Ilustrasi sekolah Belanda (dok- penulis)
Oleh Riky Supratama

Mari kita lihat kembali ke masa kolonial Belanda dan kita bandingkan dengan masa sekarang khususnya di bidang pendidikan, apakah negara kita Indonesia telah terbebas dari pendidikan masa kolonial belanda atau masih dengan pendidikan masa kolonial?

Oleh karna itu mari kita lihat kembali kebelakang di masa kolonial apa yang terjadi dengan pendidikan di negara kita tercinta ini.

Pendidikan memiliki suatu keunikan, di satu sisi merupakan bagian Kebudayaan,namun di sisi lain merupakan bentuk proses pembudayaan.karena kita berbicara pendidikan kolonial maka kita harus mengetahui awal mula pendidikan kolonial Belanda di Indonesia.Sejarah pendidikan zaman pemerintah kolonial Belanda dapat dibagi Dalam tiga periode:
Periode VOC pada abad ke-17 dan ke-18
Pada zaman VOC Abad ke-17 dan ke-18, pendidikan untuk kaum ”inlanders” (penduduk tanah Jajahan ditangani oleh Nederlands Zendelingen Genootschap atau NZG), Gereja Kristen dari Belanda yang ikut dalam misi VOC. Maskapai inilah yang ikut membiayai kegiatan pendidikan, dengan demikian bukan dari pemerintah Belanda. Selain itu kebanyakan kegiatan pendidikan termasuk pendirian sekolah-sekolah baru yang dikembangkan oleh VOC pada awalnya melekat berbasis agama.Materi pelajaran lebih ditekankan pada kemampuan untuk Menulis, berhitung, dan membaca dalam bahasa Melayu yang menjadi bahasa Perdagangan sehari-hari masa itu.
Periode pemerintah Hindia-Belanda pada abad ke-19

Sedikit berbeda dengan pendidikan periode abad ke-19 atau tepatnya setelah VOC bubar pada tahun 1799, yang ditandai pendidikan di Indonesia ditangani langsung oleh Hindia Belanda.membawa perubahan di mana kebijakan pendidikan menjadi tanggungjawab pemerintah kolonial Hindia Belanda.Hingga tahun 1848 belum tampak usaha yang sungguh-sungguh dari pemerintah kolonial untuk menyediakan Sekolah bagi anak-anak pribumi. periode Politik Etis (Etische Politiek) pada awal abad ke-20 (Boone, 1996).

Sedangkan periode politik etis ditandai dengan Kemunculan artikel Een Eereschuld (Utang Kehormatan) yang dimuat dalam majalah De Gids tahun 1899 ditulis C. Th van Deventer, telah mendorong lahirnya Politik Etis atau Politik Balas Budi yang secara resmi dicanangkan oleh Ratu Belanda tahun 1901 (Leirissa, 1985: 21-23).Pada zaman pemerintah Hindia-Belanda bukan saja untuk mencerdaskan bangsa Indonesia yang sesungguhnya, melainkan juga lebih ditekankan pada upaya pemenuhan tenaga kerja yang murah tetapi terdidik khususnya untuk swasta.
Nah, kira-kira dari ketiga periode tersebut, bisakah kita mengatakan bahwa pendidikan di era revolusi industri 4.0 adalah pendidikan warisan kolonial?

Oleh karena itu, mari kita bandingkan ketiga periode tersebut dengan pendidikan di era revolusi industri 4.0, dari periode pertama bahwa pendidikan sangat melekat berbasis agama dan lebih ditekankan pelajaran membaca, menulis dan belajar bahasa melayu agar lebih mudah melakukan perdagang,dan bagaimana dengan sekarang apakah pendidikan kita sudah terlepas dari hal-hal tersebut,coba kita perhatian pendidikan sekarang masih lebih ditekankan pada pemahaman keagamaan,belajar membaca,belajar menghitung, dan belajar bahasa asing yang tak lain dan tidak bukan tujuannya menyiapkan pekerja yang terdidik dan siap terjun di perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.sedangkan periode kedua dimana pada periode tersebut pendidikan telah ditangani oleh pemerintah hindia-belanda dan sama halnya sekarang pendidikan kita juga ditangani oleh pemerintah,namun bedanya sekarang sudah ditangani oleh pemerintah indonesia.hampir tak terdapat perbedaan diantara pendidikan di zaman kolonial dengan pendidikan di era revolusi industri 4.0 ini. Sedangkan periode ketiga yaitu periode politik etis dimana orang-orang pribumi di sekolahkan dengan tujuan dijadikan pekerja di lembaga swasta pemerintahan hindia-belanda,sedangkan sekarang,pendidikan juga bertujuan memperoleh pekerja yang bekerja di lembaga pemerintahan ataupun yang lainnya.

Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa pendidikan di era revolusi industri 4.0 ini hampir sama dengan pendidikan di masa kolonial,oleh karna itu bisa kita katakan bahwa pendidikan era revolusi industri 4.0 adalah pendidikan warisan kolonial,dan bisa dikatakan bahwa kita adalah korban pendidikan kolonial.
Bagikan :

Tambahkan Komentar