Biron, Hariantemanggung.com - Pada Kamis 15 Maret 2018, digelar Haul Ki Ageng Purboyoso Kusumo dan pengajian Akbar yang dihadiri 500 pengunjung lebih di Dusun Biron, Desa Banaran, Kecamatan Gemawang, Kabupaten Temanggung.
Baca: Daftar Makam Wali dan Bupati Temanggung yang Jadi Wisata Religi
Setelah tahlil selesai, dilanjutkan kenduren di sepanjang jalan depan makam Ki Ageng Purboyoso Kusumo bersama warga setempat dan peziarah dari Desa Ngarianak, Kabupaten Kendal.
Jalaludin Kepala Desa Banaran menjelaskan kegiatan haul tersebut dihelat dua kali dalam setahun. "Haul diadakan setiap dua tahun sekali tepatnya Jum'at Kliwon di bulan Rajab," kata dia kepada wartawan.
Dijelaskan pula, bahwa Ki Ageng Purboyoso Kusumo dulunya berasal Ngarianak, Kecamatan Singaraja, Kabupaten Kendal. Kemudian, jasad beliau dimakamkan di Dusun Biron Temanggung karena dulunya terjadi peperangan besar.
Pihaknya berharap, dengan kenduren itu, bisa nguri-uri kabudayan jawi dan do'a tahlil para pengunjung dan warga setempat mendapat keberkahan semata.
"Jasad auliya boleh tiada, tapi jasa jasanya yang terus mengembang, terus memperkuat ukhuwah islamiyah," kata dia.
Mustafidzin, pengunjung acara tahlilan, merasa takjub dengan dengan adat masyarakat setempat ramai. mereka berebut memberikan makanan yang diberikan peziarah. Ayam, entok dan menu istimewa lainnya.
Ia bersama ratusan peziarah lain merasakan aura khas Jawa Islam yang dibalut dengan kenduran yang sangat menyatukan warga dari berbagai kalangan dan jabatan. (htm33/ulin).
Baca: Daftar Makam Wali dan Bupati Temanggung yang Jadi Wisata Religi
Setelah tahlil selesai, dilanjutkan kenduren di sepanjang jalan depan makam Ki Ageng Purboyoso Kusumo bersama warga setempat dan peziarah dari Desa Ngarianak, Kabupaten Kendal.
Jalaludin Kepala Desa Banaran menjelaskan kegiatan haul tersebut dihelat dua kali dalam setahun. "Haul diadakan setiap dua tahun sekali tepatnya Jum'at Kliwon di bulan Rajab," kata dia kepada wartawan.
Dijelaskan pula, bahwa Ki Ageng Purboyoso Kusumo dulunya berasal Ngarianak, Kecamatan Singaraja, Kabupaten Kendal. Kemudian, jasad beliau dimakamkan di Dusun Biron Temanggung karena dulunya terjadi peperangan besar.
Pihaknya berharap, dengan kenduren itu, bisa nguri-uri kabudayan jawi dan do'a tahlil para pengunjung dan warga setempat mendapat keberkahan semata.
"Jasad auliya boleh tiada, tapi jasa jasanya yang terus mengembang, terus memperkuat ukhuwah islamiyah," kata dia.
Mustafidzin, pengunjung acara tahlilan, merasa takjub dengan dengan adat masyarakat setempat ramai. mereka berebut memberikan makanan yang diberikan peziarah. Ayam, entok dan menu istimewa lainnya.
Ia bersama ratusan peziarah lain merasakan aura khas Jawa Islam yang dibalut dengan kenduran yang sangat menyatukan warga dari berbagai kalangan dan jabatan. (htm33/ulin).
Tambahkan Komentar