Semarang, Hariantemanggung.com - Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (DPD AGPAII) Kota Semarang Jawa Tengah, menggelar Workshop Penyusunan RPP 3 Komponen berbasis Android dengan menggunakan Aplikasi RPP AGPAII Digital, bertempat di Hotel Candi Indah, Sabtu, 22 Februari 2020.
Workshop ini dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Sapto Giri, SH, MM, Kepala Kantor Kemenag Kota Semarang, Drs. H. Muh. Habib, MM., Pengurus DPW AGPAII Jawa Tengah, Instruktur Nasional AGPAII, Pengawas PAI Kota Semarang dan ratusan Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) beserta pengurus FKG TK, KKG SD, MGMP SMP, SMA, SMK Se Kota Semarang.
Ketua DPD AGPAII Kota Semarang, Ahmad Fadlol, S.Ag., M.Pd.I., mengatakan, diselenggarakannya kegiatan ini salah satunya menjawab kebingungan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terbaru sesuai Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2019 tentang penyederhanaan RPP. Sehingga GPAI harus bisa menyelaraskan diri dengan kebijakan Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim terkait merdeka belajar, salah satunya tentang bagaimana menyusun RPP 3 komponen dengan baik dan benar.
Itu sebabnya, Fadlol menambahkan, dengan menggunakan aplikasi RPP AGPAII Digital, guru dengan mudah menyusun RPP sesuai dengan kebijakan Mendikbud yang terbaru.
“Ke depan aplikasi milik AGPAII ini akan dilengkapi dengan aplikasi penilaian digital, bahan ajar digital, PTK digital, modul, liblary, dan marketplace. Semua itu dalam rangka memudahkan GPAI dalam memasuki tantangan di Era Industri 4.0,” ujar Fadlol.
Workshop ini menghadirkan pembicara, yakni Pengawas PAI Kementerian Agama sekaligus Penasihat AGPAII Jawa Tengah, H. Muhammad Faojin, S.Ag.,M.Ag., Master Trainer M.Pd., Syaikudin, S.Ag.,M.S.I., Sekretaris DPW AGPAII Jateng, Hery Nugroho, M.S.I.,M.Si. dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia, Basuki Setia Nugroho
Selain GPAI dikenalkan tentang aplikasi AGPAII digital, dan praktik penyusunan RPP berbasis android dengan memasukkan nilai-nilai penguatan karakter dan moderasi beragama, GPAI juga dibekali bagaimana mengidentifikasi secara dini penyebaran informasi informasi hoax/bohong.
Satu Langkah Lebih Maju
Syaikudin, S.Ag.,M.S.I, mengatakan, bahwa RPP Digital AGPAII merupakan hal yang baru di era industry 4.0 dan itu merupakan satu langkah maju dari guru yang ada di Indonesia. Ketika di mapel lain belum ada platform digitalisasi, ternyata GPAI sudah punya AGPAII Digital.
“Dengan RPP Digital AGPAII, kita bisa kolaborasi, bisa melihat RPP teman kita, bisa membuat RPP semerdeka kita dan itu sesuai dengan semangat dari surat edaran menteri pendidikan yang memberikan keluasaan pembelajaran dengan semboyan merdeka mengajar, dengan tetap ada guide berupa aplikasi RPP Digital,” terangnya.
H. Muhammad Faojin, S.Ag.,M.Ag, dalam slide persentasinya, memaparkan bahwa pendidik adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sehingga dalam workshop ini, GPAI diharapkan dapat meningkatkan kompetensi melalui pembuatan RPP berbasis android.
Dalam penyusunan RPP, menurut sekretaris DPW AGPAII Jateng, Hery Nugroho tidak perlu mengetik di Laptop atau HP, tapi cukup dengan perintah suara di depan HP Android. Pengalaman yang sudah diterapkan dalam membuat satu RPP sekitar sepuluh menit untuk satu pertemuan. Setelah itu, guru langsung bisa ngeprint dan tinggal minta tanda tangan kepala sekolah untuk disahkan.
Terkait inovasi RPP Digital Berbasis Android AGPAII, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Semarang, Drs. H. Muh. Habib, MM., sangat mengapresiasinya. “Mudah-mudahan semua GPAI yang ada di Kota Semarang, di semua jenjang bisa menggunakan KTA AGPAII dan RPP Digital AGPAII,” tuturnya.
RPP menurutnya, rencana yang menggambarkan prosedur untuk mencapai kompetensi, yang dimiliki GPAI kemudian dilaksanakan dalam sistem pembelajaran. Sehingga pada workshop ini diharapkan dapat dimanfaatkan GPAI untuk mengantarkan peserta didik yang berkarakter, menjadi generasi bangsa yang lebih baik.
Tidak hanya itu, aplikasi ini juga bermanfaat bagi pengawas PAI dalam supervisi RPP. Apalagi selama ini jangkauan pengawas PAI dalam supervisi sangat luas. Sehingga pengawas bisa mensupervisi RPP guru binaannya di manapun berada.
Disela-sela sambutan Ketua DPD maupun Kepala Kemenag Kota Semarang, mereka berdua berharap, agar Dinas Pendidikan Kota Semarang juga ikut membantu GPAI dari segi pendanaan bagi mereka yang lolos seleksi akademik (Pretest) untuk mengikuti PPG.
Karena berdasarkan edaran resmi dari Kemenag, supaya pemerintah daerah dan stakeholders terkait ikut membantu memberikan biaya pendidikan profesi (sertifikasi) kepada GPAI dalam menjalani serangkaian proses PPG.
"Jumlah GPAI Kota Semarang yang sudah lulus pre test PPG yang menunggu kuliah PPG Tahun 2020 ada 154 GPAI terdiri dari TK: 11, SD, 114, SDLB/SLB, 1 SMP, 17, SMPLB/SLB, 1 SMA, 5, dan SMK, 5," terang fadlol yang sekaligus GPAI SMA 10 Semarang.
Fadhol menambahkan, jika mengandalkan anggaran dari Kemenag saja menurutnya tidak cukup, karena itu kami dari DPD AGPAII Kota Semarang akan selalu memperjuangkan kepentingan GPAI untuk memperoleh kesempatan mengikuti PPG dengan biaya yang terjangkau.
“Biaya untuk PPG yang dari Kementerian Agama terbatas, semoga Pak Kepala Dinas Pendidikan, bisa mengkomunikasikan kepada Pak Wali Kota, mudah-mudahan ada keajaiban, sehingga GPAI di semua jenjang di Kota Semarang dibiayai Pemerintah Kota Semarang untuk mengikuti PPG, agar kesejahtetaraan GPAI di Kota Semarang semakin baik dan layak,” tambah Habib dalam sela-sela sambutanya.
Sontak, harapan tersebut disambut tepuk tangan meriah dari para peserta yang hadir.
Mengenai workshop ini, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Jawa Tengah yang sekaligus mewakili Wali Kota Semarang, Gunawan Sapto Giri, SH, MM sangat bangga dengan kegiatan workshop ini.
“Di dunia pendidikan, kita tidak boleh ketinggalan, jangan sampai kita kalah dari anak-anak. Kedepan, suka tidak suka, yang namanya proses pembelajaran, semuanya akan berbasis informasi, teknologi dan komunikasi,” tegasnya.
Karenanya, menurut ia bahwa peningkatan keterampilan SDM pengawas dan GPAI perlu harus dilakukan.
“Saya mengapresiasi betul terhadap kegiatan ini, mudah-mudahan ini betul-betul bisa meningkatkan kompetensi dan profesionalitas GPAI dan Pengawas,” terangnya.
Kegiatan workshop ini diakhiri dengan Muscab AGPAII Tingkat Kecamatan se-Kota Semarang yang dipandu langsung oleh Ketua DPD AGPAII Kota Semarang, Ahmad Fadlol, S.Pd.I.,M.Pd.I
“Semoga dalam waktu dekat ini terbentuk kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (DPC AGPAII) di tingkat kecamatan se Kota Semarang,” tuturnya.
Yusuf Setiaji salah satu peserta workshop mengatakan, dirinya sangat senang mengikuti kegiatan Workshop ini. Kata Yusuf Setiaji, dengan mengikuti kegiatan workshop ini, saya bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman yang baru.
“Saya senang bisa ikut kegiatan ini, karena melalui kegiatan ini apa yang saya tidak tahu bisa tahu,” terang pria yang juga menjadi Ketua MGMP PAI SMA Kota Semarang. (KP99/nq).
Workshop ini dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Sapto Giri, SH, MM, Kepala Kantor Kemenag Kota Semarang, Drs. H. Muh. Habib, MM., Pengurus DPW AGPAII Jawa Tengah, Instruktur Nasional AGPAII, Pengawas PAI Kota Semarang dan ratusan Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) beserta pengurus FKG TK, KKG SD, MGMP SMP, SMA, SMK Se Kota Semarang.
Ketua DPD AGPAII Kota Semarang, Ahmad Fadlol, S.Ag., M.Pd.I., mengatakan, diselenggarakannya kegiatan ini salah satunya menjawab kebingungan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terbaru sesuai Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2019 tentang penyederhanaan RPP. Sehingga GPAI harus bisa menyelaraskan diri dengan kebijakan Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim terkait merdeka belajar, salah satunya tentang bagaimana menyusun RPP 3 komponen dengan baik dan benar.
Itu sebabnya, Fadlol menambahkan, dengan menggunakan aplikasi RPP AGPAII Digital, guru dengan mudah menyusun RPP sesuai dengan kebijakan Mendikbud yang terbaru.
“Ke depan aplikasi milik AGPAII ini akan dilengkapi dengan aplikasi penilaian digital, bahan ajar digital, PTK digital, modul, liblary, dan marketplace. Semua itu dalam rangka memudahkan GPAI dalam memasuki tantangan di Era Industri 4.0,” ujar Fadlol.
Workshop ini menghadirkan pembicara, yakni Pengawas PAI Kementerian Agama sekaligus Penasihat AGPAII Jawa Tengah, H. Muhammad Faojin, S.Ag.,M.Ag., Master Trainer M.Pd., Syaikudin, S.Ag.,M.S.I., Sekretaris DPW AGPAII Jateng, Hery Nugroho, M.S.I.,M.Si. dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia, Basuki Setia Nugroho
Selain GPAI dikenalkan tentang aplikasi AGPAII digital, dan praktik penyusunan RPP berbasis android dengan memasukkan nilai-nilai penguatan karakter dan moderasi beragama, GPAI juga dibekali bagaimana mengidentifikasi secara dini penyebaran informasi informasi hoax/bohong.
Satu Langkah Lebih Maju
Syaikudin, S.Ag.,M.S.I, mengatakan, bahwa RPP Digital AGPAII merupakan hal yang baru di era industry 4.0 dan itu merupakan satu langkah maju dari guru yang ada di Indonesia. Ketika di mapel lain belum ada platform digitalisasi, ternyata GPAI sudah punya AGPAII Digital.
“Dengan RPP Digital AGPAII, kita bisa kolaborasi, bisa melihat RPP teman kita, bisa membuat RPP semerdeka kita dan itu sesuai dengan semangat dari surat edaran menteri pendidikan yang memberikan keluasaan pembelajaran dengan semboyan merdeka mengajar, dengan tetap ada guide berupa aplikasi RPP Digital,” terangnya.
H. Muhammad Faojin, S.Ag.,M.Ag, dalam slide persentasinya, memaparkan bahwa pendidik adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sehingga dalam workshop ini, GPAI diharapkan dapat meningkatkan kompetensi melalui pembuatan RPP berbasis android.
Dalam penyusunan RPP, menurut sekretaris DPW AGPAII Jateng, Hery Nugroho tidak perlu mengetik di Laptop atau HP, tapi cukup dengan perintah suara di depan HP Android. Pengalaman yang sudah diterapkan dalam membuat satu RPP sekitar sepuluh menit untuk satu pertemuan. Setelah itu, guru langsung bisa ngeprint dan tinggal minta tanda tangan kepala sekolah untuk disahkan.
Terkait inovasi RPP Digital Berbasis Android AGPAII, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Semarang, Drs. H. Muh. Habib, MM., sangat mengapresiasinya. “Mudah-mudahan semua GPAI yang ada di Kota Semarang, di semua jenjang bisa menggunakan KTA AGPAII dan RPP Digital AGPAII,” tuturnya.
RPP menurutnya, rencana yang menggambarkan prosedur untuk mencapai kompetensi, yang dimiliki GPAI kemudian dilaksanakan dalam sistem pembelajaran. Sehingga pada workshop ini diharapkan dapat dimanfaatkan GPAI untuk mengantarkan peserta didik yang berkarakter, menjadi generasi bangsa yang lebih baik.
Tidak hanya itu, aplikasi ini juga bermanfaat bagi pengawas PAI dalam supervisi RPP. Apalagi selama ini jangkauan pengawas PAI dalam supervisi sangat luas. Sehingga pengawas bisa mensupervisi RPP guru binaannya di manapun berada.
Disela-sela sambutan Ketua DPD maupun Kepala Kemenag Kota Semarang, mereka berdua berharap, agar Dinas Pendidikan Kota Semarang juga ikut membantu GPAI dari segi pendanaan bagi mereka yang lolos seleksi akademik (Pretest) untuk mengikuti PPG.
Karena berdasarkan edaran resmi dari Kemenag, supaya pemerintah daerah dan stakeholders terkait ikut membantu memberikan biaya pendidikan profesi (sertifikasi) kepada GPAI dalam menjalani serangkaian proses PPG.
"Jumlah GPAI Kota Semarang yang sudah lulus pre test PPG yang menunggu kuliah PPG Tahun 2020 ada 154 GPAI terdiri dari TK: 11, SD, 114, SDLB/SLB, 1 SMP, 17, SMPLB/SLB, 1 SMA, 5, dan SMK, 5," terang fadlol yang sekaligus GPAI SMA 10 Semarang.
Fadhol menambahkan, jika mengandalkan anggaran dari Kemenag saja menurutnya tidak cukup, karena itu kami dari DPD AGPAII Kota Semarang akan selalu memperjuangkan kepentingan GPAI untuk memperoleh kesempatan mengikuti PPG dengan biaya yang terjangkau.
“Biaya untuk PPG yang dari Kementerian Agama terbatas, semoga Pak Kepala Dinas Pendidikan, bisa mengkomunikasikan kepada Pak Wali Kota, mudah-mudahan ada keajaiban, sehingga GPAI di semua jenjang di Kota Semarang dibiayai Pemerintah Kota Semarang untuk mengikuti PPG, agar kesejahtetaraan GPAI di Kota Semarang semakin baik dan layak,” tambah Habib dalam sela-sela sambutanya.
Sontak, harapan tersebut disambut tepuk tangan meriah dari para peserta yang hadir.
Mengenai workshop ini, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Jawa Tengah yang sekaligus mewakili Wali Kota Semarang, Gunawan Sapto Giri, SH, MM sangat bangga dengan kegiatan workshop ini.
“Di dunia pendidikan, kita tidak boleh ketinggalan, jangan sampai kita kalah dari anak-anak. Kedepan, suka tidak suka, yang namanya proses pembelajaran, semuanya akan berbasis informasi, teknologi dan komunikasi,” tegasnya.
Karenanya, menurut ia bahwa peningkatan keterampilan SDM pengawas dan GPAI perlu harus dilakukan.
“Saya mengapresiasi betul terhadap kegiatan ini, mudah-mudahan ini betul-betul bisa meningkatkan kompetensi dan profesionalitas GPAI dan Pengawas,” terangnya.
Kegiatan workshop ini diakhiri dengan Muscab AGPAII Tingkat Kecamatan se-Kota Semarang yang dipandu langsung oleh Ketua DPD AGPAII Kota Semarang, Ahmad Fadlol, S.Pd.I.,M.Pd.I
“Semoga dalam waktu dekat ini terbentuk kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (DPC AGPAII) di tingkat kecamatan se Kota Semarang,” tuturnya.
Yusuf Setiaji salah satu peserta workshop mengatakan, dirinya sangat senang mengikuti kegiatan Workshop ini. Kata Yusuf Setiaji, dengan mengikuti kegiatan workshop ini, saya bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman yang baru.
“Saya senang bisa ikut kegiatan ini, karena melalui kegiatan ini apa yang saya tidak tahu bisa tahu,” terang pria yang juga menjadi Ketua MGMP PAI SMA Kota Semarang. (KP99/nq).
Tambahkan Komentar