Magelang, Hariantemanggung.com - Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif PWNU Jawa Tengah - UNICEF menggelar Kampanye Pendidikan Inklusi di Hotel Borobudur Indah Magelang, Ahad (9/2/2020).
Dalam kampanye itu, hadir Ketua PWNU Jawa Tengah Drs. KH. Muhamad Muzamil, Ketua LP Ma'arif PWNU Jawa Tengah R. Andi Irawan, perwakilan PCNU dan LP Ma'arif PCNU Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, Kota Salatiga, perwakilan Kemenag Magelang, dan Dinas Pendidikan Magelang.
Hadir pemateri dari UNICEF kantor Jakarta Belly Lesmana dan Kepala SLB Ma'arif NU Muntilan Sugiranto dan lebih dari 450 kepala madrasah/sekolah Ma'arif dari Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Kabupaten Temanggung, dan Kota Salatiga.
Dalam pemaparannya, Belly Lesmana menjelaskan banyak hal tentang pendidikan inklusi. Poin penting yang dicacat adalah cara berkomunikasi dan berkolaborasi dengan ABK.
"Untuk membangun pendidikan sekolah atau madrasah inklusi, sistem sekolah harus menyesuaikan anak, bukan anak yang dipaksa untuk menyesuaikan dengan sistem," lanjut dia yang didampingi Ketua LP Ma'arif PWNU Jawa Tengah R. Andi Irawan dan dimoderatori As'adul Yusro.
Pihaknya juga mengajak para guru khususnya GPK dapat membelajarkan dengan mengenal metode tepat untuk ABK di sekolah maupun madrasah inklusi.
Sedangkan Suranto menjelaskan tentang model pengelolaan SLB inklusi yang menyasar pada model pengelolaan Sekolah Luar Biasa yang fokus pada inklusi. (Htm55/Ibda).
Dalam kampanye itu, hadir Ketua PWNU Jawa Tengah Drs. KH. Muhamad Muzamil, Ketua LP Ma'arif PWNU Jawa Tengah R. Andi Irawan, perwakilan PCNU dan LP Ma'arif PCNU Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, Kota Salatiga, perwakilan Kemenag Magelang, dan Dinas Pendidikan Magelang.
Hadir pemateri dari UNICEF kantor Jakarta Belly Lesmana dan Kepala SLB Ma'arif NU Muntilan Sugiranto dan lebih dari 450 kepala madrasah/sekolah Ma'arif dari Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Kabupaten Temanggung, dan Kota Salatiga.
Dalam pemaparannya, Belly Lesmana menjelaskan banyak hal tentang pendidikan inklusi. Poin penting yang dicacat adalah cara berkomunikasi dan berkolaborasi dengan ABK.
"Untuk membangun pendidikan sekolah atau madrasah inklusi, sistem sekolah harus menyesuaikan anak, bukan anak yang dipaksa untuk menyesuaikan dengan sistem," lanjut dia yang didampingi Ketua LP Ma'arif PWNU Jawa Tengah R. Andi Irawan dan dimoderatori As'adul Yusro.
Pihaknya juga mengajak para guru khususnya GPK dapat membelajarkan dengan mengenal metode tepat untuk ABK di sekolah maupun madrasah inklusi.
Sedangkan Suranto menjelaskan tentang model pengelolaan SLB inklusi yang menyasar pada model pengelolaan Sekolah Luar Biasa yang fokus pada inklusi. (Htm55/Ibda).
Tambahkan Komentar