Oleh Lilik Rahmawati
Penulis adalah Mahasiswi INISNU TEMANGGUNG
Pagi ini, anak-anak RA MIFTAHUL FALAH sudah riuh berebut menyuarakan cita-citanya
atau profesi yang diinginkan ketika besar nanti. “Aku ingin jadi pilot”,
kemudian ada lagi yang ingin jadi guru, dokter, polisi, tentara, arsitek dan
lainnya. Selalu, anak-anak begitu ramai dan antusias ketika membahas cita-cita.
Sepertinya sudah naluriah manusia yang senang membayangkan ataupun merencanakan
masa depan. Namun, sayang di sayang, kebanyakan profesi yang anak-anak
lontarkan adalah pekerjaan yang memakai seragam dan bergaji bulanan.
Mengenal negara Indonesia yang dikenal sebagai negara
agraris karena sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai pencaharian di
bidang pertanian atau bercocok tanam. Namun warga Indonesia yang berminat di
bidang pertanian hanya 45% di desa setempat, banyak yang berminat sebagai
pekerja kantoran. Maka dari itu anak sedini mungkin harus dikenalkan dengan
pertanian.
Mengingat anak usia dini pada anak usia 0-6 tahun merupakan
masa golden age dimana pada masa itu anak sedang mengalami masa pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat.fase ini menjadi sangat penting untuk
diperhatikan orang tua dan pendidik.Dari situlah orangtua dan pendidik dapat
membantu pertumbuhan dan perkembangan buah hati dengan mengenali kepribadian
anak.
Jarang sekali anak-anak menyuarakan cita-cita mereka
ingin menjadi pedagang atau bahasa kerennya wirausaha dan petani atau insinyur
pertanian. Entah apa yang melandasi pemikiran anak-anak sehingga yang mereka
ketahui adalah profesi berjenis memakai seragam dan bergaji bulanan.
Jangan-jangan kita sebagai orang dewasa di sekitar mereka mempunyai andil besar
terhadap pengetahuan profesi bagi anak-anak.
Memang tidak salah jawaban mereka, tapi alangkah
baiknya kita sebagai guru maupun orang tua/dewasa mengenalkan profesi-profesi
lain yang lebih bervariatif. Selayaknya, mulai dari sekarang pengenalan profesi
petani maupun profesi lainnya dilakukan melalui proses saintifik.
Anak-anak PAUD hanya mengenal petani itu membawa cangkul,
memakai caping, menggarap lahan sawah. Bila mengenalkan profesi petani melalui
proses saintifik, dimulai dengan proses mengamati apa saja yang dilakukan
petani di sawah atau ladang. Proses mengamati ini bisa melalui media audio
visual seperti menonton video, ataupun melalui buku, atau bila memungkinkan
kita pergi ke sawah/ladang agar anak langsung menghirup udara persawahan,
memegang tanah sawah, melihat langsung tanaman padi dan sosok petani.
Tahap kedua setelah mengamati apa saja yang dilakukan
petani, kemudian anak-anak dipersilakan untuk menanya tentang apa saja terkait
petani, berapa lama menanam padi/kacang/papaya, apa saja alat-alat yang
dipakainya, apa saja yang ditanamnya, dan lain-lain. Setelah itu, kita ajak
anak-anak untuk menggali informasi terkait mengumpulkan informasi tentang
petani. Misalnya, mana saja yang termasuk alat-alat yang dipakai oleh petani,
tanaman apa saja yang dikelola petani, atau hal lainnya.
Kemudian setelah proses mengumpulkan informasi, selanjutnya
adalah tahap menalar. Kita ajak anak-anak berpikir atau menalar atau
mengasosiasikan, misalnya petani yang mengelola tanaman padi, nantinya akan
menjadi beras setelah melewati proses yang panjang. Pada akhirnya beras akan
menjadi nasi sebagai makanan pokok masyarakat di Indonesia.
Setelah itu ajak anak berpikir bagaimana seandainya
petani tidak ada di negara kita? Bagaimana kita akan mendapatkan beras sebagai
makanan pokok kita? Jika membeli pada negara lain, bisakah kita membelinya
karena harga mahal? Ya, intinya ajak anak untuk mengasosiasikan tentang petani
terhadap hal-hal di sekeliling anak-anak. Hal terakhir pada proses saintifik
yaitu mengkomunikasikan apa yang telah diketahui tentang petani. Bisa dengan
mengajak presentasi anak-anak TK secara sederhana, seperti menceritakan gambar
tentang petani, menguraikan perbedaan petani dengan profesi lain, dapat pula
mengkomunikasikan dalam bentuk hasil karya membuat diorama petani dan sawah.
RA MIftahul Falah merupakan salah satu PAUD di desa
Gondosuli Bulu Temanggung, yang sebagian
wali murid di desa tersebut pencahariannya sebagai petani dimana anak sejak
dini dikenalkan dengan pertanian. Dan sebagai pendidik kita mengadakan kegiatan
Outing Class di pabrik tahu, kegiatan ini anak mengenal hasil pertanian yaitu
kedelai untuk pembuatan tahu tersebut dan agar profesi petani tidak dipandang
rendah dibandingkan profesi-profesi lainnya.
Kunjungan ke Pabrik Tahu Tempe ini merupakan kegiatan Ouying Class dimana,
siswa dikenalkan tata cara pembuatan tahu dan menjelaskan produk turunan
lainnya. Adapun puncak tema kali ini adalah tentang profesi sehingga dikenalkan
tentang salah profesi pembuatan makanan yang sangat merakyat ini.
Dengan adanya kegiatan outing class ini anak dapat
mengetahui betapa sangat bermanfaat nya hasil pertanian yang merupakan salah
satu ciri khas negara Indonesia yaitu negara agraris.dan semoga anak bisa
mengerti pentingnya menjadi petani dan tidak harus berkerja di kantoran.
Sebagai generasi penerus orang tua yang berkerja dibindang pertanian dan harus
yakin bahwa bekerja sebagai petani akan membuahkan hasil. percaya diri kunci
sebuah kesuksesan.
Ayah Bunda dan rekan guru, menarik bukan bila kita
mengimplementasikan proses saintifik tak melulu pada kegiatan sains? Semua tema
bisa diproses saintifikkan. Dan harapannya semoga anak-anak kita makin
mencintai profesi petani dan menghargai pekerjaan petani. Sehingga akan tumbuh
sikap dari hal yang kecil yaitu selalu menghabiskan makan tanpa sisa. Nasi,
singkong sagu akan selalu dihabiskan tanpa sisa sebagai bentuk penghargaan atas
hasil jerih payah pak Tani. Jaya terus Petani Indonesia!
Tambahkan Komentar