Oleh Siti Sutanti
Mahasiswi PIAUD INISNU Temanggung
Pendidikan bagi anak usia dini harus mempunyai landasan yang jelas dan terarah. Landasan ini digunakan sebagi acuan atau pedoman dalam proses penyelenggaraan pendidikan dalam institusi Pendidikan formal, non formal maupun informal. Maksud dari landasan yang jelas dan terarah yaitu bahwa Pendidikan harus berprinsip pada pengokohan moral dan agama peserta didik disamping aspek bahasa, kognitif, fisik motorik, seni atau sosial emosional. Hal ini sangat diperlukan sebagai upaya dalam mengantarkan peserta didik agar dapat berpikir, bersikap dan berperilaku secara terpuji sesuai dengan ajaran agama.
Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), mengatur strategi dalam pengembangan Nilai Agama dan Moral serta Kemandirian anak sngatlah penting. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini ini sangatlah singkat dan merupakan proses yang sangat penting dalam siklus kehidupan manusia. Karena pada masa atau usia dini ini menentukan masa depan. Pertumbuhan berhubungan dengan perubahan fisik yang bersifat kuantitatif sedangkan perkembangan berhubungan dengan progresif sebagai akibat dari proses kematangan cara berpikir serta pengalaman.
Pendidikan nilai-nilai moral dan keagamaan bagi anak usia dini merupakan pondasi atau dasar yang kokoh serta sangat penting keadaannya. Apabila hal itu telah tertanam dengan baik dalam setiap insan sejak usia dini, maka itu merupakan awal yang baik bagi pendidikan anak bangsa dalam menjalani pendidikan selanjutnya. Bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai moral dan keagamaan yang tertuang dalam sila-sila pancasila.
Strategi dalam pengembangan Nilai Agama dan Moral pada anak usia dini yang pertama yaitu strategi latihan dan pembiasaan. Strategi ini efektif bagi anak usia dini, karena anak usia dini sangat tergantung kepada kegiatan yang membutuhkan pelatihan serta pembiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang. Anak usia dini akan menyimpan sesuatu yang dilakukan berulang-ulang dan menjadi sebuah kebiasaan di dalam memorinya.
Semakin sering pelatihan dan pembiasaan dilakukan maka anak usia dini akan semakin mudah dalam mengingat Nilai Agama dan Moral. Strategi yang selanjutnya yaitu dengan melakukan aktivitas atau kegiatan bermain. Aktivitas ini merupakan aktivitas yang sangat disukai oleh setiap anakyang dapat digunakan sebagai salah satu strategi dalam pengembangan Nilai Agama dan Moral anak.
Kemudian strategi yang ketiga yaitu dengan pembelajaran. Pembelajaran moral serta nilai-nilai agama tidak semata-mata sebagai suatu situasi seperti dalam kelas pendidikan formal di sekolah , tetapi pembelajaran pada anak usia dini dengan ciri utamanya dengan bermain. Strategi pembelajaran nilai agama dan moral bagi anak usia dini berbeda orientasinya antara tahapan satu dengan tahapan yang selanjutnya berdasarkan usia perkembangan anak. Anak usia 0 sampai 2 tahun pembelajaran Nilai Agama dan Moral lebih banyak berorientasi pada latihan aktivitas motorik dan pemenuhan kebutuhan anak secara proporsional.
Anak usia 2 sampai 4 tahun pembelajaran Nilai Agma dan Moral lebih diarahkan pada pembentukan rasa kemandirian anak dalam memasuki dan menghadapi lingkungan. Sementara untuk anak usia 4 sampai 6 tahun strategi pembelajaran Nilai agama dan Moral diarahkan pada pembentukan inisiatif anak untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan perilaku baik dan buruk, benar dan salah serta perbuatan terpuji dan tercela.
Kecerdasan spiritual anak usia dini dalam pengembangan Nilai Agama dan Moral dengan cara memberi contoh, melibatkan anak untuk menolong orang lain dan bercerita serial keagamaan.
Pada anak usia dini penanaman pengembangan Nilai Agama dan Moral ini sangat penting. Dengan adanya penanaman NAM ini diharapkan generasi muda di masa depan dapat terhindar dari perilaku-perilaku buruk yang bertentangan dengan Nilai Agama Dan Moral.
Tambahkan Komentar