Oleh M Naufal Hilmi

Mahasiswa PGMI Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung


Setiap peserta didik yang sedang ditempa dalam kegiatan pembelajaran di satuan pendidikan “sekolah atau madrasah”, pastilah mengalami adaptasi baru terhadap tempat belajar, ilmu yang akan dipelajari, hingga guru pun juga menjadi lembah adaptasi.

Kita tahu bahwasannya belakangan ini terjadi semacam dekadensi moral yang menimpa para remaja, khususnya siswa di sekolahan dasar dan menengah. Maka daripada itu, penulis yang juga seorang mahasiswa pendidikan juga mulai mengamati tentang fenomena ini untuk mengetahui sebab dan dapat memberikan solusi.

Dalam artikel Mengembalikan Marwah Nilai Karakter Pada Peserta Didik Sesuai Dengan Ajaran Agama Dan Pancasila oleh Hilal Mulki Putra. Beliau mengatakan bahwa karena adanya era baru atau yang lebih dikenal dengan era digital, dimana ilmu pengetahuan bertebaran dimana-dimana dan dapat dengan mudah didapatkan tanpa harus mendengarkan keterangan dari guru sehingga begitu mudahnya guru seakan-akan kurang dihargai, atau mungkin karena faktor pengajaran guru yang kurang menitikberatkan pada perkembangan karakter dan mungkin pula guru atau siswa yang tak pernah mengerti dan mendalami dari esensi nilai karakter bangsa. (Mata Banua, 2021)

Dari paparan Hilal Mulki Putra dapat dipahami bahwasannya beragam akibat dari dekadensi moral ini adalah kurang dihargainya guru, menganggap sepele mata pelajaran, hingga faktor guru yang terlalu mementingkan kelulusan akademis disbanding aspek sikap atau karakter peserta didik.

Akidah aklak di sekolah

Sekolah memang menjadi tempat yang menyenangkan untuk bencengkerama natara guru, siswa dan stakeholder lainnya. Jika dalam satu keluarga satuan pendidikan telah memiliki ikatan yang kuat dan visi yang sama maka akan terbangun tujuan pendidikan yang telah direncanakan.

Tujuan tersebut dapat terealisasi apabila guru dapat mengaplikasikan pembe;ajaran akidah akhlak dengan dinamis, strategis dan konstruktif. Maksudnya adalah berjalan dengan terencana, terstruktur dan diimplementasikan secara berkesinambungan di dalam dan luar kelas.

Akidah Akhlak menjadi semacam salah satu mata pelajaran didalam madrasah dalam upaya pembentukan budi pekerti “karakter” peserta didik. Biasanya materinya berasal dari kisah-kisah sejarah nabi, auliya’, hingga ulama’.

Diharapkan dengan adanya materi yang demikian dari kisah-kisah kebaikan dapat mebentuk akhlak seorang peserta didik dengan seharusnya.Hal ini sebagai upaya perbaikan moral dari segala dekadensi moral, penyimpangan perilaku, dan lain sebagainya.

Akidah akhlak dan pendidikan

Kita ketahui bahwasannya agama menjadi pegangan hidup dalam bersikap kepada Tuhannya, manusia dan alam. Ketiga aspek tersebut kita kenal dengan hablum minallah, hablum minannas, dan hablum minal alam.

Ketiganya harus berjalan bersamaan atau beriringan “tidak berat sebelah”, selain itu akidah akhlak haruslah dikorelasikan secara baik dengan fungsi dan tujuan pendidikan. Dalam UU no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dijelaskan bahwasannya “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Selain itu dalam PMA No.2 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), diketahui bahwa PPK adalah sebuah gerakan pendidikan dibawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olahraga dengan pelibatan dan kerjasama antar satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat sebagai bagian dari gerakan nasional revolusi mental.

Satuan pendidikan memegang peranan kunci dalam upaya pembentukan karakter dan budi pekerti peserta didik yang religius, cinta lingkungan, jujur, peduli dan cinta tanah air. Kesemuanya dapat diwujudkan dengan pembentukan nilai religiusitas dan nasionalisme dengan salah satunya adalah materi akidah akhlak. Selain itu, akidah akhlak juga dapat meningkatakan kepemahaman oeserta didik dalam konsep literasi, kelulusan pembelajaran dan budi pekerti.


Bagikan :

Tambahkan Komentar