Hariantemanggung.com - Beberapa fungsionaris Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) melakukan lawatan bisnis sepekan ini (10-17/3/2018) ke India. Dalam rangkaian lawatan tersebut, HIPMI mengunjungi Duta Besar RI untuk India, Sidharto R. Suryodiputro di New Delhi, India.
Sidharto menjamu hangat fungsionaris HIPMI itu dan berdiskusi persoalan kedua negara, India dan Indonesia. Persoalan itu mengenai demokratisasi dan dunia usaha.
“Kami berterima kasih banyak kepada Bapak Duta Besar RI Sidharto R. Suryodiputro yang telah menerima kami dengan penuh kekeluargaan. Ketika berada di luar negeri, sesama orang Indonesia semakin terasa persaudaraannya. Dan beliau berbagi cerita pengalamannya selama bertugas di India,” kata Ketua BPP HIPMI Bidang Organisasi, Anggawira di New Delhi (16-/3/2018).
Dalam pertemuan tersebut, Sidharto mengungkap keberhasilan India menuju negara demokrasi terbesar kedua di dunia. India telah mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi sebesar 7,9 % pada tahun 2015. Namun demikian disertai tingkat kemiskinan dan pengangguran yang tinggi pula.
“Indonesia pun sedang menuju negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, setelah Amerika dan India. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga cukup tinggi sebesar 5,07 di tahun 2017. Namun tetap menyisakan persoalan yang sama pula dengan India, yakni banyaknya kemiskinan dan pengangguran. Di Indonesia sudah seharusnya ada terobosan baru,” papar Anggawira.
Sedangkan dunia usaha, Sidharto mengatakan India sedang memasuki ekonomi digital. Pembangunan hotspot WiFi sampai ke desa-desa di India. Sebanyak 250.000 desa telah dilakukan pemasangan fiber optic. Dan India sudah melahirkan 8.000 startup dan angka tersebut merupakan kedua terbesar di dunia.
“Indonesia juga sekarang memasuki era digital. Kami sedang menjajaki kerjasama ekonomi digital dengan India. Ini merupakan salah satu terobosan mengatasi pengangguran di Indonesia. Selain itu, bagi Indonesia khususnya DKI Jakarta, teknologi digital kini menjadi penentu kemenangan perhelatan demokrasi seperti Pilkada,” kata Anggawira yang didampingi fungsionaris HIPMI lainnya, Muhamad Alipudin dan Anthony Leong. (htm44/hms).
Sidharto menjamu hangat fungsionaris HIPMI itu dan berdiskusi persoalan kedua negara, India dan Indonesia. Persoalan itu mengenai demokratisasi dan dunia usaha.
“Kami berterima kasih banyak kepada Bapak Duta Besar RI Sidharto R. Suryodiputro yang telah menerima kami dengan penuh kekeluargaan. Ketika berada di luar negeri, sesama orang Indonesia semakin terasa persaudaraannya. Dan beliau berbagi cerita pengalamannya selama bertugas di India,” kata Ketua BPP HIPMI Bidang Organisasi, Anggawira di New Delhi (16-/3/2018).
Dalam pertemuan tersebut, Sidharto mengungkap keberhasilan India menuju negara demokrasi terbesar kedua di dunia. India telah mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi sebesar 7,9 % pada tahun 2015. Namun demikian disertai tingkat kemiskinan dan pengangguran yang tinggi pula.
“Indonesia pun sedang menuju negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, setelah Amerika dan India. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga cukup tinggi sebesar 5,07 di tahun 2017. Namun tetap menyisakan persoalan yang sama pula dengan India, yakni banyaknya kemiskinan dan pengangguran. Di Indonesia sudah seharusnya ada terobosan baru,” papar Anggawira.
Sedangkan dunia usaha, Sidharto mengatakan India sedang memasuki ekonomi digital. Pembangunan hotspot WiFi sampai ke desa-desa di India. Sebanyak 250.000 desa telah dilakukan pemasangan fiber optic. Dan India sudah melahirkan 8.000 startup dan angka tersebut merupakan kedua terbesar di dunia.
“Indonesia juga sekarang memasuki era digital. Kami sedang menjajaki kerjasama ekonomi digital dengan India. Ini merupakan salah satu terobosan mengatasi pengangguran di Indonesia. Selain itu, bagi Indonesia khususnya DKI Jakarta, teknologi digital kini menjadi penentu kemenangan perhelatan demokrasi seperti Pilkada,” kata Anggawira yang didampingi fungsionaris HIPMI lainnya, Muhamad Alipudin dan Anthony Leong. (htm44/hms).
Tambahkan Komentar