Oleh Nurul Khasanah
Peresensi adalah Mahasiswi prodi PAI STAINU Temanggung

Perkembangan zaman tidak hanya berpengaruh pada perkembangan teknologi yang semakin maju, tetapi juga berdampak pada mulai lunturnya budaya lokal. Sehingga perlunya ditanamkan sikap mau melestarikan tradisi luhur. Selama ini pemahaman tentang tradisi nyadran hanya dipahami secara parsial. Sehingga perlunya dekonstruksi dan pemahaman ilmiah untuk menjelaskan tradisi nyadran.

Dalam buku Tradisi-tradisi Islam Nusantara Prespektif Filsafat dan Ilmu Pengetahuan dijelaskan bahwa orang Jawa selalu menghadirkan sesaji, sebagai langkah negosiasi dengan hal ghaib. Konon sesaji merupakan slametan agar dirinya terbebas dari mara bahaya. (hlm. 146).

Setiap desa memiliki keunikannya tersendiri dalam melaksanakan nyadran, dalam buku ini yang dibahas adalah budaya nyadran di Desa Morobongo dan Desa Liyangan, antara lain untuk Desa Morobongo diawali dengan membersihkan makam para leluhur yang dihadiri oleh seluruh masyarakat. Selanjutnya makan bersama di serambi masjid atau yang sering disebut masyarakat Morobongo menyebutnya dengan istilah bancaan.(hlm. 144)

Berbeda dengan tradisi yang ada di Desa Purbosari, sadranan masyarakat Purbosari khususnya Dusun Liyangan dilakukan dengan tujuan tertentu. Salah satunya tradisi di Liyangan antara lain Tuk tempurung, ritual ini dilakukan tiga bulan sebelum pelaksanaan nyadran, di awali dengan pembentukan panitia, persiapan berbagai hal yang diperlukan untuk pelakanaan ritual baik pengisi acara maupun perlengkapannya.masyarakat Liyangan memilii pantangan-pantangan yang harus dipenuhi, mereka percaya apabila tidak mengadakan nyadran Tuk Tempurung akan terjadi sesuatu yang kurang buruk bagi masyarakat setempat seperti, wabah penyakit, gagal panen, bencana, dan sebagainya.(hlm144-146)

Keadaan desa sangat mempengaruhi tradisi dan budayanya. Seperti halnya Desa Morobongo dan Desa Pubosari yang sangat jauh berbeda.(hlm. 147)
Sehingga masyarakat perlu ditanamkan cinta terhadap kebudayaan lokal. Agar kebudayaan lokal dapat lestari dan terjaga kemurniannya.

Kekurangan dan Kritik
Menurut saya, buku ini dan bacaannya sudah menarik baik untuk desain cover dan isinya tetapi dalam bacaan yang saya baca seharusnya diberikan ilustrasi gambar agar pembaca lebih tertarik membacanya.

Kelebihan dan Pujian
Menurut saya, buku ini bisa menjadi bacaan yang bermanfaat bagi masyarakat yang ingin tahu tentang kearifan tradisi lokal yang ada di Temanggung. Karena dalam buku ini banyak membahasnya walaupun tidak semuanya secara detail tetapi cukup sebagai wawasan pengetahuan.

Biodata Buku
Judul: Tradisi-tradisi Islam Nusantara Prespektif Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
Nama Penulis: TIM PAI IA STAINU Temanggung
Nama Editor: Hamidulloh Ibda, M.Pd
ISBN: 978-602-50566-4-2
Tahun Terbit    : 2019
Penerbit : Forum Muda Cendekia(Formaci)
Cetakan dan Tebal: Pertama dan 21 x 14 cm, xii +260 halaman
Harga  : Rp. 60.000,00

Bagikan :

Tambahkan Komentar