Oleh Yumna Furoiah
Mahasiswi Prodi PGMI STAINU Temanggung
Tulisan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat Umum yang diampu Hamidulloh Ibda
Saat kita berkunjung ke suatu tempat,
pastinya yang kita cari adalah makanan khasnya dari daerah tersebut. Salah satunya kue Nopia/Endog
Bulus/Mak Copo/Bokong Cino.
Dan setiap daerah pasti memiliki makanan
khasnya dengan nama yang berbeda-beda dalam penyebutannya. Berlaku juga untuk
makanan yang satu ini, makanan tersebut sering dipanggil orang daerah
Temanggung dengan sebutan mak copo, atau bokong cino. Sedangkan Saat anda berkunjung ke Magelang orang sering
menyebutnya endog bulus, yang dalam bahasa Indonesia sendiri berarti telur kura
- kura, mungkin dikarena bentuk dan ukurannya menyerupai telur kura – kura.
Berbeda lagi, saat anda berada di
Banyumas, makanan ini lebih di kenal dengan nama nopia, yaitu merupakan sejenis
kue dengan bagian kulit yang kering dengan isian. Menurut Dharmawan (2010).
Nopia mulai diproduksi pada tahun 1880 oleh etnik Tionghoa yang tinggal di
Banyumas,. Nopia memiliki ukuran yang cukup besar, hampir sebesar kepalan
tangan. sedangkan kalau yang endog bulus ini merupakan pengembangan produk
nopia dan diberi nama mino, yang berarti mini nopia.
Endog bulus ini terdiri atas kulit dan
isian. Kulit dibuat dengan cara mencampur tepung terigu dengan air lalu diaduk
- aduk sampai menjadi adonan. Adonan itu dijadikan bulatan kecil-kecil sebesar
ibu jari tangan. Bulatan dipipihkan dengan tangan, di tengahnya diisi gula yang
sudah dihancurkan, lalu dibulatkan lagi, bulatan - bulatan tersebut kemudian di
panggang.
Ada yang unik dari pembuatan endog bulus
ini, yaitu cara pemanggannya yang menggunakan gentong, jadi tidak dipanggang
menggunakan oven. Gentong ini bentuknya mirip kayak mangkuk, diletakan di
lantai dengan posisi terbalik, bagian atasnya berlubang berlapis tanah dan
sekelilingnya ditutup anyaman bambu.
Pemanggangannyapun dengan kayu bakar
yang dibakar di dalam gentong. Setelah apinya mati, abu dan bara dikeluarkan,
jadi di panggang tanpa api, hanya di di tempelkan pada gentong yang masih
panas. Adonan endog bulus ditempelkan ke dinding bagian dalam gentong yang
panas (bersuhu sekitar 90oC), dipanggang selama kurang lebih 30
menit sampai matang, akan tetapi jangan terlalu lama dalam manggang adonannya
karena dapat meletus jika memanggangnya terlalu lama.
Tambahkan Komentar