000
Tambahkan Komentar