Oleh Yuni Irawati

Mahasiswa Ekonomi Syariah INISNU Temanggung


Pada zaman dahulu sebelum adanya uang manusia menggunakan barang untuk alat tukar menukar suatu barang (barter), untuk memperoleh barang yang diinginkan baik untuk memenuhi kebutuhan atau sebagai pemuas kebutuhan. Namun seiring berkembangnya zaman yang tentunya juga sudah melalui proses yang sangat panjang terciptalah uang sebagai alat tukar menukar dalam kegiatan ekonomi dan ternyata dengan adanya uang itu semua masyarakat bisa menerimanya karena di nilai lebih mudah dan efektif dibandingkan dengan tukar menukar barang (barter).

Semua manusia pasti tahu apa itu uang, uang sendiri biasa didefinisikan sebagai suatu benda yang digunakan untuk alat tukar menukar atau sebagai alat jual beli yang menghasilkan suatu barang atau jasa, serta bisa disebut sebagai kekayaan atau aset berharga dan juga bisa digunakan untuk alat pembayaran hutang. 

Semua manusia pasti membutuhkan uang dalam keberlangsungan kehidupan yang normal didunia ini, baik itu masyarakat bawah, menengah sampai kalangan yang elite sekalipun baik itu dalam perusahaan, toko, pabrik bahkan dalam rumah tangga sekalipun semua membutuhkan uang walaupun uang bukan segalanya tetapi segalanya butuh uang apalagi di zaman yang sekarang ini yang bisa dikatakan zaman modern atau globalisasi, di zaman sekarang ini banyak kalangan yang mengunggulkan kekayaan dalam berkehidupan.

Memang soal uang tidak bisa dibuat remeh apa lagi dalam kalkulasi kehidupan setiap hari pasti akan mengalami pengeluaran bahkan pemasukan, dalam dunia keuangan dan akuntansi biasa disebut dengan debet dan kredit. Maksudnya adalah ketika ada debet berarti ada pertambahan uang dan ketika ada kredit berarti ada proses pengeluaran uang dalam transaksi.

Kita ambil dari contoh lingkup terkecil yang setiap hari kita alami yaitu lingkup dalam rumah tangga, namanya manusia pasti akan membutuhkan pemasukan untuk melengkapi dan memenuhi segala kebutuhan bahkan keinginan dan juga mengalami pengeluaran untuk keberlangsungan hidupnya. Ketika dalam rumah tangga tidak Pandai dalam mengatur soal keuangan memungkinkan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan dalam rumah tangga antara suami dan istri harus sama-sama bertanggung jawab dalam mengatur keuangan dalam rumah tangganya.

Dalam islam juga diajarkan tentang tata cara mengelola keuangan sehingga bisa menciptakan keluarga yang sakinah, mawadah warahmah, seperti yang sudah dicontohkan oleh Rosulullah Saw cara mengelola keuangan dalam rumah tangga dimulai dari memahami kebutuhan keluarga mulai dari tagihan rumah, listrik, tabungan, kesehatan, biaya sekolah dan lain sebagainya. Tentunya dalam hal tersebut harus dikelola dengan baik sesuai kebutuhan bukan malah dilebih-lebihkan.

Menurut Islam ada empat yang harus diprioritaskan dalam keuangan yaitu tabungan, utang, belanja kebutuhan rumah tangga, zakat atau sedekah. Sedangkan menurut jenis kebutuhan rumah tangga ada tiga yaitu kebutuhan primer seperti makan dan minum, kemudian ada kebutuhan sekunder dalam kebutuhan ini tidak perlu dipenuhi sebelum kebutuhan primer terpenuhi dan yang terakhir ada kebutuhan pelengkap yang berguna untuk melengkapi dari kebutuhan primer dan sekunder akan tetapi kebutuhan primer dan sekunder sendiri sudah bisa dipenuhi. 

Karena tidak jarang terjadi konflik dalam keluarga yang disebabkan oleh masalah finansial, sekarang ini banyak sekali terjadi kasus-kasus dalam rumah tangga yang salah satunya bisa disebabkan oleh kurangnya dalam me-manage ekonomi atau keuangan tersebut, bisa kita lihat di sekeliling kita banyak kasus yang disebabkan oleh hal tersebut seperti kasus kekerasan dalam rumah tangga, perceraian bahkan kasus yang sangat fatal tentang pembunuhan yang dilakukan oleh orang terdekat sekaligus walaupun bukan menjadi faktor satu-satunya namun masalah ini bisa menyebabkan hal tersebut, bahkan diindonesia sendiri.

Maka dari itu pandai-pandailah untuk mengatur keuangan dengan baik walaupun dilingkup yang terkecil. Sehingga bisa meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.

Bagikan :

Tambahkan Komentar