Oleh : Fitria Agustin Indah Yulianti

Jengkol atau yang memiliki nama ilmiah Archidendron pauciflorum merupakan salah satu tanaman khas Asia Tenggara yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kuliner Indonesia. Buah yang berbentuk pipih dan berwarna cokelat kehitaman ini memiliki karakteristik unik berupa aroma yang sangat khas dan menyengat. Meskipun sering mendapat pandangan negatif karena aromanya yang tajam, jengkol sebenarnya menyimpan berbagai manfaat kesehatan yang luar biasa dan telah menjadi bagian penting dari tradisi kuliner Nusantara selama berabad-abad.


Dari segi kandungan nutrisi, jengkol ternyata sangat kaya akan berbagai zat penting yang dibutuhkan tubuh. Setiap 100 gram jengkol segar mengandung sekitar 142 kalori, 23 gram karbohidrat, 3 gram protein, dan 0,3 gram lemak. Selain itu, jengkol juga mengandung serat yang cukup tinggi, yaitu sekitar 1,5 gram per 100 gramnya. Mineral penting seperti fosfor, kalsium, zat besi, dan natrium juga terdapat dalam jumlah yang signifikan. Tidak hanya itu, jengkol juga mengandung vitamin C, vitamin B1, dan berbagai antioksidan yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh.


Manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dari mengonsumsi jengkol cukup beragam dan mengejutkan. Kandungan serat yang tinggi dalam jengkol dapat membantu melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit. Zat besi yang terkandung di dalamnya berperan dalam pembentukan sel darah merah, sehingga dapat membantu mencegah anemia. Fosfor dan kalsium yang ada dalam jengkol bermanfaat untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi. Sementara itu, antioksidan yang terdapat dalam jengkol dapat membantu melawan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa jengkol memiliki sifat antimikroba yang dapat membantu melawan infeksi bakteri.


Dalam tradisi kuliner Indonesia, jengkol telah diolah menjadi berbagai macam hidangan yang lezat. Salah satu cara pengolahan yang paling populer adalah dengan menggorengnya bersama sambal dan bumbu rempah-rempah. Jengkol goreng dengan bumbu kacang menjadi hidangan favorit yang sering ditemukan di warung-warung makan tradisional. Selain itu, jengkol juga sering dijadikan bahan tambahan dalam masakan gulai, sayur lodeh, atau bahkan dijadikan lalapan mentah yang dimakan bersama sambal. Di beberapa daerah, jengkol bahkan diolah menjadi kerupuk atau dijadikan bahan campuran dalam pembuatan rujak.


Namun, di balik segala manfaat yang dimilikinya, Jengkol memiliki efek samping yang perlu diperhatikan. Senyawa asam jengkolat dalam jengkol dapat menyebabkan bau tidak sedap pada urine dan keringat. Pada beberapa orang, konsumsi jengkol berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada ginjal. Selain itu, aroma yang dihasilkan setelah mengonsumsi jengkol dapat bertahan cukup lama dan keluar melalui napas, keringat, dan urine, yang tentunya dapat mengganggu aktivitas sosial.


Untuk mengurangi risiko efek samping tersebut, ada beberapa cara yang dapat dilakukan saat mengonsumsi jengkol. Pertama, batasi konsumsi jengkol dalam jumlah yang wajar, tidak lebih dari 10 biji per hari. Kedua, pastikan jengkol yang dikonsumsi sudah matang dan segar, karena jengkol yang sudah tua atau busuk memiliki kadar asam djenkolic yang lebih tinggi. Ketiga, perbanyak minum air putih setelah mengonsumsi jengkol untuk membantu mengeluarkan asam djenkolic dari tubuh. Keempat, hindari mengonsumsi jengkol bersamaan dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan risiko pembentukan kristal di ginjal.


Meskipun kontroversial, jengkol tetap menjadi bagian penting dari kekayaan kuliner Indonesia yang patut dilestarikan. Dengan pemahaman yang benar tentang cara konsumsi yang aman dan manfaat yang dapat diperoleh, jengkol dapat menjadi alternatif sumber nutrisi yang baik. Kuncinya adalah mengonsumsinya dengan bijak dan tidak berlebihan. Bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit ginjal atau batu ginjal, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi jengkol. Dengan demikian, kita dapat menikmati kelezatan dan manfaat jengkol tanpa khawatir dengan efek samping yang tidak diinginkan.

Bagikan :

Tambahkan Komentar