Oleh Lubna Handayani

Gatal-gatal adalah penyakit kulit yang umum terjadi di pondok pesantren, bahkan istilah penyakit ini dikenal dengan sebutan jarban (bahasa arab) yang artinya cobaan sedangkan dalam dunia kedokteran disebut scabies.  Umumnya orang yang tinggal dipesantren 1-4 kali bahkan ada yang selama tinggal dipesantren terserang penyakit gatal-gatal terus menerus tiada henti, bahkan ada yang tidak sama sekali.

Scabies penyakit gatal yang “wajib” diderita anak pesantren? Sepertinya sudah umum diketahui bahwa para santri yang hidup di pondok pesantren “wajib” hukumnya untuk terkena penyakit gatal yang ditandai dengan gejala kulit mruntus (berplenting,berbintil) memerah dan pastinya berasa gatal. Katanya, jika tidak menderita penyakit gatal berarti belum afdhal jadi santri.

Bahkan ada yang menganggap gatal-gatal dipondok itu pasti , dan sudah menjadi tradisi. Lebih jauh lagi ada yang menganggap penyakit gatal ini tandanya ilmu yang diajarkan oleh kyai  mulai masuk dan merupakan penyucian diri agar lebih khusyuk dan menyerapi kehidupan religius dalam pesantren.

Kenalan dengan Penyebab Penyakit Gatal
Scabies atau dikenal juga dengan nama kudis adalah penyakit kulit akibat tungau bernama sarcoptes scabiei. Serangga berkaki delapan ini berukuran sangat kecil sehingga kita tidak dapat melihatnya dengan mata telanjang.

Dari permukaan kulit, tungau masuk ke lapisan dalam kulit untuk bertelur, hidup, dan makan. Kondisi ini bisa menyebabkan kulit terasa sangat gatal di area yang terinfeksi sebagai reaksi alergi. Di malam hari rasa gatai biasanya akan meningkat. Tungau yang kecil itu bahkan bisa berada di dalam kulit sampai dua bulan.

Scabies dianggap sebagai penyakit menular yang dapat menyebar dengan cepat melalui kontak fisik yang dekat dalam keluarga, kelas sekolah, penjara dan lain-lain.

Penyakit kulit ini terdiri atas dua jenis, yaitu scabies biasa dan norwegian scabies berkrusta bisa memiliki hingga seribu tungau dikulit. Padahal orang yang terkena kudis umumnya memiliki 15 sampai 20 tungau dikulitnya.

Seberapa umumnya scabies? Scabies atau skabies adalah penyakit yang sangat umum terjadi dalam masyarakat. American Academy of Dermatology mengatakan bahwa ada jutaan orang yang terkena penyaki ini diseluruh dunia setiap tahunnya.Kudis dapat menyerang semua orang dari berbagai usia, ras, tingkat sosial, dan situasi hidupnya. Bahkan orang yang sangat menjaga kebersihannya pun bisa terrkena penyakit kulit ini.

Tanda-tanda dan gejala scabies yaitu gatal, ruam, luka, kerak tebal pada kulit antara jari tangan, sekitar kuku, ketiak, sekitar pinggang, pergelangan tangan, telapak kaki, lutut, pantat, atas tulang belikat area kulit yang ditutupi perhiasan dan masih banyak lainnya.

Penyebab penyakit gatal-gatal tersebut beraneka ragam mulai dari faktor kurang menjaga kebersihan, tempat tidur yang kurang diatur,bergantian handuk, bergantian pakaian sesama teman,bahkan sampai dengan air yang kurang bersih.penyebab itu yang sering terjadi menjumpai anak-anak santri berbeda lagi pendapat mengenai penyebab gatal-gatal tersebut.

Cara Mengatasi Scabies dengan Obat Tradisional
Oleh karena itu, masalah penyakit gatal-gatal di pondok pesantren yang menular dari teman satu ke teman yang lain harus segera di atasi. Caranya dengan melakukan sosialisasi kesehatan dan pengobatan tradisional di pondok pesantren sebagai pengabdian yang khususnya mendidik, dan memberdayakan tentang manfaat daun sirih merah yang selama ini masih jarang diketahui oleh khalayak umum termasuk para santri.

Jika mendengar kata daun sirih pasti yang terlintas dalam pikiran kita adalah daun yang sering dikunyah oleh orang tua. Kemudian apakah benar bahwa daun sirih merah bermanfaat untuk kesehatan gigi? Apalagi manfaat daun sirih lainnya untuk kesehatan  yang mungkin belum kita ketahui?

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa daun sirih merah sudah terbukti lebih efektif sebagai anti bakteri dibandingkan daun sirih yang berwarna hijau. Hal itu berdasarkan kandungan minyak atsiri yang berfungsi sebagai anti bakteri. Penelitian lain telah membuktikan bahwa ekstrak etanol daun sirih merah mampu menghambat pertumbuhan methichillin-resistant staphylococcuc aureus .

Berbagai manfaat daun sirih merah sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat indonesia. Hanya saja, sebelum memutuskan untuk menggunakan daun sirih merah, perlu dipertimbangkan bahwa sebagian manfaat tersebut masih bersifat kepercyaan secara tradisional.

Daun sirih merah mengandung berapa zat yang bermanfaat, seperti flavonoid, alkaloid, tanin, senyawa polifeolat, dan senyawa minyak atsiri. Pemanfaatan daun sirih merah yang memiliki kandungan minyak sebanyak atsiri 1-4,2 %, air, protein,lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin A,B,C, yodium, gula, anti bakteri dan pati (Evi, 2019), diharapkan mampu untuk menuntaskan masalah gatal-gatal. Harapannya dengan sosialisasi kesehatan dan obat tradisional ini akan tercipta pesantren yang sehat serta dapat memberikan kenyamanan bagi para santri.

Kelebihan daun sirih merah dengan kandungan minyak atsiri tersebut berperan sebagai anti bakteri dengan cara mengganggu proses terbentuknya membran atau dinding sel sehingga tidak terbentuk atau terbentuk tidak sempurna.

Pemanfaatan daun sirih tersebut terasa lebih mudah jikalau mempergunakan daun sirih merah yang mudah diperoleh atau bahkan dalam penanaman karena daun sirih merah dapat tumbuh subur pada daerah yang dingin, teduh, dan tidak perlu banyak terkena sinar matahari.

Kenapa sebagian masyarakat memilih obat tradisional ? karena memang obat tradisional lebih efektif dan tidak membutuhkan banyak biaya dan cara menggunakannya lebih mudah. Daun sirih merah sudah menjadi kebiasaan masyarakat untuk mengobati beberapa penyakit, terutama gatal-gatal yang dialami para santri.

- Penulis adalah Aktivis LPM GRIP, Mahasiswi STAINU Temanggung
Bagikan :

Tambahkan Komentar