Oleh: Muhammad Khoiril Azmi
Peresensi adalah Mahasiswa PGMI STAINU Temanggung
Bukan hal yang tabu ketika kita membahas
apa itu Seks Brbas, kata tersebut hamper semua kalangan usia mengetahuinya.
Seks bebas merupakan hubungan intim sepasang manusia tanpa didasri status
pernikahan sebelumnya. Orang yang melakukan seks bebas seakan-akan tidak
memikirkan efek samping setelah melakukan hal tersebut. Selain masa depan yang
suram, seks bebas juga bisa menyebabkan penyakit kelamin yang menular dan
mematikan. Tanpa mereka ketahui perilaku seks bebas itu akan diminta
pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Bahkan anak MI/SD sekarang sudah
mengenalnya dan tidak banyak juga yang mencobanya.
Degradasi moral saat ini menurun drastis
dibandingkan tahun sebelumnya. Anak SD/MI bisa mengakses langsung video porno
di internet. Teknologi itu memang bermanfaat, asalkan kita bisa bijak dalam
mengguankannya. Orangtua juga sangat penting untuk tumbuh, kembang seorang buah
hati mereka. Tapi, nyatanya tak sedikit orangtua sekarang ini yang membiarkan
anak-anaknya bergaul secara bebas. Mungkin mereka beranggapan ketika
membebaskan anak, maka anak-anak akan mengexplore semua yang ada, sebagai
contoh free sex. Padahal free sex bisa mengganggu fisik ataupun
mentalnya. Rasa keingintahuan bisa menyebabkan anak melakukan hal yang tidak
pantas dilakukan. (hlm. 40-41)
Pendidikan seks dalam islam sejatinya
adalah sebuah entitas yang seharusnya memperoleh perhatian yang lebih, hal ini
dikarenakan permasalahan seksualitas di dalam islam mendapatkan perhatian yang
lebih. Seks tidak dipandang sebagai sesuatu yang tabu diperbincangkan, namun
sebaliknya ia merupakan sesuatu yang penting untuk dibahas bahkan diajarkan.
(hlm.42)
Stigma yang tersebar di masyarakat adalah bahwa seks itu
urusan esek-esek sehingga hanya patut dibicarakan oleh orang dewasa yang sudah
bisa berpikir mengenai “benar salah” dan bukan untuk dibicarakan ke anal-anak
yang masih polos. Padahal sesungguhnya pendidikan seks harus diberikan
sejak anak usia (hlm.43)
Maka dari itu, orangtua harusnya
memberikan perhatian lebih terhadap anaknya. Orantua jangan terlalu memikirkan
urusan pribadi sehingga anak kurang mendapat kasih saying yang maksimal.
Karena, perkembangan anak itu tergantung dengan pendidikan yang diberika
orangtuanya. Anak yang pintar tidak mungkin terlahir dari ibu yang pemalas dan
tidak mementingkan urusan anak. Tak hanya anak, orantua juga perlu diberikan
pendidikan seks agar mudah mendidik anak menjadi lebih baik dan tidak
menyimpang dari akidah yang baik. (hlm.45)
Kekurangan
/ kritik :
kalimatnya terlalu bertele-tele, yang seharusnya pembaca sudah paham tapi masib
diulang-ulang terus yang menjadikan pembaca malas membaca dengan intensif. Ada
diksi yang kurang tepat dimasukkan. Banyak kata-kata, huruf, dan tanda baca
yang hilang sehingga pembaca agak sulit memahami kalimat yang kurang tersebut.
Kelebihan
/ pujian :
Artikel ini sangat bermanfaat, karena di dalamnya dibahas tentang pendidikan
seks secara mendalam dan sangat mendasar, jadi bagus untuk semua kalangan
terutama pendidik dan orangtua.
Biodata
Buku
Judul : Problematika Anak MI/SD dan
Solusinya
Penulis : Danik Ermilasari, dkk
Editor : Hamidulloh Ibda, M.Pd
ISBN : 978-602-50566-5-9
Penerbit : Forum Muda Cendekia
(Formaci), Semarang
Tahun Terbut : 2019
Cetakan : I (Pertama)
Tebal : 21 x 14 cm, xviii + 396 halaman
Harga : Rp. 100.000
Tambahkan Komentar