Oleh Nurul Hidayah
Mahasiswi PAI 1B STAINU Temanggung
Tulisan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Umum yang diampu Hamidulloh Ibda.

Toklo merupakan salah satu makanan dari singkong yang masih ada sampai saat ini. Selain enak, cara membuat nya pun cukup praktis dan mudah. Bahan dasarnya pun mudah sekali untuk didapatkan, khususnya di daerah pedesaan. Karena memang pada dasarnya, Toklo merupakan makanan yang berasal dari pedesaan dan sering dikatakan makanannya orang desa atau bisa disebut “wong ndeso” . Namun untuk saat ini Toklo tidak hanya dikonsumsi masyarakat pedesaan saja, tetapi orang kota pun banyak yang suka.

Baca: Daftar Wisata Temanggung yang Paling Ngehits

Sejarah dari nama Toklo sendiri sangat sederhana, yakni konon katanya pada jaman dahulu, pendidikan di Indonesia masih sangat minim, khususnya di daerah pedesaan. Bukan hanya pendidikan formal masih sangat sedikit tetapi juga pendidikan agama, dikarenakan memang dalam tempat atau madrasahnya pun belum terfasilitasi, minat belajar dari masyarakat saat itu masih sangat sedikit, sehingga dari pelaku pendidikan baik guru maupun  murid jarang. Masarakat pada masa itu, kerap menjadikan singkong sebagai makanan pokok.

Entah diolah dengan cara dikukus, digoreng, dibakar, atau cara yang lain. Karena singkong memang cocok dan dapat dimasak dengan berbagai cara. Seperti makanan yang satu ini, yakni Toklo. Yaitu singkong yang diparut, kemudian diperas airnya, lalu di bentuk bulatan seperti bola, kemudian di  dalamnya diberi gula aren, lalu digoreng  hingga menunjukkan warna kecoklatan.

Jika dikaitkan dengan cerita diatas mengenai kondisi pendidikan pada zaman dulu dengan cara membuat Toklo  terkesan tidak nyambung, namun makna dari nama Toklo sendiri adalah “Bodho” atau dalam artian bahasa Indonesia adalah bodoh.  Jadi, dapat dimaknai disini, Toklo adalah makanan masyarakat yang bodoh (masyarakat pada saat itu).


Bagikan :

Tambahkan Komentar