Oleh Evi Octaviana

Mahasiswa Prodi PIAUD  STAINU Temanggung 

Secara bahasa, imajinasi merupakan daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan) atau menciptakan gambar (lukisan, karangan, dan sebagainya) kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang. Imajinasi adalah proses  kognitif  yang merupakan kompleks kegiatan mental  dimana unsur-unsur dalam kegiatan mental tersebut lepas dari sensasi  indrawi. Imajinasi melibatkan sintetis yang memadukan aspek-aspek dari ingatan, kenangan atau pengalaman menjadi sebuah konstruksi mental yang berbeda dari masa lalu atau  menjadi realitas baru dimasa sekarang, atau bahkan antisipasi realitas di masa yang akan datang.

Berbicara tentang imajinasi. Sebuah diksi dengan arti yang pastinya sudah banyak orang mengerti. Tidak hanya orang remaja atau dewasa, bahkan anak kecilpun sering kali berimajinasi. Imajinasi tidak terlepas dari pikiran, Karena jika diartikan secara sederhana imajinasi adalah menggambar dalam pikiran dengan perasaan. Banyak sekali kata yang konotasinya hampir mirip dengan imajinasi, Salah satunya adalah khayalan atau ekspektasi. Imajinasi dapat berupa semua hal, ada kebahagiaan, kegembiraan, kesedihan, Dan lain sebagainya. Jika imajinasi dikaitkan dengan anak isia dini, Sebagian besar dari mereka berimajinasi tentang hal-hal Yang menggembirakan. Dengan berimajinasi ini dapat membantu perkembangan dan pertumbuhan anak yang aktif karena dapat muncul ide-ide hari yang kemudian dapat diungkapkan dengan tingkah anak-anak.

Imajinasi umumnya dianggap sebagai salah satu dari "fungsi mental yang lebih tinggi," yang sering diasosiakan juga dengan  fantasi, angan-angan, atau bentuk pemecahan masalah secara orisinal yang berbeda dari biasanya. Imajinasi umumnya sering dianggap sebagai dasar dari ekspresi artistik, dan daya kreatifitas sebagai fungsi mental yang lebih tinggi. Terkadang imajinasi yang terlalu berlebihan atau tinggi menjadikan seseorang terlihat aneh dan tidak normal.

Sedangkan imajinasi kreatif adalah pemikiran yang  melibatkan daya terstruktur bukan hanya endapan memori semata dari suatu sensasi sensorik pada pikiran. Berfantasi juga  sering dianggap sebagai kegiatan imajinasi kreatif   yang bersifat kompensasi, ringan atau fungsi pelampiasan "pelepasan ketegangan," meskipun hasil dari beberapa penelitian terbaru telah meragukan pendapat ini.

Imajinasi kreatif adalah dasar untuk berprestasi di dua alam, yakni alam seni dan ilmu pengetahuan, dan dalam hal ini para pakar telah menganalisis proses kreatif dengan harapan mampu mendorong lebih besar daya kreativitasnya melalui berbagai jenis pelatihan. Imajinasi serta pengetahuan ini akan saling berkaitan dan tidak dapat lepas antar satu dengan yang lainnya.

Pengembangan Kreatifitas melalui Pembelajaran di Sawah

Luas membentang bersekat, penuh padi dan tanaman hijau lainnya, bak laut dengan bentangan air yang seakan hilang diujung penglihatan. Sawah berbeda dengan kebun dan hutan. Sawah hanya ditanami tumbuhan-tumbuhan tertentu seperti padi, jagung, umbi, bawang merah, bawang putih, dan masih banyak lagi. Ciri khas dari tanah adalah petani dan hewan pembajak. Tak jarang seseorang mendengar kata "petani membajak", pasti langsung menangkap tentang sawah.

Sawah mudah kita jumpai di daerah-daerah yang dilalui gratis khatulistiwa dengan musim penghujan, tropis dan kemarau, di Indonesia ini sangat mudah Kita menemukan persawahan, apalagi di daerah pedesaan yang memang sebagian besar penduduknya pekerja sebagai petani atau bercocok tanam. Banyak sekali manfaat sawah, dengan adanya sawah ini makanan pokok Indonesia yang dalam hal ini adalah dari beras, nasi setidaknya tidak seluruhnya menerima atau mengimport dari luar negeri.

Bayangkan jika tidak ada sawah, pasti jumlah beras tidak sebanyak dan semurah sampai sekarang. Cara mengelola sawah agar dapat digunakan untuk bercocok tanam adalah dengan dibajak dengan hewan seperti kerbau dan sapi. Namun, tumbuhan yang ditanam disawah juga tidak cukup jika hanya ditanam saja, pastinya akan lebih maksimal apabila diberi pupuk dan pengairan secara teratur.

Tidak hanya padi, sayuran dan berbagai macam buah dapat ditanam di tanah Indonesia yang subur ini. Dengan semakin majunya tekhnologi industry saat ini, tentu pengolahan sawah sangat semakin mudah dilakukan. Apalagi, berbagai informasi tentang pertanian, perkebunan sangat mudah diakses.

Saat ini, generasi milenial hanya bisa mengetahui tentang hasil yang dapat langsung dikonsumsi ataupun digunakan. Padahal, mengetahui proses akan menjadikan anak lebih berpengetahuan dan menghargai akan proses yang dilakukan. Perlunya mengetahui proses penanaman padi kemudian menjadi beras kemudian dimakan sebaiknya dapat kita kenalkan sejak anak kecil. Agar anak mengetahui tentang bagaimana proses padi menjadi beras kemudian nasi, ataupun asal nasi yang dimakan sehari-hari.

Mengajarkan anak bercocok tanam, maupun berkebun sangat bermanfaat dan berpengaruh terhadap otak dan jiwa anak. Penelitian menunjukkan bahwa berhubungan dengan alam memiliki efek mendalam pada kesejahteraanpsikologis dengan meningkatkan emosi positif dan mengurangi stress.

Pertama kita dapat memanfaatkan halaman sekitar rumah untuk berkebun. Ajaklah anak untuk menanam bibit tanaman baru, membantu menyiram tanaman yang ada di pekarangan rumah, memupuk, hingga memetik dan mengosumsinya sendiri. Jangan takut kotor, karena hal ini memang diperlukan untuk mendidik anak. Tentu hal ini akan memberikan kepuasaan tersendiri bagi anak.

Lakukan kebiasaan ini setiap harinya. Hal ini akan mengajarkan anak pentingnya merawat, memperhatikan pertumbuhan dari tanaman yang dia rawat. Selain itu, kebiasaan ini dapat meningkatkan ide serta kreativitas anak dalam menggunakan tanaman tersebut seperti menghiasnya tanpa merusak tanaman tersebut. Tidak harus dilakukan atau turun langsung ke sawah terlebih dahulu, namun pengenalan tentang perawatan tanaman, tumbuhan kepada anak lebih diutamakan.

Jika tidak punya lahan untuk berkebun, maka bisa mengajak si kecil untuk mengunjung tempat-tempat yang masih bernuansa alami, baru kemudian kita ajak anak belajar ke sawah sambil memberi pnegenalan tentang bercocock tanam. Di sana kita dapat mengenalkan anak tentang lingkungan dengan cara sederhana. Kita dapat mengajak anak untuk menikmati alam yang ada di pedesaan. Anak dapat diajarkan untuk bercocok tanam di sawah bersama-sama atau berkebun di ladang dengan berbagai jenis tanaman yang ada di sana. Bercocok tanam ini bermanfaat untuk melatih kesabaran anak lho. Selain itu, kegiatan outdoor ini juga bisa mempererat hubungan antar teman. Tentu banyak manfaat yang akan didapatkan dari kegiatan dengan lingkungan sekitar ini. Tentunya anak juga akan lebih senang.

Cara Pengembangan Kreatifitas melalui Pembelajaran di Sawah

Tentunya, hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran kreatifitas ini adalah lingkungan sawah dengan banyak tumbuhan yang identik dengan sawah, seperti padi dan sayur mayur. Dengan bimbingan dan pengawasan anak diajak untuk mengenal bagaimana lingkungan sawah dengan benda-benda, tumbuhan dan kegiatan yang ada disekitanra. Guru juga dapat mengenalkan kepada anak, dari mana nasi yang dimakan itu berasal serta sayur mayur yang dimasak setiap harinya.

Anak mulai diajak berjalan-jalan di pinggir sawah terlebih dahulu sambal dikenalkan bagaiman keadaan dan kondisi di sekitar sawah. Kemudian, berlanjut pada tanaman yang ada pada sawah ataupun yang ditanam di sawah.. apa saja tanaman yang tumbuh serta bagaimana kegiatan para petani merawat tanamannya. Setelah pengenalan serta adaptasi dengan lingkungan, anak diajak untuk mempraktekkan cara menanam padi ataupun sayur mayur tentunya dengan bimbingan dan pengawasan.

Bagikan :

Tambahkan Komentar