Oleh Fihma Nafatul Fitri
Mahasiswi STAINU Temanggung
Semua
negara, baik negara maju, negara berkembang maupun negara yang sedang
berkembang selalu melaksanakan pembangunan ekonomi. Khusus untuk negara yang
sedang berkembang termasuk Indonesia, tujuan pembangunan ekonomi dimaksudkan
untuk meningkatkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya sehingga setara
dengan tingkat kehidupan yang telah dicapai oleh masyarakat yang telah maju.
Namun, kenyataan menunjukkan sampai sekarang tingkat kehidupan masih ketinggalan jauh apabila dibandingkan
dengan negara-negara maju. Hal ini dikarenakan adanya berbagai permasalahan
yang dihadapi oleh negara kita adalah ketersediaan manusia-manusia unggul yang
memiliki semangat dan sikap mental kewirausahaan.
Melihat
keadaan tersebut guru PAUD harus professional dalam mengemban tugas negara
menciptakan generasi muda yang handal, pantang menyerah, kreatif dan berjiwa
kewirausahaan. Untuk itu dibutuhkan sebuah Pendidikan yang linier baik bagi
guru ataupun anak dalam mewujudkan cita-cita bumi pertiwi ini. Mencetak
generasi unggul dan “sukses hidup” di tengah persaingan global dapat dilakukan
dengan jalan menyelenggarakan Pendidikan yang memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada anak didik untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan
potensi, bakat, minat dan kesanggupannya.
Istilah
Pendidikan kewirausahaan terdiri dari istilah Pendidikan dan kewiausahaan.
Pendidikan menurut system Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sikdiknas 2003).
Agar
dapat meningkatkan kualitas guru, sebenarnya tidak cukup hanya dengan pemenuhan
kualifikasi akademik, yang dapat di buktikan dengan sertifikat pendidik saja.
Tetapi untuk menjadikan guru yang berkualitas, guru harus memiliki jiwa
kewirausahaan. Gagasan guru yang berjiwa dalam kewirausahaan itulah yang dapat
dinamakan “ Teacher Preneurship”. Pada hakikatnya kewirausahaan adalah suatu
sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat
bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain, “ Teacher Preneurship” akan
dapat memunculkan sikap mental dan jiwa seorang Guru PAUD yang selalu aktif
atau kreatif, berdaya, bercipta, berkarsa, dan bersahaja dalam berusaha untuk
meningkatkan mutu Pendidikan melalui kegiatan usahanya di sekolah.
Jadi,
menurut saya “Teacher Preneurship” itu tidak menjadikan seorang guru sebagai
pengusaha (wiraswasta), tetapi menjadikan seorang guru yang berjiwa
kewirausahaan, urgensi Teacher Preneurship adalah dapat menumbuh kembangkan
produktivitas guru dan akan dapat mnciptakan seorang guru-guru baru yang tidak
suka mempersoalkan masalah, tetapi lebih suka memecahkan suatu masalah.
Edupreneurship
memiliki pengertian yang sangat luas dan ilmu kewiraushaan dipandang untuk
mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar-pasar. Kegiatan
kewirausahaan social dapat meliputi 3 kegiatan yaitu : a. tidak bertujuan
mencari laba, b. melakukan bisnis untuk tujuan sosial, c. perpaduan dari
ketujuhan, tidak untuk mencari laba tetapi untuk mencari tujuan dalam
berwirausaha.
Guru
sebagai ujung tombak di bidang Pendidikan yang memiliki peran yang sangat urgen
dan krusial dalam merespon arus globalisasi dalam proses pembelajaran, oleh
karena itu guru harus bisa memahami dampak globalisasi yang ada pada zaman
sekarang. Demikian guru harus mempunyai standar kualitas pada pembelajaran di
kelas, maka akan bisa menghasilkan anak didik yang berkualitas.
Guru harus mampu meng “up grade” dirinya dalam hal apapun. Dalam edupreneurship, yang pada akhirnya akan menghasilkan jiwa-jiwa entrepreneur, banyak sifat-sifat yang harus dimiliki, antara lain: percaya diri, berorientasikan tugas dan hasil, pengambil resiko, kepemimpinan, keorisinilan, berorientasi ke masa depan serta jujur dan tekun. Sifat-sifat ini kalau dimiliki seorang guru, akan semakin dahsyat efeknya terhadap siswanya. Sifat yang pertama adalah, percaya diri, seorang guru wajib mempunyai sifat ini.
Sikap percaya diri disini memang tidak untuk yang berlebihan, tetapi lebih ditekankan bahwa profesi guru adalah profesi yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Dari percaya diri ini akan muncul kemandirian dalam berkarya yang dibalut dalam bingkai selalu optimis dalam melaksanakan tugas mengajar demi melahirkan generasi emas di masa yang akan datang. Sifat edupreneurship yang kedua adalah berorientasi tugas dan hasil. Sifat ini sangat tepat dimiliki oleh seorang guru. Dalam sifat ini akan tumbuh semangat selalu berusaha untuk berprestasi, mengutamakan proses yang baik untuk mencapai hasil yang maksimal, mempunyai ketekunaan dan ketabahan, ,memiliki tekad yang kuat dalam bekerja, suka bekerja keras dan energik. Yang ketiga yaitu berani mengambil resiko. Pendidik yang memiliki sifat ini akan terbiasa untuk selalu berani mencoba sesuatu yang dianggap baru meskipun di lingkungan tempat dia bekerja menganggap apa yang dilakukannya akan tidak berhasil. Guru yang entrepreneur selalu berani mengambil resiko atas apa yang dikerjakan dan diyakini akan membawa perubahan. Yang keempat kepemimpinan. Untuk sifat ini merupakan sesuatu yang wajib dimiliki seorang guru. Guru pemimpin adalah guru yang selalu menjadi tauladan dalam bersikap bagi siswa dan rekan guru yang lain.
Agar
bisa menjadi seorang guru yang berkualitas, guru harus memiliki jiwa
kewirausahaan. “Teacher Preneurship” akan dapat memunculkan sikap mental dan
jiwa seorang guru yang selalu aktif atau kreatif, berkarya, bercipta, berkarsa,
dan bersahaja dalam berusaha untuk dapat meningkatkan mutu Pendidikan melalui
kegiatan usahanya di sekolah. Seorang guru yang mempunyai sifat “Teacher
Preneurship” akan dapat menciptakan seorang guru-guru baru yang tidak suka
mempersoalkan masalah, tetapi lebih suka memecahkan suatu masalah. Seorang guru
yang mempunyai jiwa kewirausahaan mempunyai 3 kompetensi yang pertama Technical
Skill, Conceptual skill dan Human Skill.
Tambahkan Komentar