Oleh Ahmad Farichin

Pegiat Literasi pada Komunitas Pena Aswaja


"Kemarin menang Jo, skor akhir 4-2 Indonesia mampu menebas Singapura dan melanjutkan ke babak final", jawab Sabar ketika ditanya Bejo soal piala AFF Suzuki cup 2020. 

"Terus gimana kabar si Dia bar?", "Jangankan sampai babak perempatfinal Jo, fase grup pun aku tidak masuk kriteria", hahaha,, keduanya saling bercanda.

Memang seperti itu nasib si Sabar, urusan asmara ia disatukan dengan namanya "sabar". Meski dibilang good looking, pintar dan humoris si Sabar enggan menanggapi persoalan asmara.

"Perihal asmara itu seperti turnamen piala AFF itu Jo, sebelum menenangkan ada fase-fase yang harus dilalui". 

Untuk mendapatkan perempuan yang diharapkan, ibarat fase-fase dalam piala AFF Suzuki cup kali ini, mulai dari penyisihan grup, semifinal dan final, perempuan itu adalah pialanya sementara team-team yang ikut serta itu adalah lelakinya.

"Kita boleh berebut Jo soal siapa yang akan mendapatkan si Dia itu, tapi perempuan juga berhak untuk menolak".

"Lantas, sebagi yang juara berarti bukan segalanya? Bukan berarti yang harus memiliki perempuan itu?" Tanya si Bejo.

"Bukannya begitu Jo, mau menolak seperti apapun, perempuan telah dipilihkan sesuai dengan kadarnya. Suatu saat, perempuan akan tahu bahwa sang juara itu betul-betul orang yang pas untuk menemani dirinya". "Loh kamu kok malah menanyakan perihal asmara si Jo? Lanjut Sabar dalam ucapannya

"Aku hanya mengecek pertanyaan itu Bar, engkau saja yang terlalu mendramatisir ketika ada yang membicarakan asmara". Sebetulnya engkau benar-benar sudah pengen kan punya pasangan? 

"Tidak juga Jo, hanya saja hidup perlu dinikmati dengan membicarakan asmara, sastra dan filsafat. Sunggu nikmat hidup yang betul-betul nikmat, orang seperti itu kiranya bisa mengendalikan dari hal-hal yang pragmatis".

"Bar, kau ini kan orangnya pintar, humoris dan good looking, apa ya tidak eman-eman gantengmu itu? Hahaha". 

"Wah ini bahasa persahabatan ya Jo, kau ini sedang mengejekku atau memberikan motivasi?".

"Sudahlah Bar, penting kita kemarin menang, siap untuk mendapatkan perempuan. Tapi ya harus berjuang dulu lawan Thailand". Wkwkwk.

"Kau ini ada-ada saja Jo!" Sambil pegang kepalanya Bejo.

"Jo, kemari aku baru saja diskusi perihal perempuan bahwa betul adanya perempuan itu adalah tiang Agama, sangat mungkin lelaki yang tangguh dibaliknya ada dukungan sosok perempuan, namun juga banyak lelaki yang dibuat menangis karena perempuan. Kau kan pernah dibuat menangis juga oleh perempuan kan Jo? Gantian aku yang roasting ya Jo! Hahaha".

"Kau jangan cerita-cerita soal itu ya Bar, aku malu kalau pernah dibuat menangis oleh perempuan".

"Sudahlah Jo, tidak perlu malu apa yang pernah kita lakukan. Menangis karena perempuan itu juga wajar, namanya juga laki-laki biasa, hatinya juga Allah yang menciptakan. Berkali-kali hancur masih bisa diperbaiki lagi, meski luka tidak akan hilang bekasnya".

"Kau ini sok-sok puitis ya Bar, sok kuat juga", lirih ucapan Bejo.

"Apa kau bilang tadi Jo?", "Eh enggak bar, hari ini enak kalau nglotis, apalagi dicampur obat kuat, hehe".

"Loh kan mulai kamu Jo, pikiranmu itu Lo".

---

Ada kalanya siapapun orangnya memberikan waktu untuk berterimakasih atas segala yang telah dilakukan

---

"Prediksimu gimana besuk Jo?", "Prediksi apa Bar?". "Ya prediksi Final Indonesia vs Thailand lah, masak prediksi kamu dengan dirinya Bar!" Hehe.

"Oh soal prediksi itu, saya yakin saja Jo besuk Indonesia akan menang. Soal prediksi dengan dirinya aku pasrahkan saja pada yang Maha Kasih sayang".

Loh kan mulai lagi bahasanya***

Bagikan :

Tambahkan Komentar