Oleh : Masykur Azka Farkhan

Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah  INISNU Temanggung

Kecerdikan dan kepandaian sangat diperlukan dalam memanfaatkan peluang di zaman yang serba modern saat ini. Adanya kesempatan yang bagus tentu akan berakhir sia-sia jika tidak di olah sebaik mungkin. Orang-orang yang inovatif dapat menjadi garda terdepan dalam melakukan perubahan.

Temanggung merupakan sebuah kabupaten terletak di provinsi Jawa Tengah. Menurut buku Selayang Pandang Temanggung kondisi geografis kabupaten ini cukup beraneka ragam. Mulai dari dataran rendah, dataran tinggi, sampai pegunungan. Dengan beraneka ragam kondisi tersebut tidak bisa dipungkiri bahwa kabupaten ini memiliki daya tarik tersendiri. Sektor pertanian, perkebunan, industri, seni, dan sebagainya. Yang akan di bahas kali ini adalah sektor wisata yang ada di pedesaan.

Desa Wisata

Desa wisata mengacu pada sektor wisata yang dikembangkan di ranah pedesaan. Wisata di Temanggung cukup beragam. Ada yang berupa kolam renang, taman, monumen, dan lain sebagainya. Sektor wisata yang ada di desa diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi di sekitarnya salah satunya adalah pelaku UMKM. Pendapatan masyarakat di sekitar dapat meningkat tentu saja itu terjadi jika objek wisata yang ada di tempat tersebut di kunjungi oleh wisatawan.

Jika di hitung secara kuantitas, jumlah objek yang ada di Temanggug cukup banyak. Hanya saja permasalahan yang ditemukan oleh penulis adalah kurangnya pemasaran yang di dorong untuk memasarkan objek wisata yang ada, terutama objek wisata di desa. Penulis tidak mengatakan bahwa seluruh objek yang ada di Temanggung itu belum melakukan pemasaran yang baik. Namun ada yang belum, bukan seluruhnya. Sehingga tak jarang seseorang tidak tahu dengan adanya objek wisata di sekitarnya karena kurangnya pemasaran atau bisa disebut iklan.

Aspek lain yang turut andil dalam meningkatkan taraf harga jual suatu objek wisata dalam artian positif adalah akses transportasi. Bagi wisatawan yang sudah mengenal suatu objek wisata yang indah dimata mereka mungkin mereka akan tetap menuju objek tersebut walaupun akses nya sulit. Lalu bagaimana jika ada objek wisata baru dan belum di kenal khalayak umum memiliki akses yang sulit? Tentu tidak mudah dalam menarik minat wisatawan baru.

Pembangunan suatu objek wisata tentu memiliki berbagai macam persiapan. Kemudian hal yang terpenting selanjutnya adalah bagaimana mengelola objek wisata yang sudah ada agar bisa bermanfaat juga untuk masyarakat di sekitarnya. Adakalanya rencana yang sudah dibuat tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Sebagai contoh adalah tidak laris ,istilah jawanya payu, objek tersebut, minim pengelolaan pada objek wisata, lesunya UMKM di sekitar objek wisata, dan segunung permasalahan yang lain.

Lalu siapa yang harusnya berperan dalam pengembangan objek wisata di desa? Tentu saja pemerintah desa dan masyarakat sekitar. Jangan sampai kucuran dana pembangunan dan pengembangan objek wisata desa sia-sia akibat pengelolaan yang tidak ditangani dengan serius. Segala macam masalah dalam pengelolaan dapat di hadapi bersama. Jangan sampai keputusan sepihak di jatuhkan oleh perseorangan tanpa musyawarah bersama. Karena yang namanya orang hidup bermasyarakat di desa hendaknya menekankan kebijaksanaan. Pergesekan tentu dapat terjadi antara satu sama lain. Turunkan ego masing-masing demi kepentingan dan kesejahteraan bersama.

Desa Wisata Bangkit, Kesejahteraan UMKM Melejit

Pada akhirnya pengelolaan objek wisata di desa yang dilakukan dengan professional dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha dan masyarakat di sekitanya. Penulis sengaja mengangkat tema ini karena pengalaman pribadi dimana terdapat objek wisata di desa yang kurang mendapat penanganan yang serius. Tentu dalam sudut pandang penulis sendiri. Harapan selanjutnya adalah semoga desa wisata yang baru saja hendak mulai di bangun ataupun yang sudah berdiri tegak dapat mengalami kebangkitan baik itu segi pembangunan maupun pengelolaan.

 

Bagikan :

Tambahkan Komentar