Ilustrasi http://Maxmanroe.com

Oleh: Afi Maedina
Mahasiswi PAI STAINU Temanggung

Maraknya perbuatan kurang terpuji yang terjadi saat ini seperti siswa yang mengejek dan mencela temannya, bahkan ada perbuatan yang tidak baik yang dilakukan siswa kepada gurunya yang mana perbuatan tersebut bisa mencoreng dunia pendidikan karena siswa yang notabenya adalah terpelajar berbuat hal yang tidak baik dan perbuatan mereka bisa dikatakan sama dengan anak-anak yang tidak bersekolah dan tidak menutup kemungkinan anak yang tidak bersekolah memiliki perilaku yang tidak baik justru ada anak yang perilakunya baik meskipun mereka tidak bersekolah.

Dalam hal ini pendidikan moral penting dalam membentuk karakter siswa. Sebelum membentuk pendidikan moral terlebih dahulu sebaiknya siswa dididik pendidikan karakter karena dengan adanya pendidikan ini, bisa membentuk akhlak yang mulia, bermoral dan bisa bertoleransi. Dalam membentuk karakter ini sebisa mungkin tidak hanya dilihat dari satu kacamata saja misalnya bersumber dari nilai-nilai yang ada di dalam pancasila tapi juga bisa dilihat dari kacamata agama dan budaya.

Kepala Pusat Kurikulum Dan Pembelajaran Kemenndikbud, Awaluddin Tjalla menyebut mata pelajaran PPKn bersifat kognitif, kurang menegakkan moral pancasila seutuhnya kaena itu akan dilakukan penyesuaian terhadap mata pelajaran tersebut. Sekarang ini, banyak anak-anak yang ketika bersekolah tujuannya untuk mendapatkan nilai yang bagus dan sempurna tapi di sisi lain memiliki perbuatan dan karakter yang kurang baik karena yang dikejar hanya dalam bidang akademisnya saja.

Jika pendidkan moral nantinya ingin diterapkan lagi maka harus menggunakan  standar kurikulum yang baru yang sesuai dengan anak-anak milenial zaman sekarang, karena jika menggunakan kurikulum dulu anak mungkin tidak akan bisa menerimanya sebab mereka anak mengatakan zaman dulu berbeda dengan zaman sekarang dimana zaman sekarang ini semuanya serba modern dan canggih beda dengan zaman dulu yang bisa dikatakan masih tradisional dan sebagainya tapi tidak menutup kemungkinan zaman dulu itu tidak baik karena buktinya orang-orang zaman dulu pintar-pintar.

Meskipun dalam pelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan baik itu di tingkat SD, SMP bahkan SMA sudah diajarkan bagaimana sikap kita sebagai warga negara yang baik dan nilai-nilai apa saja yang terkandung di dalamnya.

Banyak nilai-nilai Pancasila yang bisa diterapkan dalam pelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan. Mulai dari sila pertama hingga sila kelima seperti pada sila pertama, harus menghormati antara pemeluk agama yang lain sebab agama di Indonesia itu tidak cuma satu agama, tetapi ada lima agama dan tidak bisa memaksa kehendak orang lain untuk memeluk agama sesuai dengan kita.

Pancasila Sudah Islami
Mengapa? Karena sesuai dengan Alquran Surat Al-kafirun ayat terakhir yaitu ayat enam yang artinya untukmu agamamu dan untukku agamaku selanjutnya. Pada sila kedua terdapat nilai kemanusiaan, bisa dengan cara membantu temannya yang lagi membutuhkan dan sebagainya. Kemudian pada sila ketiga, siswa diajarkan bekerja sama supaya bisa mencapai tujuan yang diinginkan.

Lalu pada sila keempat, anak saat ini tidak hanya sebagai pendengar saja seperti menerima semua yang diajarkan oleh gurunya tapi juga berhak menggemukakan pendapatnya karena tidak selamanya guru itu benar dan pada sila kelima siswa yang kurang mampu dan yang mampu diberlakukan dengan adil tidak boleh dibeda-bedakan.

Apabila pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan diubah menjadi pendidikan moral pancasila maka seharusnya pelajaran PPKn yang selama ini di terapkan sebisa mungkin tetap ada karena anak-anak milenial tidak akan mengetahui apa itu pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan secara mendetail sebab mereka hanya belajar tenteng pendidikan moral saja dan di lain sisi pendidikan moral juga penting untuk diterapkan kembali sebab pendidikan moral bisa membentuk karakter anak yang dulunya kurang baik bisa menjadi baik, yang baik bisa menjadi lebih baik lagi.

Dalam hal ini strategi yang biasa digunakan dalam pembelajaran di sekolah bisa juga diubah, misalnya dengan cara berdiskusi ataupun praktik langsung karena anak-anak zaman sekarang ini jika disuruh praktek lebih senang daripada diberi materi dan dengan praktek ini nantinya anak bisa di lingkungan masyarakat nantinya.

Metode pembelajarannya sebaiknya dibicarakan dengan bersama-sama supaya dalam proses pembelajarannya tidak terjadi simpang siur seperti ada yang mau cari ini, ada cara itu maka agar hal tersebut tidak terjadi maka dibicarakan bersama-sama supaya menghasilkan kesepakatan bersama.

Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan agar tetap ada meskipun moral akan ditetapkan kembali caranya yaitu dengan cara membuat jadwal pelajaran yang mana dalam jadwal tersebut terdapat pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan serta pelajaran moral tapi tidak menambah jam pembelajaran siswa karena dunia siswa tidak hanya di sekolah saja melainkan juga di keluarga dan lingkungan sekitar.

Di sisi lain, misalnya siswa SMP bahkan SMA terlebih yang rumahnya agak jauh dari sekolahannya bisa jadi mereka sampai di rumah sudah sore bahkan menjelang malam. Kemudian jika itu tidak diberi tugas siswa tersebut mungkin bisa langsung istirahat tapi jika di sekolah mendapatkan tugas yang harus dikumpulkan keesokan harinya, siswa tersebut mungkin tidak bisa langsung istirahat karena masih harus mengerjakan tugasnya jika tidak segera dikerjakan keesokan harinya masih harus mengerjakan sebelum berangkat ke sekolah.

Jika ingin pelajaran kedua-duannya masih tetap ada maka sebisa mungkin harus diminimalkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti bisa memberatkan siswa karena antara siswa yang satu dengan yang lainnya itu tingkat kepandaiannya berbeda-beda, ada siswa yang mudah menyerap pelajaran dengan cepat dan adapula yang membutuhkan waktu dalam menyerap pelajaran. Dan bagi siswa yang pandai ketika diberi tugas mungkin akan senang tetapi bagi siswa yang kurang pandai ketika diberi tugas langsung pusing karena merasa dirinya tidak bisa mengerjakannya.

Apakah masih bisa pendidikan moral disampingkan dengan pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan?

Bagikan :

Tambahkan Komentar