Oleh Evi Octaviana

Mahasiswa Prodi PIAUD STAINU Temanggung

Anak merupakan amanah Yang Maha Kuasa yang harus dijaga, diperhatikan dan dipenuhi segala kebutuhannya sebelum mereka lepas menjadi sosok yang dewasa. Salah satu kebutuhan anak yang perlu kita perhatikan yakni secara lahiriyah serta batiniyah mereka. Lahiriyah seperti makanan, fasilitas, dan sebagainya serta batiniyah seperti kasih sayang, perhatian, pendidikan dan semua yang berhubungan dengan hati dan ketentraman, kenyamanan anak.

Anak sedari kecil membutuhkan makanan yang sehat seimbang, empat sehat lima sempurna, fasilitas seperti baju, dan rumah yang layak. Selain itu, pentingnya kasih sayang dan pendidikan harus pula diutamakan. Rumah menjadi sekolah pertama anak, dan orang tua menjadi guru pertama anak yang juga mempengaruhi sikap serta bagaimana karakter anak tersebut nantinya.

Sampai terdapat peribahasa yang menyatakan bahwa “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya” yang berarti sifat anak tidak jauh berbeda dengan ayah atapun ibunya. Hal yang menurun dari leluhurnya pasti akan ada kemiripan dengan orang tuanya. Namun, hal itu belum tentu menentukan karakter sifat anak nantinya. Terkadang, orang tua yang bicaranya halus memiliki anak yang sedikit cerewet, tentu karakter dan sifat anak juga dapat dipengaruhi dari lingkungan tempat tinggal anak juga.

Tentu tidak bisa disalahkan jika terkadang anak berbeda dengan kedua orantuanya ataupun sama, hal itu tidak bisa hanya ditentukan karena faktor keturunan. Tentu banyak hal yang dapat mempengaruhi karakter dan sifat pada anak.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karakter merupakan sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, sedangkan sifat adalah ciri khas yang ada pada sesuatu ataupun dasar watak yang bisa saja dibawa sejak lahir ataupun tidak. Jadi, menurut KBBI V (2020) memang setiap orang bahkan seorang anakpun tentu memiliki karakter dan sifat yang berbeda. Misal ada anak yang memiliki sifat ceria, adil, jujur, pemarah, cengeng dan sebagainya.

Dan tentu hal tersebut dapat dipengaruhi oleh hal sebagai berikut :

Keluarga adalah pendidikan serta lingkungan yang pertama kali anak temukan. Di keluarga, anak diajarkan tentang bagaimana sopan santun, berbicara dan pendidikan pertama lainnya yang terkadang belum tentu kita jumpai di sekolah. Pendidikan dengan penanaman karakter juga akan anak dapatkan pertama dari rumah. Misalnya saja seperti anak yang dididik dengan karakter lemah, lembut mereka dapat tumbuh kembang menjadi seseorang yang lemah lembut, terkadang karena karakter yang kurang tegas anak bisa susah untuk menentukan tujuan hidupnya.

Begitupun sebaliknya, anak dalam keluarganya dididik dengan sikap tegas akan tercetak sebagai anak yang seperti itu juga. Apalagi untuk usia dasar yang masih memang pada masa tumbuh kembang. Mereka harus dibekali dengan karakter yang terpuji agar menjadi pribadi yang dapat melewati dan menuju masa depan yang cerah. Selain itu, pengaruh pendidikan orang tua akan mempengaruhi karakter anak yang terbentuk. Walau memang tidak sepenuhnya  akan sama, namun sebagian besar pendidikan anak akan dipengaruhi oleh hal tersebut.

Selain keluarga, anak akan membentuk karakter mereka dari pendidikan sekolah yang mereka dapatkan. Teman-teman serta guru yang ada di sekolah masing-masing tentu akan mempengaruhi bagaimana sikap yang dilakukan oleh anak. Karena memang anak yang masih ingin mencari jati diri, mereka terkadang mengikuti teman-teman mereka walau belum tentu hal tersebut benar. Mereka hanya mengikuti trend tanpa memikirkan akibat yang akan mereka dapatkan.

Selanjutnya, dari keluarga, kemudian sekolah, lingkungan yang digunakan sebagai kegiatan interaksi mereka sehari-hari juga ikut andil besar dalam membentuk bagaimana anak tersebut tumbuh dan berkembang. Missal saja, apabila anak hidup pada lingkungan yang perduli pada kebersihan, mereka juga akan lebih mempedulikan kebersihan. Begitupun, sebaliknya. Begitu banyak hal yang tentu dapat mempengaruhi bagaimana karakter seorang anak. Namun, tidak menjadi sebuah ukuran dan kepastian anak tersebut akan sama dengan keluarga, sekolah ataupun lingkungan mereka.

Walau memang keluarga, sekolah, serta lingkungan berpengaruh besar, terkadang ada dari sebagian anak yang memang tumbuh karena pendidikan dari keluarga disebabkan anak tersebut memang memiliki keluarga yang tertutup dan membatasi untuk bergaul, sehingga interaksi pada sekolah dan lingkungan mereka juga dikurangi. Namun, ada juga anak yang terbentuk karakternya hanya dari sekolah, dan lingkungan tempat tinggal mereka karena terkadang anak tersebut tidak dekat dengan kedua orang tuanya karena ditinggal bekerja. Namun, hal tersebut akan menentukan bagaimana terbentuknya karakter anak nantinya.

Peran orang tua yang dilakukan untuk meningkatkan pendidikan karakter terutama pada anak usia dini dapat dilakukan dengan memberi rangsangan-rangsangan, memberikan permainan yang sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak. Karena bermain merupakan jembatan bagi anak dalam belajar.

Pendidikan karakter harus berkaitan dengan optimalisasi fungsi otak kanan. Jangan sampai orang tua mengajari anak-anaknya tentang karakter akhlak, budi pekerti, maupun kejujuran dengan menekankan pada aspek otak kiri melalui hafalan atau hanya sekedar tahu. Pada hal pembentukan karakter harus dilakukan secara sistemastis dan berkesinambungan yang melibatkan aspek knowledge, feeling, loving, dan acting.

Manusia adalah makhluk yang mudah beradaptasi. Memang akan terasa berat, namun jika hal itu dijalankan terus-menerus, maka semakin lama akan terbiasa. Dalam melakukan pola ini orang tua diharapkan tidak lupa untuk memberikan konsekuensi jika anak melanggar. Tentunya konsekuensi ini yang bersifat mendidik dan tidak merusak harga diri anak. Sebagai contoh misal: jika anak melanggar peraturan yang berlaku dalam sebuah keluarga maka orangtua menyita mainan kesukaan anak selama 2 hari.

Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini sebagai bekal penting dalam menyiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.

Pendidikan karakter adalah sebuah proses yang tidak pernah berhenti. Pemerintah boleh berganti, namun pendidikan karakter tetap harus berjalan terus. Pendidikan karakter bukanlah proyek yang ada awal dan akhirnya. Pendidikan karakter diperlukan tiap individu untuk menjadi orang yang lebih baik lagi dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Pentingnya pendidikan karakter bagi anak usia dini didasarkan oleh adanya periode kritis dalam perkembangan anak.

 

Bagikan :

Tambahkan Komentar